Bolatimes.com - Pelatih Manchester United, Jose Mourinho mengalami masa-masa sulit selama tur pramusim Setan Merah jelang Liga Premier Inggris yang akan digelar pada 10 Agustus 2018.
Jika "The Spesial One" -julukan Mourinho- bisa membawa Inter, Real Madrid dan Chelsea berjaya beda halnya dengan Manchester United. Musim pertamanya, Mou terbilang cukup sukses setelah memberikan gelar juara Liga Eropa 16/17 dan Piala Liga 16/17.
Di musim keduanya, pelatih asal Portugal itu gagal membawa satu trofi pun ke Old Traford, markas Manchester United. Nama pelatih papan atas seperti Zinedine Zidane sudah mencuat ke permukaan publik Setan Merah beberapa hari belakangan.
Baca Juga: Hasil ICC: Arsenal Taklukkan Chelsea di Derby London
Selain itu masih banyak faktor yang memungkinkan Manchester United akan mengganti Jose Mourinho di kursi pelatih:
1. Alergi Pemain Muda
Peseteruan Jose Mourinho dengan beberapa pemain muda akademi Manchester United jadi permasalahan besar yang muncul sepanjang pramusim.
Baca Juga: Prediksi dan Live Streaming Vietnam Vs Timnas Indonesia U-16
Di turnamen pramusim International Champions Cup 2018, MU harus ditinggal beberapa pilar penting yang masih masa liburan pasca Piala Dunia 2018. Hal ini diituding Mourinho sebagai biang dari kekalahan Manchester United dari sang rival, Liverpool dengan skor 1-4. Kemenangan tipis 2-1 pemain muda MU atas Real Madrid di laga selanjutnya juga dinilai Mourinho sebagai hal yang biasa saja
Mourinho memang dikenal sebagai pelatih yang boros belanja pemain bintang demi mencapai target juara dengan menenggelamkan pemain-main muda di klub tersebut. Sebut saja Marcus Rashford, Anthony Martial, Matteo Darmian dan Luke Shaw lebih sering dicadangkan oleh The Spesial One.
2. Minim Gelar
Baca Juga: Jadwal Piala AFF U-16 2018 Hari Ini, Indonesia Main Malam
Musim pertama Mourinho di MU memang sudah membawa dua trofi, Liga Eropa 16/17 dan Piala Liga 16/17. Namun dua trofi itu kurang bergengsi bagi klub besar sekelas Manchester United.
Di musim kedua, Mourinho gagal total membawa MU meraih satu gelar pun. Di Liga Premier Inggris, MU terpaksa finis sebagai runner-up dengan selisih cukup jauh 19 poin dari rivalnya, Manchester City.
Sementara di Liga Champions 17/18, Setan Merah harus gugur di babak 16 besar setelah disingkirkan tim medioker asal Spanyol, Sevilla.
Baca Juga: Alfredo Vera Mundur dari Kursi Pelatih Persebaya Surabaya
3. Identitas Permainan Tidak Jelas
Entah kenapa, strategi yang selama ini melekat pada sosok Jose Mourinho tidak terlihat di Manchester United selama di musim lalu. Jika dibandingkan dengan Pep Guardiola di Man City, Jurgen Klopp di Liverpool, dan Arsene Wenger di Arsenal yang memiliki visi yang jelas.
Kehebatan taktis, manajemen permainan di lini tengah dan mengandalkan serangan balik cepat yang selama ini melekat pada Mourinho seperti "melempem" diterapkan di Manchester United.
4. Hubungan Tidak Harmonis dengan Pemain
Selain berkonflik dengan pemain muda akademi di turnamen Pramusim, Mourinho juga memperlakukan Marcus Rashford dan Anthony Martian secara tidak pantas, keduanya meredup di musim lalu. Paul Pogba juga pernah mengalami hal ini dengan Jose Mourinho.
Romelu Lukaku bisa bersinar di Belgia saat Piala Dunia sementara di Manchester United sedikit loyo sepanjang musim 17/18. Sementara Real Madrid boleh saja mengalihkan pandangan kiper Chelsea, Thibaut Courtois, tetapi jika Madrid gagal bukan tidak mungkin radar mereka akan kembali menuju David De Gea.
5. Pelatih Hedon
Jose Mourinho dikenal sebagai pelatih yang gemar membeli pemain bintang bukan mencetak pemain bintang. Total 392,55 juta pounds atau sekitar Rp 7 triliun untuk belanja pemain sejak tahun 2016.
Sementara Manchester United hanya mendapatkan pemasukan 85,3 juta poundsterling atau sekitar Rp 1,6 triliun dari hasil menjual pemain, yang artinya mereka telah boros anggaran sebesar 307,25 juta pounds atau sekitar Rp 5,4 triliun.