Bolatimes.com - Mantan pemain Manchester United, Odion Ighalo, memang gagal membawa timnya menjuarai ajang Piala Dunia Antarklub 2021.
Langkah Odion Ighalo bersama timnya, Al Hilal, yang berstatus sebagai juara Liga Champions Asia 2021 harus terhenti di semifinal.
Odion Ighalo dan kawan-kawan pun juga kembali gagal membawa status peringkat ketiga setelah takluk dari Al Ahly.
Baca Juga: Persebaya vs Persija Hujan 6 Gol, Berikut Klasemen Terbaru Liga 1 2021/2022
Meskipun demikian, pemain yang sempat memperkuat Manchester United itu memiliki sikap yang patut dicontoh pesepak bola lainnya.
Sebab, Ighalo kini telah memberikan harapan hidup bagi masyarakat di tanah kelahirannya, Nigeria. Ia membuka panti asuhan di Ajegunle, kota tempatnya lahir.
Di kawasan itu, masih ada banyak masyarakat yang terjerat kemiskinan. Ighalo pun menyisihkan pendapatannya untuk mendanai panti asuhan di kota itu.
Baca Juga: Viral Pria Mirip Shin Tae-yong Jualan Tahu, Netizen: Efek Batal ke Kamboja
Hal yang dilakukan Ighalo ini awalnya tercetus pada saat berusia 17 tahun. Ketika itu, ia meninggalkan Nigeria untuk mendapatkan hidup yang layak di dunia sepak bola.
Dia mulai berkelana ke berbagai negara, mulai dari Inggris, China, dan kini akhirnya berlabuh ke Arab Saudi.
“Hidup di Ajegunle itu sangat sulit. Jadi saya bersumpah bahwa jika saya akhirnya memiliki uang, saya akan memberikan kembali kepada masyarakat tempat saya tumbuh,” kata Ighalo dikutip dari The Sun.
Baca Juga: 3 Alasan AC Milan Bisa Juara Liga Italia 2021/2022
“Tantangan hidup cukup berat. Bahkan, dengan kedua orang tua di sisi saya. Tak perlu dikatakan bahwa anak yatim bahkan lebih buruk,” lanjutnya.
“Ini menggembirakan hati saya bahwa hidup telah menawarkan saya hak istimewa yang langka ini untuk memberikan cahaya dalam hidup mereka,” ia menambahkan.
Ketika itu, Ighalo dikabarkan telah menghabiskan dana sebesar 500 juta naira atau 1 juta pounds. Angka ini setara dengan Rp 19 miliar rupiah.
Baca Juga: 3 Alasan yang Bisa Bikin AC Milan Gagal Juara Liga Italia Musim 2021/2022
Dana itu dihabiskan untuk membangun panti asuhan yang mampu menampung sekitar 30 hingga 40 anak yatim di Ajegunle.
Panti asuhan itu merawat beberapa balita dan memiliki komitmen untuk membesarkan mereka hingga berusia 18 tahun.
Selain memberikan jaminan hidup, panti asuhan yang dibangun Ighalo juga memberikan jaminan pendidikan bagi penghuninya.
“Saya berharap, kehidupan akan berubah secara positif. Maksud dan tujuan dari panti asuhan ini agar terpenuhi mimpi anak-anak tersebut,” ujar Ighalo.
“Keluarga saya tetap nomor satu. Setiap bulan saya mengirim uang ke rumah, untuk mereka. Namun saya juga mengirim sumbangan kepada masyarakat yang kurang beruntung karena saya berasal dari kemiskinan,” lanjutnya.
Kontributor: Muh Adif