Bolatimes.com - Membandingkan harga pasar antara dua penyerang muda Timnas Indonesia, yakni Ramadhan Sananta dan Rafael Struick. Siapa yang lebih unggul?
Timnas Indonesia saat ini dianugerahi deretan penyerang muda dengan kapasitas mumpuni pada diri Ramadhan Sananta dan Rafael Struick.
Kedua penyerang yang kini bahu membahu di Timnas Indonesia U-23 itu dianggap sebagai tumpuan skuad Garuda untuk mencetak gol di masa yang akan datang.
Harapan ini pun tak lepas dari performa keduanya. Ramadhan Sananta menjadi salah satu penyerang lokal tertajam di Indonesia saat ini.
Status itu didapatkan penyerang berusia 20 tahun tersebut usai mencetak 11 gol di Liga 1 2022/2023 dan menjadi top skor di SEA Games 2023 lalu.
Usai Sananta, Timnas Indonesia punya Rafael Struick yang punya status mentereng yakni pemain muda milik klub Belanda, ADO Den Haag.
Pemain naturalisasi berusia 20 tahun itu menjadi primadona baru di lini serang Timnas Indonesia berkat keterampilannya dan keberhasilan menembus tim utama ADO Den Haag.
Melihat kiprah kedua pemain yang masih muda ini, bisa dikatakan lini serang Timnas Indonesia akan terjamin setidaknya untuk 10 tahun ke depan.
Dari performa keduanya pula, menarik untuk melihat harga pasar yang dimiliki oleh Ramadhan Sananta dan Rafael Struick saat ini.
Kira-kira dari performa dan kiprah keduanya sejauh ini, siapa yang punya harga pasar lebih mahal di antara Ramadhan Sananta dan Rafael Struick?
Berbeda 3 Miliar Lebih!
Jika melihat situs data pemain yakni Transfermarkt, Ramadhan Sananta punya harga pasar lebih mahal ketimbang Rafael Struick saat ini.
Diketahui, Sananta memiliki harga pasar sekitar 275 ribu euro (Rp4,5 miliar) atau unggul 3 miliar lebih ketimbang Rafael Struick yang memiliki harga pasa 75 ribu euro (Rp1,2 miliar).
Perbedaan harga pasar antara dua pemain ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Salah satunya adalah soal kontrak yang dimiliki keduanya.
Sananta punya nilai kontrak lebih mumpuni karena masih terikat dengan Persis Solo hingga 2025. Sedangkan kontrak Rafael Struick di ADO Den Haag hanya tinggal Juni 2024 atau setahun kurang.
Lalu indikator lainnya yang membedakan harga pasar antara Sananta dan Struick adalah citra yang dimiliki keduanya berdasarkan performa individu di kancah profesional.
Meski bermain di Liga 1, kompetisi yang masih kalah dari Eerste Divisie tempat Rafael Struick dan ADO Den Haag bermain, Sananta punya performa lebih mentereng ketimbang rekannya itu.
Sejak tahun 2022 lalu, Sananta telah bermain di level profesional dengan total sumbangan 15 gol dari 40 pertandingan baik bagi Persikabo 1973, PSM Makassar, dan kini Persis Solo.
Sedangkan Rafael Struick sendiri belum tampil reguler di kancah profesional. Bahkan torehannya di ADO Den Haag senior tak begitu mentereng, dengan belum mencatatkan gol dari 6 pertandingan.
Dengan indikator-indikator tersebut, tak mengherankan jika Ramadhan Sananta ternyata punya harga pasar jauh lebih mahal ketimbang Rafael Struick.