Bolatimes.com - Terbongkarnya kasus match fixing di Liga 2 yang dilakukan Vigit bakal berimbas pada klub Liga 1 PSS Sleman dan Madura United.
Akibat hal itu, PSS Sleman terancam degradasi sebagaimana disampaikan Satgas Independen Anti Mafia Bola, Akmal Mahali.
Akmal menyampaikan, mengacu pada peraturan yang ada jika terbukti secara sistematis terlibat dalam manipulasi hasil pertandingan, PSS harus degradasi.
Baca Juga: Bali United vs Persib Meninggalkan Kesan Mendalam Bagi Mohammed Rashid
“Sesuai kode disiplin PSSI Pasal 72 ayat 5, PSS harus turun kasta,” ujarnya dikutip dari @football.moment.idn_.
“Disebutkan bahwa klub atau badan yang terbukti secara sistematis melakukan konspirasi mengubah hasil pertandingan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 ayat 72, dijatuhi sanksi dengan sanksi denda sekurang-kurangnya Rp500 juta, sanksi degradasi dan pengembalian penghargaan,” kata Akmal.
Dari 8 tersangka yang telah ditetapkan Polri, satu diantaranya terdapat nama Dewanto Rahadmoyo Nugroho yang menjabat sebagai asistent manajer PSS kala itu.
Baca Juga: 5 Striker Pilihan Shin Tae-yong Perkuat Lini Serang Timnas Indonesia, Siapa Bisa Membanggakan?
Hingga saat ini Polri masih melakukan pendalaman terkait keterlibatan klub PSS maupun Madura United.
Erick Thohir Dukung Pemberantasan Mafia Bola
Ketua Umum PSSI Erick Thohir mendukung penuh pihak Kepolisian dalam pemberantasan mafia bola di Indonesia.
Menurutnya, penegakan hukum menjadi jalan terbaik untuk membangun sepak bola Indonesia yang bersih.
“Jika ingin sepak bola kita bersih, apalagi ini sudah menjadi permintaan dari Presiden Jokowi, maka harus punya nyali untuk berantas suap dan judi di sepak bola kita,” uajar Erick.
Erick Thohir berharap, dengan tindakan hukum yang tegas akan mempunyai efek jera bagi pihak-pihak yang ingin menghancurkan sepak bola Indonesia.
“Saya harap tindakan penegakan dan penerapan hukum bagi pihak-pihak yang ingin menghancurkan sepak bola Indonesia ini membuat efek jera,” tuturnya.
“Sekaligus menjadi sinyal bahwa PSSI, Polri dan Satgas Anti Mafia Bola sangat serius, saya ingin semua klub peserta kompetisi liga juag hati-hati, sebab klub bisa kena hukuman jika terlibat match fixing,” tegas Erick Thohir.
Hingga saat ini Satgas Anti Mafia Bola Polri telah menetapkan 8 tersangka atas tuduhan pengaturan pertandingan di Liga 2 2018.