Bolatimes.com - Megabintang Paris Saint-Germain (PSG), Neymar ternyata tak mau berurusan lagi dengan sepak bola setelah nanti memutuskan pensiun. Gamer menjadi pilihan selanjutnya.
Pensiun merupakan pilihan bagi setiap pesepak bola dan bagi pemilik nama besar seperti Neymar menjadi pelatih adalah profesi yang wajar digelutinya.
Namun begitu Neymar ternyata tak mau lagi berurusan dengan sepak bola setelah nanti memutuskan untuk pensiun, ada profesi lain yang diincarnya.
Baca Juga: PSSI Segera Gelar Pertemuan Bahas Gagalnya Laga Persipura vs Madura United
Kapten timnas Brasil ini sebenarnya masih terikat kontrak di PSG selama empat tahun ke depan, tetapi urusan pensiun ternyata sudah ada di benaknya.
Profesi yang cukup wajar bagi seorang pesepak bola, meskipun nama Neymar akan laku keras di pasaran jika memilih sebagai pelatih atau manajer klub.
Disadur dari The Sun, kesukaan Neymar bermain game membuat eks pemain Barcelona ini memiliki hasrat menjadi seorang gamer profesional.
Baca Juga: Penyebab Proses Naturalisasi Sandy Walsh dan Jordi Amat Belum Selesai
"Saya sangat menyukai dunia video game, jadi itu mungkin. Saya bekerja dengan video game, menjadi seorang gamer misalnya," ucap Neymar.
"Kita lihat saja nanti, saya bisa menghasilkan sesuatu. Aspek produksi, ini menarik minat saya. Namun saya masih belum tahu, yang saya tahu itu bukan sepak bola.
"Tak ada yang menarik perhatian saya, meskipun saya punya waktu untuk berpikir dan sekarang saya hanya memikirkan semua kemungkinan," imbuhnya.
Baca Juga: Tertarik Bela Timnas Indonesia, Shayne Pattynama Dipuji Media Malaysia
Lebih lanjut, Neymar mengaku jika memilih sebagai pelatih atau manajer, ia akan menjadi seorang yang buruk karena mudah emosi.
Ia bahkan mengklaim tak ada pemain yang bisa berteman dengannya dan kemungkinan besar tim yang diasuhnya akan hancur.
"Saya buruk sebagai direktur, saya terlalu dingin. Para pemain tidak akan menjadi teman saya dan klub akan hancur," ujar Neymar.
Baca Juga: Profil Viking FK, Klub Norwegia yang Dibela Shayne Pattynama
"Saya tidak bisa menjadi pelatih, saya akan marah terlalu cepat dan menyuruh semua orang untuk pergi dan berhenti atau mereka akan memecat saya.
"Jadi saya selesai dengan sepak bola sesudahnya," pungkasnya.
(Kontributor: Eko Isdiyanto)