Bolatimes.com - Ketum PSSI, Erick Thohir beberkan ancaman hukuman berat bagi para pelaku match fixing, hukuman ini menyasar 3 pihak dengan sanksi yang sama beratnya.
Erick Thohir menyebut para oknum yang terlibat dalam pengaturan skor hingga memunculkan skor atau hasil yang diinginkan dan direncakan atau match fixing, akan ditindak.
Oknum yang terlibat baik itu pemain dan wasit akan dikenakan sanksi seumur hidup pelarangan beraktifitas di dunia sepak bola. Menariknya sanksi ini tidak hanya berlaku di Indonesia melainkan di seluruh wilayah FIFA.
Baca Juga: Bentuk Baru Trofi BRI Liga 1 2022, Ini Makna dan Filosofinya
Sementara itu, untuk klub yang terlibat dalam aksi match fixing akan diberlakukan hukuman degradasi.
Hal ini diungkapkan Erick Thohir lewat keterangan resmi tertulis yang dirilis pada Sabtu (15/4/2023).
Dengan dirilisnya aturan terkait match fixing ini, Erick berharap pertandingan di seluruh laga Liga 1 musim depan berjalan adil.
Baca Juga: 5 Pemain dengan Assist Terbanyak di Liga Inggris, Rekor Ryan Giggs Masih Tak Terpecahkan
Lebih lanjut, mantan Presiden Inter Milan itu percaya sederet pihak dengan jabatan penting di PSSI memiliki komitmen sepak bola yang bersih.
Karena itu jika ada pertandingan di Liga 1 yang berjalan dengan pengaturan skor maka layak dihukum sangat berat.
Erick menegaskan ancamannya itu bukan sekadar omongan saja, melainkan komitmen bersama PSSI menciptakan sepak bola bersih.
Baca Juga: Hasil Liga Spanyol Semalam: Barcelona Cuma Imbang Lagi, Atletico Madrid Menang Dramatis
"Saya rasa saya bersama pak Zainudin Amali (Wakil Ketua Umum PSSI) dan Exco (Komite Eksekutif PSSI) punya komitmen sepak bola yang bersih dan tentu berprestasi," ujar Erick.
"Jadi kalau ternyata liga ada main mata hukumannya sangat berat.''
"Kami sudah punya komitmen itu. Jadi tidak ada istilah main-main sekarang, karena kami ingin menciptakan sepak bola yang bersih dan berprestasi." imbuhnya.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris Semalam: Arsenal Imbang, Manchester United Petik Kemenangan Penting
Liga 1 2022 berlangsung tanpa degradasi setelah dihentikannya Liga 2, artinya ancaman hukuman match fixing bakal diterapkan di musim depan.
Menarik diperhatikan bagaimana realisasi dari aturan ini, akankah berhasil? atau justru menuai banyak kontroversi.