Bolatimes.com - Kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia atau Liga Indonesia mewacanakan bakal menggunakan 6 pemain asing untuk musim 2023-2024, komposisi riskan akan dampak negatif.
Wacana penggunaan 6 pemain asing di Liga 1 musim depan muncul sebagai hasil kesepakatan PSSI dengan perwakilan klub dalam sarasehan sepak bola di Surabaya.
Kuota pemain asing yang semula 3+1 menjadi 5+1 dengan rincian, lima pemain bebas dan satu berasal dari kawasan Asia atau Asia Tenggara.
Baca Juga: Dony Tri Pamungkas, Jadi Andalan Thomas Doll dan STY, tapi Ditendang Indra Sjafri
Perubahan regulasi yang kemudian disetujui oleh seluruh perwakilan klub Liga 1 yang hadir dalam sarasehan pada 3-4 Maret 2023 lalu.
Seiring kesepakatan itu munculah pro dan kontra, salah satu hal yang menarik perhatian adalah dampak negatif pemberlakuan kuota 6 pemain asing.
Setidaknya ada 3 efek negatif yang ditimbulkan jika Liga Indonesia musim depan benar-benar menerapkan regulasi 6 pemain asing, apa saja? berikut di antaranya.
Baca Juga: Profil Adrian Mierzejewski, Eks Pemain Al Nassr yang Sindi Keras 'Selebrasi Lebay' Cristiano Ronaldo
1. Sulit Cari Pemain
Kualitas pemain menjadi hal penting diperhatikan setiap kontestan Liga Indonesia, khususnya pemain asing yang akan direkrut.
Dengan menempatkan satu kuota pemain Asia atau Asia Tenggara, klub tentu akan dipersulit mencari pemain sesuai dengan kebutuhan.
Baca Juga: Profil Marcelo Rospide, Pelatih Baru Persik Kediri yang Pernah Tangan Klub Raksasa Brasil
Bisa jadi lebih memilih pemain lokal ketimbang harus menggunakan jasa pemain dari wilayah Asia Tenggara.
Thailand dan Vietnam tentu menjadi destinasi mencari pemain terbaik, namun belum tentu pemain dari sana mau berkarier di Indonesia.
2. Klub Mengakali Regulasi
Baca Juga: Jadwal dan Link Live Streaming Myanmar vs Timor Leste di SEA Games 2023 Sore Ini
Kesulitan dalam mencari pemain kuota Asia membuat klub bisa mengakali regulasi, dengan mencari pemain keturunan.
Saat ini marak pemain keturunan yang membela negara di Asia Tenggara, para pemain yang memiliki dwi kewarganegaraan.
Opsi memilih pemain naturalisasi dirasa lebih menguntungkan ketimbang harus repot mencari pemain Asia atau Asia Tenggara.
3. Pemain Lokal Sulit Berkembang
Banyaknya kuota untuk pemain asing bisa membuat peran pemain lokal bergeser, di Liga 1 2022 saja sudah terjadi.
Tak ada striker lokal yang mampu menyaingi torehan gol pemain asing, ditambah musim depan dengan penambahan kuota pemain asing.
Tidak hanya striker, pemain dari posisi mana pun bisa terancam kehadirannya dan bahkan tidak akan dipilih sebagai starter utama.