Bolatimes.com - 20 tim akan memulai pertarungan mereka di Liga Inggris yang akan dimulai tanggal 10 Agustus 2018, dari 20 tim tersebut hampir 50 persen tim disponsori oleh perusahaan judi bola.
Sembilan dari 20 tim Liga Inggris secara resmi bekerja sama dengan perusahaan judi bola online sebagai sponsor utama mereka, logo perusahaan itu pun disematkan secara jelas di bagian depan jersey mereka.
Sembilan tim itu antara lain West Ham, Everton, Crystal Palace, Newcastle, Wolves, Bournmouth, Burnley, Fulham dan Huddersfield. Total 46,1 juta poundsterling atau sekitar Rp 873 miliar mengalir ke anggaran sembilan klub tersebut.
Baca Juga: Sedih, Kiper Wolverhampton Pensiun Jelang Debut di Liga Premier
Sementara di Divisi Championship, 17 dari 24 tim atau 60 persen tim didukung oleh perusahaan judi bola online. Salah satu perusahaan judi, Sky Bey menjadi perusahaan yang paling mendominasi, logo mereka tersebar hampir di tiga kasta kompetisi di Inggris.
Profesor Jim Orford dari Gambling Watch menilai ini situasi yang berbahaya dimana judi bisa menjadi sebuah hal normal di kultur sepak bola Inggris. Ia khawatir, taruhan akan dinilai sebagai satu bagian dari olahraga sepak bola yang seharusnya mengedepankan sportivitas.
"Ini mengkhawatirkan. Ada bukti bahwa perjudian menjadi semakin normal, terutama di kalangan anak muda, sehingga taruhan semakin terlihat sebagai bagian dan paket dari bentuk dukungan terhadap olahraga atau tim favorit mereka," kata Jim Orford dilansir Bolatimes.com dari Guardian.
Baca Juga: Salut, Skuat Myanmar Ucapkan Terima Kasih dengan Bersujud
Komisi Perjudian memaparkan data bahwa ada lebih dari dua juta orang di dunia beresiko mengalami masalah akibat aktivitas judi bola. Di Inggris sendiri tercatat 430.000 orang sudah mengalami permasalahan terkait dengan judi bola.
Lebih mengkhawatirkan lagi, mereka mencatat 370.000 anak berusia 11 hingga 16 tahun melakukan aktivitas judi bola per minggunya, 25.000 diantara bermasalah.
Profesor Jim Orford menambahkan, permasalahan judi bola semakin menjamur di kalangan anak muda ditambah sekarang promosi perusahaan itu sudah masuk ke ranah media sosial dimana anak muda banyak mengaksesnya.
Baca Juga: Kenalin Nih Wakil Indonesia di Kompetisi PES 2018 Asian Games
"Banyak orang berpikir perjudian kini di luar kendali di Inggris, negara yang memiliki peraturan perjudian online paling liberal dibanding negara Eropa lainnya," jelas Orford.
Kepala eksekutif Gamble Aware, Marc Etches mengatakan generasi anak muda saat ini mempunyai kepercayaan dengan judi bola sebagai bentung dukungan nyata kepada tim favoritnya.
"Kami memiliki generasi suporter yang percaya jika anda harus bertaruh pada sepak bola untuk menikmatinya, itu mengganggu dan memprihatinkan. Menonton sepak bola dan bertaruh menjadi normal sehingga kami tidak membicarakannya," tambah Marc Ethes.
Baca Juga: Hasil ICC: Manchester United Kalahkan Real Madrid, AC Milan Kalah
Manchester clubs lead the way as PL shirt deals climb to £313.6m https://t.co/33cB9kuseX (Story by @AlexMiller73, includes background, methodology, links to previous years) pic.twitter.com/pnf5kXmfiq
— Nick Harris (@sportingintel) July 30, 2018
Bagaimana aturan di Liga Inggris soal perusahaan judi?
Pihak Premier League selaku penyelenggara liga sendiri enggan berkomentar lebih terkait hal ini, namun bagaimana pun yang menentukan sponsor adalah pihak klub yang bersangkutan.
Namun ada satu aturan penting yang diterapkan Premier League yakni setiap tim yang bekerja sama dengan perusahaan judi tidak boleh menjual jersey atau produk resmi klub mereka yang bergambar logo perusahaan judi kepada anak-anak.
Seluruh pemain juga dilarang ikut bermain judi bola dimana di perusahaan judi bola online mana pun.