Bolatimes.com - Fortuna Sittard saat ini memiliki pemain berkualitas, termasuk gelandang 25 tahun, Ragnar Oratmangoen. Pemain tersebut saat ini menjalani proses naturalisasi untuk menjadi bagian dari Timnas Indonesia.
Meskipun ada anggapan bahwa memilih membela Timnas Indonesia bisa menjadi penurunan karier, Ragnar dengan tegas membantah dan menyatakan bahwa itu sebenarnya adalah kesempatan berharga.
Selain Ragnar, beberapa nama lain seperti Justin Hubner, Nathan Tjoe-A-On, dan Jay Idzes juga tengah melalui proses naturalisasi.
Baca Juga: Mengejutkan! Laga Persib Bandung Lawan Persik Kediri di GBLA Dipimpin Wasit Asal Jepang
Ini menunjukkan minat dan komitmen para pemain untuk memberikan kontribusi maksimal bagi sepakbola Indonesia.
Proses naturalisasi Ragnar Oratmangoen telah mencapai tahap di DPR RI, dan ini menandakan langkah konkret menuju perwujudan impian sang pemain.
Meski ada pandangan bahwa pemain berbakat seperti Ragnar mungkin akan mengalami penurunan karier dengan memilih Timnas Indonesia, sang gelandang menegaskan sebaliknya.
Ragnar Oratmangoen melihat kesempatan membela Timnas Indonesia sebagai langkah maju dalam kariernya.
Baginya, ini adalah peluang emas untuk mendapatkan pengalaman bermain di level internasional.
Dengan berlaga di Timnas, Ragnar tidak hanya akan mewakili negaranya tetapi juga akan mendapatkan eksposur yang lebih luas dan peningkatan kualitas permainan melalui pertandingan internasional.
Baca Juga: Gaya Hidup Pratama Arhan Disorot usai Ikut Party, TC Timnas Indonesia Tinggal Hitungan Hari
Gelandang berbakat ini meyakinkan bahwa melangkah ke arena internasional akan membantu meningkatkan kemampuan dan reputasinya sebagai pemain.
Dengan kata lain, ia melihat Timnas Indonesia sebagai panggung yang dapat memperkuat, bukan melemahkan, karier sepakbolanya.
Pada akhirnya, kesetiaan Ragnar Oratmangoen untuk bermain untuk Timnas Indonesia bukanlah hanya tindakan heroik untuk negaranya, tetapi juga sebuah pilihan cerdas yang akan membuka pintu bagi peluang baru dan kemungkinan prestasi besar di masa depan.
Baca Juga: Kick Off Pukul 21.30 WIB, Jadwal Siaran Timnas Indonesia vs Vietnam di Piala Asia 2023
Erick Thohir Dikritik
Dalam beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia diklaim mengalami perubahan signifikan dengan cita rasa berbeda, yakni banyak menaturalisasi pemain.
Meski cara bos PSSI banyak dikritik, toh alasan yang diberikan itu adalah kebijakan pelatih Shin Tae-yong.
Misal, hal paling tergolong ekstrem, dengan memutuskan hubungan dengan satu generasi sepak bola Indonesia.
Nama-nama besar seperti Andritany Ardhiyasa hingga Bayu Pradana tidak lagi dilibatkan dalam skuat.
Tidak puas hanya merombak wajah tim menjadi lebih segar, Shin Tae-yong juga mengambil langkah lain dengan melakukan naturalisasi pemain keturunan.
Langkah ini dianggap sebagai cara instan untuk menguatkan fondasi timnas yang telah terbentuk.
Perubahan tersebut dapat dilihat dalam pemanggilan pemain terakhir Timnas Indonesia untuk FIFA Matchday Juni. Dari 26 pemain yang dipilih, delapan di antaranya adalah pemain keturunan.
Keputusan ini tidak luput dari sorotan netizen yang mulai mempersoalkannya. Namun, Ketua PSSI, Erick Thohir, memberikan jawaban terkait kebijakan ini.
"Langkah Strategis Menteri BUMN dalam Mendorong Keturunan Berkiprah di Timnas Indonesia"
Sebagai seorang Menteri BUMN dia berpendapat keberadaan pemain keturunan dalam Timnas Indonesia adalah sesuatu yang positif.
Dia mengklaim ada peningkatan jumlah pemain keturunan bukanlah suatu kesalahan, melainkan sebuah langkah strategis yang dapat membantu memperkuat prestasi Timnas Indonesia di kancah internasional.
Kata dia inklusi pemain keturunan dalam Timnas Indonesia dapat menjadi sebuah kebijakan yang cerdas dalam upaya membangun kebesaran tim Garuda.
Anak buah Jokowi ini yakin bahwa keragaman dalam komposisi tim dapat membawa keuntungan signifikan, baik dari segi keterampilan teknis maupun aspek strategis dalam pertandingan. Dengan catatan, hal ini harus dilakukan dengan cara yang tepat dan berkelanjutan.
"Itu kombinasi generasi emas Timnas yang muda dan tentu para pemain diaspora yang percaya sepak bola Indonesia bangkit. Jadi boleh enggak? Boleh. Kami kombinasikan kekuatan terbaik kita," ungkapnya.