Bolatimes.com - Lazimnya pesepak bola, nomor punggung di jersey mereka berarti menerjemahkan diri mereka. Misal, nomor 10 identik dengan sosok gelandang, nomor punggung 9 identik dengan penyerang, dan nomor punggung 2 atau 5 adalah pemain belakang.
Namun ada sejumlah pesepak bola yang memilih untuk nomor punggung yang unik. Beberapa nama yang Bolatimes rangkum, mungkin familiar bagi Anda pecinta sepak bola.
Baca Juga: Andai Diperkuat 5 Pemain Naturalisasi, Indonesia Pecahkan Rekor Singapura
Masih ingat Ivan Zamorano? Bomber Inter Milan yang eksis di medio 1990 hingga 2000 itu. Ya, yang paling pantas menggambarkan sosoknya tentu nomor punggung yang dikenakannya yakni 1+8.
Nyatanya, nomor punggung itu punya makna tersendiri. Sebelum beralih nomor, Zamorano mengenakan jersey nomor 9 pada musim 1996.
Namun, satu musim berselang, Zamorano harus merelakan nomor kesayangannya itu kepada Ronaldo [Brazil] yang datang. Alhasil, ia memodifikasi nomor punggungnya menjadi 1+8 agar tetap punya makna 9.
Baca Juga: Balotelli Ngebet Bela Timnas Italia, Siap Lakukan yang Diminta Pelatih
Nomor punggung Lupatelli berbeda dari kebanyakan penjaga gawang. Jika benteng terakhir di sepak bola identik dengan nomor 1 atau 12, maka dia tidak.
Lupatelli mengenakan nomor punggung yang dianggap keramat di sepak bola yakni 10. Adapun, ia mendapatkan nomor tersebut saat dipinjamkan AS Roma ke Chievo Verona.
Baca Juga: Ambisius, Gerrard Yakin Bawa Aston Villa Tembus Kompetisi Eropa
Usut punya usut, Lupatelli mendapatkan nomor tersebut lantaran sebuah taruhan. Tapi, cukup absurd juga karena dia kalah tapi dapat nomor keramat.
Umumnya nomor punggung dengan bilangan besar diberikan pada para pemain muda yang masuk ke tim utama. Nomor-nomor itu lazim kita temui di sejumlah klub di pelbagai belahan dunia.
Baca Juga: Banding Ditolak, AHHA PS Pati Resmi Gagal Lolos ke 8 Besar Liga 2
Namun, tidak dengan Lizarazu. Saat berkostum Bayern Munich, ia mengenakan nomor punggung 69.
Adapu, nomor tersebut punya sejumlah makna. Pertama, ia lahir pada 1969, kemudian yang kedua ia bertinggi badan 169 centimeter, dan yang ketiga, berat badannya, ketika itu, 69 kg.
Kalau melihat namanya yang punya unsur Zero yang berarti 0 layak melihat Zerouali. Ya, saat masih membela Aberdeen, dia mengenakan nomor tersebut.
Hanya, sejak 2004 setelah dia meninggal karena kecelakaan, nomor tersebut sepakat dipensiunkan. Atas kejadian yang menimpanya, Aberdeen mempensiunkan nomor punggung eks pemainnya itu.
Berangkat pula dari kejadian itu, asosiasi sepak bola di Skotlandia melarang penggunaan nomor 0 bagi peserta kompetisi. Dan cerita akhirnya ialah Zerouali jadi satu-satunya pemain yang mengenakan nomor 0.
Bendtner memang tak lepas dari kontroversi. Sebutan dewa hingga lord sudah tersemat di sosok penyerang Denmark ini.
Bicara soal nomor punggung, musim 2009/10 ia mengubah nomor punggungnya dari 26 menjadi 52. Dia beralasan bahwa angka terakhir punya arti spesial.
Alih-alih akan bersinar dengan nomor baru, karier Bendtner di Arsenal kian meredup. Sayang, rencananya yang telah disusun kudu buyar.