Bolatimes.com - Final Liga Champions musim 2005 akan sangat diingat oleh Liverpool sebagai juara. Bermain di Stadion Ataturk, Istanbul, The Reds menang dari lawannya AC Milan dengan heroik.
Kala itu, AC Milan lebih difavoritkan dibanding Liverpool, lantaran memiliki para pemain bergelimang prestasi seperti Paolo Maldini dan Clerence Seedorf. Apalagi, Ricardo kaka saat itu tengah menikmati masa keemasannya.
Rossononeri pun membuktikan kedigdayaannya dengan langsung unggul pada menit ke-1 lewat kapten mereka, Paolo Maldini. Istanbul seolah menjadi neraka bagi Liverpool saat penyerang AC Milan, Hernan Crespo melebarkan keunggulan mejadi 3-0 hingga turun minum.
Baca Juga: Ini 3 Fakta Menarik di Perhelatan Terakhir Piala Champions 1992
Sumber: Dok. Eif Soccer
AC Milan seolah sudah di depan mata untuk membawa pulang trofi Si Telinga Besar. Namun, motivasi datang dari Steven Gerrard saat Gennaro Gattuso memamerkan muka masam kepada dirinya.
Baca Juga: Nabil Fekir Berharap Liverpool Kalah di Final Liga Champions
“Saya melihat Gennaro Gattuso menyeringai dengan jelek saat menatap saya jelang masuk lorong ke kamar ganti pemain,” ujar kapten Gerrard saat itu, seperti dikutip dari The Sun.
Sesampainya di ruang ganti, suasana jelas berbeda. Dinding Stadion Ataturk yang disebut sangat tipis membuat suara keduanya begitu jelas terdengar.
Pelatih Liverpool, Rafaeel Benitez menjadi orang yang bertanggungjawab atas anak asuhnya. Ia sadar hanya memiliki jeda istirahat yang singkat untuk mengangkat kembali kepercayaan diri pemain.
Baca Juga: Boas Anggap Kemenangan Persija Jakarta dibantu Wasit
Dilansir dari Goal, kalimat-kalimat pengangkat mental mulai ia fikirkan. Rafael Benitez menghimpun nafas panjang dan berdiri di depan para pemain.
"Jangan tundukkan kepala kalian. Kita Liverpool. Kalian bermain untuk Liverpool. Jangan lupakan itu. Kalian harus tetap menegakkan kepala kalian untuk suporter. Kalian harus melakukannya untuk mereka", kata Benitez.
"Kalian tak pantas menyebut kalian pemain Liverpool kalau kepala kalian tertunduk. Kalau kita menciptakan beberapa peluang, kita berpeluang bangkit dalam pertandingan ini. Percaya lah kalian mampu melakukannya. Berikan kesempatan buat kalian sendiri untuk keluar sebagai pahlawan," tuturnya menegaskan.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Sebut Lawan Tersulit yang Pernah Dihadapi
Pada babak kedua, neraka seolah berbalik ke kubu AC Milan. Gerrard berhasil mencetak angka di menit 54. itu sekaligus menjadi peruntuh mental AC Milan.
Terbukti dengan adanya dua gol tambahan pada kurun waktu empat menit. Tendangan jarak jauh Vladimir Smicer berhasil memperlebar keunggulan Liverpool pada menit ke-56 dan disusul gol Xabi Alonso pada menit ke-60 melalui titik putih.
Sumber: Dok. Dailymail
Skor 3-3 menghiasi akhir babak kedua. Drama masih terus berlanjut dengan waktu 2 x 15 menit, akan tetapi tak ada satu gol pun yang tercipta di babak tambahan. Juara Liga Champions pun harus ditentukan melalui drama adu penalti.
Ada cerita unik pula saat drama adu penalti. Masih dinukil dari Goal, kiper Liverpool, Jerzy Dudek melakukan 'tarian spaghetti' dengan melintir-lintirkan kaki kirinya seperti yang dilakukan pendahulunya Bruce Grobbelaar.
Hasilnya ternyata ampuh. Saat tendangan penentuan, Dudek mampu menggagalkan penalti Andry Shevchenko dan Liverpool resmi menjadi juara Liga Champions musim 2005.
Kini Liverpool akan kembali menatap final Liga Champions musim 2017/2018, final yang terakhir ia capai pada 10 tahun silam. Bakal bersua Real Madrid di partai puncak, akankah Liverpool mampu kembali meraih kejayaan seperti final 2005?
Bolatimes.com/Irwan febri Rialdi