Bolatimes.com - Skor di Falmer Stadium menunjukkan hasil imbang 1-1, menit pertandingan segera berakhir. Memasuki detik-detik akhir pertandingan, wasit David Coote menghentikan laga. Pemain Liverpool lakukan pelanggaran kepada pemain Brighton & Hove Albion.
Tendangan bebas diambil pemain Brighton. Bola dilempar ke sudut kanan pertahanan Liverpool. Full back Ekuador, Pervis Estupinan berdiri bebas tak ada yang mengawal.
Tak mau berlama-lama dengan bola, Estupinan segera kirim bola dengan tendangan lob sebelum ruangnya ditutup James Milner.
Andrew Robertson berusaha menyundul bola. Namun lompatannya tak bisa menjangkau bola. Di belakangnya berdiri bebas pemain Jepang, Kaoru Mitoma.
Meski di depannya ada tiga pemain Liverpool, dengan tenang Mitoma mengontrol bola. Joe Gomez sempat mencoba menutup ruang tembak bagi Mitoma, namun rupanya pemain 25 tahun itu tak langsung menendang bola.
Ia terlebih dahulu mengoceh Joe Gomez, aksi Darwin Nunez untuk menutup ruang pun terlambat. Mitoma dengan tenang langsung hantamkan bola tanpa bisa dihalau Alisson.
Baca Juga: 3 Pemain Keturunan di Liga 1 yang Tak Diminati Shin Tae-yong, Berdarah Jepang hingga Brasil
Seisi Falmer Stadium pun bergemuruh. Kaoru Mitoma di menit ke-90+2 membuat Brighton berhasil jungkalkan Liverpool di Piala FA.
Sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Harvey Elliott pada menit ke-30 dan kemudian disamakan oleh Lewis Dunk sembilan menit kemudian, Liverpool harus telan pil pahit tersingkir di babak keempat Piala FA.
Nama Kaoru Mitoma pun melambung dan jadi pujaan publik Brighton & Hove Albion. Siapa Kaoru Mitoma?
Baca Juga: Profil Meru Kimura, Pemain Keturunan Jepang yang Debut bersama PSIS Semarang
Gacor Cetak juga Punya Otak Moncer
Kaoru Mitoma ialah salah satu pemain Jepang yang berkarier di kompetisi Eropa. Ia kelahiran Prefektur Oita, Kawasika, Jepang pada 20 Mei 1997.
Berlatar belakang keluarga yang suka sepak bola, Mitoma sedari kecil sudah jatuh cinta pada sepak bola. Ia mengaku sang kakak yang jadi inspirasi.
Baca Juga: Profil Meru Kimura, Pemain Keturunan Jepang yang Catatkan Debut Bersama PSIS Semarang
"Di keluarga saya, tidak hanya kakak laki-laki saya tapi semuanya suka olahraga. Ayah saya suka dengan atletik, ibu saya bermain voli. Kakak saya bermain sepak bola sebagai hobi," ucap Mitoma seperti dilansir dari playersjapan.com
Di usia masih sangat muda, Mitoma kemudian bergabung ke tim U-10 Kawasaki Frontale. Sebelumnya, ia sempat menimba ilmu di klub Saginuma SC.
Mitoma bergabung ke tim muda Kawasaki Frontale hingga duduk di bangku SMA. Menariknya, saat ditawari kontrak profesional di tingkat SMA, Mitoma menolak. Hal ini lantaran ia sadar diri belum bisa menjadi pemain profesional.
Dari SMA, Mitoma melanjutkan pendidikan di tingkat universitas. Di tahun kedua berkuliah, Mitoma masih menjadi bagian dari tim Kawasaki Frontale.
21 Juni 2017, ia menorehkan gol kemenangan saat membela tim senior Kawaski Frontale melawan Vegalte Sendai di ajang Piala Kaisar. Di tahun yang sama, ia mewakili tim nasional Jepang di kompetisi antar tim Universitas di Taipei. Medali emas ia persembahkan.
Baru pada 2020, ia mendapat kontrak profesional dengan Kawasaki Frontale. Debutnya bersama Kawasaki terjadi pada 22 Februari 2020 saat laga melawan Sagan Tosu di JLeague.
Singkat cerita, pada 10 Agustus 2021 usai Olimpiade Tokyo, Mitoma menarik minat klub Brighton. Klub Liga Inggris itu pun mengeluarkan dana 3 juta euro atau sekitar 390 juta yen, yang merupakan nilai tertinggi pemain JLeague yang pindah ke luar negeri.
Sayang, karena ia belum pernah membela tim senior Jepang, Mitoma tak mendapat izin untuk bermain bersama Brighton. Ia kemudian sempat dipinjamkan ke Liga Belgia bergabung ke Royal Union Saint-Gilloise.
Di Liga Belgia ini, Mitoma makin mematangkan kemampuan dan skillnya hingga akhirnya pada musim panas 2022, Brighton menariknya pulang.
Ada hal menarik yang patut menjadi contoh bagi pesepak bola profesional dari Mitoma. Menyandang status sebagai mahasiswa, Mitoma memperhatikan betul detail faktor non teknis mulai dari menjaga kebugaran tubuh dan asupan makanan.
"Saya ingin melihat diri saya sendiri dan sepak bola adalah visi jangka panjang dalam hidup saya," ungkapnya.
"Di kelas (universitas) saya belajar fisiologi dan nutrisi olahraga dan mulai memperhatikan tubuh saya secara logis, seperti pemulihan kondisi," tambahnya.
Mitoma memiliki gelar sarjana, tesis yang ia buat berjudul 'Studi tentang pemrosesan informasi dari sisi penyerang dalam teknik sepak bola satu lawan satu'
Dalam tesis itu, Mitoma menganalisis sudut pandang seorang winger dengan kamera GoPro yang terpasang di kepalanya.