Bolatimes.com - Marselino Ferdinan dirumorkan akan merantau ke luar negeri. Wonderkid Timnas Indonesia itu bakal menyusul Sandy Walsh untuk berkiprah di Liga Belgia.
Kepastian Marselino akan melanjutkan karier di Liga Belgia disampaikan langsung pihaka manajemen Persebaya, Yahya Alkatiri.
Menurut Yahya, Marselino Ferdinan dipastikan tidak akan membela Persebaya pada laga BRI Liga 1 2022-23 melawan Madura United pada Minggu 29 Januari 2023. Hal ini lantaran Marselino pada tanggal 25 Januari terbang ke Belgia.
Baca Juga: Respons Singkat Marselino Ferdinan usai Dirumorkan Gabung Klub Belgia
"Untuk masalah Marsel, kami lihat dulu perkembangannya, yang jelas pekan ini, Insya Allah 25 Januari, dia ke Belgia," kata Yahya mengutip dari Antara.
Tentu saja kabar Marselino melanjutkan karier di Liga Belgia menjadi hal positif bagi sepak bola Indonesia. Publik sepak bola nasional pun menunggu, klub mana yang akan merekrut Marselino.
Kompetisi Liga Belgia belakangan menjadi sorotan publik sepak bola Indonesia pasca naturalisasi Sandy Walsh. Klub seperti KV Mechelen menjadi tak asing untuk suporter Indonesia.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Marselino Ferdinan Berangkat ke Belgia pada 25 Januari
Menarik jika melihat seperti apa geliat sepak bola di Belgia itu sendiri?
Sejak Piala Dunia 2018, Belgia menjadi salah satu negara di Eropa yang lahirkan generasi emas di panggung sepak bola dunia. Pemain dari Eden Hazard hingga Kevin De Bruyne menjadi produk dari kompetisi Liga Belgia.
Sebenarnya, Belgia menjadi negara kuat sepak bola seperti beberapa tahun ke belakang ini sudah diprediksi sejak 2002. Kompetisi tertinggi sepak bola Belgia atau Jupiler League sebenarnya jadi salah satu liga yang menarik perhatian investor kelas kakap sejak awal 2000-an.
Baca Juga: Manajer Persebaya Surabaya Sebut Marselino Ferdinan Terbang ke Belgia 25 Januari 2023
Mencontoh dari negara tetangganya yang maju di kompetisi dan industri sepak bola, seperti Liga Inggris hingga Bundesliga, pemerintah Belgia juga berusaha menyelaraskan kebijakan mereka demi menyokong kemajuan kompetisi Liga Belgia.
Pemerintah Belgia sejak 2000-an menerapkan kebijakan deregulasi yang membuat para investor banyak yang tertarik.
Deregulasi merupakan langkah yang diambil pemerintah suatu negara untuk mengurangi bahkan meniadakan aturan administrasi yang mengekang arus modal.
Baca Juga: Agen Tanggapi Kabar Marselino Ferdinan Hijrah ke Belgia
Bahkan, pemerintah Belgia juga terapkan kebijakan yang cukup longgar untuk urusan paspor orang asing, khususnya untuk mereka yang bukan berasal dari kawasan Uni Eropa. Di Belgia, orang asing hanya membutuhkan waktu 2 tahun untuk bisa mendapat paspor Uni Eropa.
Kebijakan soal paspor ini tentu saja menarik perhatian investor kelas kakap yang kebanyakan berasal dari kawasan Timur Tengah.
Mengutup dari laporan Indexmundi, sejak 1995 hingga 2002, hampir 60 persen sejumlah perusahaan lokal Belgia beralih ke tangan investor asing.
Meski begitu, kondisi ini ternyata tak menimbulkan gejolak sosial di warga lokal Belgia. Hal ini lantaran para investor asing ini membukakan peluang usaha dari skema venutra.
Kondisi ini kemudian membuat 80 persen perusahaan yang dibeli investor asing pada periode setelah 2002 sudah kembali dimiliki orang asli Belgia.
Derasnya investor asing datang ke Belgia juga berpengaruh signifikan kepada perkembangan Jupiler League. Para pemilik klub banyak yang belajar dari investor asing bagaimana membangun kemitraan bisnis dengan klub di luar Belgia demi memajukan industri sepak bola.
Kota kecil bernama Beveren misalnya. Kota yang memiliki klub sepakbola bernama K.S.K Beveren itu menjalin kemitraan dengan klub papan atas Liga Inggris, Arsenal pada 2003 silam.
Keuntungan Beveran jalin kerjasama dengan Arsenal salah satunya ialah mereka mendapatkan sejumlah produk asli akademi Arsenal, seperti Steve Sidwell yang main di klub tersebut sebagai pemain pinjaman.
Arus investasi dari pihak asing terus masuk ke Belgia tak terbendung setelah periode 2002. Salah satu investor kelas kakap yang datang ke Belgia dan jadi sorotan publik lokal di sana ialah Zheyun Ye, seorang pengusaha rumah judi terbesar di Cina.
Laporan dari The New York Times menyebutkan bahwa Zheyun Ye menaruh uangnya untuk melakukan investasi ke sejumlah klub papan bawah Jupiler League.
Namun kehadiran para investor asing di Liga Belgia juga membawa dampak buruk. Kasus Beveren misalnya, pada proses di beberapa tahun setelah menjalin kemitraan dengan Arsenal ditemukan adanya kejanggalan dengan kemitraan bisnis.
Kondisi sama juga terjadi saat Zheyun Ye datang ke Liga Belgia. Otoritas hukum lokal menyebut bahwa kehadiran Ye justru untuk membuka praktek pengaturan skor.
Dari hasil investasi disebutkan adanya nilai yang tak masuk akal di bursa taruhan pada sejumlah pertandingan di klub yang kabarnya diberikan investasi oleh Ye.
Seklumit cerita dari geliat liga Belgia ini menjadi gambaran bagaiaman nantinya Marselino Ferdinan kelak akan bermain di sana.
Sejatinya, Marselino bukan orang asli Indonesia pertama yang datang di Liga Belgia. Pada 2011, grup konglomerat Bakrie menanamkan investasi kepada klub CS Vise.
Dilansir dari These Football Times, bagi suporter CS Vise kedatangan grup Bakrie ini seperti mengubah klub tersebut menjadi salah satu klub sepakbola seperti acara reality show.