Bolatimes.com - Mengenal lebih jauh sosok Dipo Alam, pesepakbola Indonesia yang sempat berkarier di luar negeri dan kini menjadi pengusaha es krim di Amerika Serikat.
Indonesia memiliki segudang talenta-talenta muda di kancah sepak bola. Di setiap generasinya, muncul para pesepak bola muda yang digadang-gadang punya masa depan cerah.
Salah satunya adalah Dipo Alam. Pesepak bola asal Jakarta ini digadang-gadang akan menjadi tulang punggung Timnas Indonesia di kemudian hari.
Baca Juga: 3 Alasan Timnas Indonesia Bakal Kalahkan Burundi
Apalagi dengan sepak terjangnya yang bisa masuk Indonesia Football Academy (IFA) yang merupakan program dari PSSI.
Bahkan, dari sana program PSSI itu lah Dipo Alam kemudian berkarier di luar negeri. Namun perjalanannya tak berlangsung mulus.
Di awal kariernya yang baru seumur jagung, Dipo Alam kemudian memutuskan untuk meninggalkan dunia sepak bola dan memiliki berbisnis.
Kini ia berbisnis es krim di Amerika Serikat. Siapa sangka, bisnis ini membuahkan hasil baginya, yang telah memiliki lebih dari 40 gerai di tujuh negara bagian.
Lantas, siapakah sosok Dipo Alam itu? Klub mana saja yang pernah ia singgahi selama kariernya di sepak bola? Berikut profilnya.
Pensiun karena Sepak Bola Indonesia Dibekukan
Baca Juga: Momen Kompaknya Elkan Baggott, Jordi Amat, dan Marc Klok di Sesi Latihan Timnas Indonesia
Tak banyak sumber yang memiliki rekam jejak Dipo Alam, terutama di awal-awal kariernya sebagai pesepak bola hingga bisa menembus luar negeri.
Hanya saja, pria bernama lengkap Cornelius Dipo Alam ini pertama kali mengundang decak kagum kala tampil di usia 15 tahun di ajang Liga Bogasari dan berlanjut ke Piala Soeratin U-18.
Dari dua ajang itu, Dipo Alam masuk ke dalam Indonesia Football Academy (IFA) yang berisikan para pemain muda berbakat dari seluruh penjuru Tanah Air.
Baca Juga: Jelang Timnas Indonesia vs Burundi, Yakob Sayuri Beberkan Hal yang Disiapkan Shin Tae-yong
Setelah menimba ilmu di IFA, Dipo Alam kemudian mengambil keputusan pergi ke Belanda dan bermain untuk tim bernama Heemstede.
Selain itu, Dipo Alam sempat melakoni trial bersama Telstar di kasta kedua Liga Belanda. Namun, ia tetap mengejar pendidikannya sehingga meneruskan kariernya di Amerika Serikat.
Di negeri Paman Sam itu, Dipo Alam belajar sambil meniti karier di sepak bola bersama klub-klub Chivas USA, Turbo FC, LA Legends, LA Blues, hingga Deportivo Knights.
Lalu pada 2012, PSSI memanggil Dipo Alam untuk bergabung Timnas Indonesia. Namun ia belum punya klub profesional, sehingga sempat trial dengan klub Tanah Air.
Singkat kata, ia pun melakoni trial bersama Sriwijaya FC, Persebaya, Arema, dan Persijap. Di Arema IPL itu, ia kemudian terpilih.
Sayangnya, sanksi FIFA kemudian jatuh ke Indonesia yang membuat Dipo Alam gagal bermain di negaranya sendiri, yang kemudian mengubur mimpinya menjadi pesepak bola.
“Pas sepak bola Indonesia di-banned itu, aku udah 100 persen bilang aku tidak bisa main bola lagi,” ujar Dipo Alam dilansir dari VOA Indonesia.
Usai pensiun, Dipo Alam terjung ke dunia bisnis dengan pengalamannya bekerja di beberapa restoran di Amerika Serikat.
Kini, Dipo Alam meraup sukses dengan bisnis waralaba bernama Paleta Bar yang membuatnya menjadi salah satu pebisnis waralaba kuliner sukses asal Indonesia di Amerika Serikat.