Bolatimes.com - Mengupas sepak terjang Timnas Irak, salah satu lawan Timnas Indonesia di fase grup D Piala Asia 2023 pada Januari 2024 mendatang.
Drawing Piala Asia 2023 telah resmi digelar kemarin, Kamis (11/5), dan menghasilkan enam grup yang terdiri dari empat negara dari masing-masing pot.
Timnas Indonesia yang berada di pot 4 atau pot terakhir, masuk ke grup D dan diikuti oleh tiga negara lainnya, yakni Vietnam dari pot 3, Irak dari pot 2, dan Jepang dari pot 1.
Adapun pertandingan di babak grup D dijadwalkan akan digelar pada 14-24 Januari 2024 dan berlangsung di ibu kota Qatar, yakni Doha.
Di laga pertama grup D nanti, Timnas Indonesia akan memulai kampanyenya di Piala Asia 2023 dengan menghadapi Irak.
Laga melawan Irak menjadi salah satu laga sulit bagi tim besutan Shin Tae-yong. Apalagi mengingat status tim berjuluk Singa Mesopotamia itu yang pernah menjuarai Piala Asia 2007.
Baca Juga: Usai Dikabarkan Bakal Lawan Argentina, Timnas Indonesia Dapat Ajakan Tanding dari Rusia
Selain pernah jadi juara, Irak bukanlah lawan sembarangan bagi Timnas Indonesia, jika melihat sepak terjangnya di ajang Piala Asia.
Bagaimana dengan sepak terjang Irak di kompetisi empat tahunan bergengsi se benua kuning itu? Berikut ulasannya.
Langganan Fase Knock Out
Baca Juga: Jelang Semifinal SEA Games 2023, Kapten Timnas Indonesia U-22 Akui Siap 100 Persen
Sejak Piala Asia pertama kali digelar pada 1956, Timnas Irak tercatat baru berpartisipasi sebanyak 10 kali, termasuk dengan edisi 2023 ini.
Pertama kali Irak berpartisipasi di Piala Asia terjadi pada 1972. Di edisi sebelumnya, Singa Mesopotamia tak berpartisipasi karena belum menjadi anggota AFC.
Dalam partisipasi pertamanya di Piala Asia pada tahun 1972, Irak tak bisa berbuat banyak, dan harus puas langkahnya terhenti di fase grup.
Baca Juga: Vietnam Diterpa Badai Cedera, Timnas Indonesia U-22 Optimis Lolos ke Final SEA Games 2023
Di edisi selanjutnya, yakni pada Piala Asia 1976 di Iran, Singa Mesopotamia mulai menorehkan tinta emas, dan berhasil menjadi semifinalis serta menghuni peringkat keempat.
Langkah Irak di Piala Asia sempat terhenti sejak 1980 hingga 1992. Dalam empat edisi tersebut, Singa Mesopotamia tak berpartisipasi karena mundur dan pecahnya Perang Teluk.
Usai perang berakhir, Irak pun kembali menata sepak bolanya dan berhasil tampil di Piala Asia 1996. Kembalinya Singa Mesopotamia ini ditandai dengan torehan menembus babak perempat final.
Prestasi Irak hingga menembus babak perempat final ini pun berlanjut di dua edisi lanjutan, yakni di Piala Asia edisi 2000 dan 2004.
Lalu pada Piala Asia 2007, Irak diprediksi tak akan melangkah jauh seiring adanya konflik di negara tersebut akibat Perang Irak.
Tapi mukjizat hadir untuk Irak. Pada Piala Asia 2007 yang digelar di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam itu, Singa Mesopotamia yang dilatih Jorvan Viera berhasil keluar sebagai juara.
Irak berhasil keluar sebagai juara dengan status tak terkalahkan, dengan mengalahkan tim-tim kuat seperti Australia, Korea Selatan, dan Arab Saudi.
Gelar itu jadi gelar perdana Irak di ajang Piala Asia. Nahasnya, prestasi itu tak bisa diulangi Singa Mesopotamia di edisi-edisi selanjutnya.
Pada Piala Asia 2011, Irak lagi-lagi hanya sampai babak perempat final. Lalu pada edisi 2015, mereka mampu menembus babak semifinal dan meraih tempat keempat.
Sedangkan pada Piala Asia 2019 kemarin, Irak lagi-lagi harus puas hanya mencapai babak 16 besar saja, usai langkahnya dihentikan oleh sang juara, Qatar.
Dengan sepak terjang seperti itu, Irak akan menjadi salah satu batu sandungan Timnas Indonesia yang berencana menorehkan sejarah dengan lolos fase grup Piala Asia 2023.