Bolatimes.com - Pemain Timnas Indonesia, Egy Maulana Vikri, dianjurkan untuk melanjutkan kariernya di Liga Jepang setelah resmi meninggalkan klub Liga Slovakia, FC ViOn Zlaté Moravce.
Sebelumnya, Zlate Moravce telah resmi mengumumkan bahwa pihaknya dan Egy Maulana Vikri sepakat untuk mengakhiri kerja sama. Kurangnya menit bermain disinyalir menjadi alasan Egy Maulana Vikri untuk angkat kaki.
"Saya ingin berterima kasih kepada ViOn, rekan setim saya, dan tim pelatih. Terima kasih atas waktu yang dihabiskan di klub, meskipun singkat. Saya berharap en Moravians hanya yang terbaik dan semoga sukses di sisa musim ini," ujarnya dikutip dari laman resmi klub.
Setelah gagal bersinar di Slovakia, Egy Maulana Vikri sebetulnya disarankan untuk menjajal kompetisi Liga Jepang sebagai pelabuhan selanjutnya.
Berikut Bolatimes.com menyajikan tiga alasan yang membuat Egy Maulana Vikri cocok untuk melanjutkan kariernya di Liga Jepang seusai meninggalkan Zlate Moravce.
1. Ramah untuk Pemain Asia Tenggara
Dibandingkan dengan kompetisi-kompetisi lainnya di dunia, Liga Jepang barangkali menjadi salah satu kompetisi yang paling ramah untuk para pemain asal Asia Tenggara.
Jika bergabung dengan klub Liga Jepang, Egy Maulana Vikri bakal mengikuti jejak-jejak seniornya, seperti Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly yang pernah berkarier di sana.
Selain itu, saat ini ada beberapa pemain asal ASEAN yang berkarier di sana, mulai dari Chanathip Songkrasin, Supachok Sarachat, Chaowat Veerachat, hingga Dang Van Lam.
2. Kompetisi Berkualitas
Tak bisa dimungkiri, kompetisi Liga Jepang, baik itu J1 atau J2 League merupakan salah satu kompetisi yang paling berkualitas di Asia.
Ada banyak sekali pemain-pemain Jepang yang kini mentas di Eropa karena dibesarkan dengan sistem kompetisi berkualitas milik Negeri Matahari Terbit.
Oleh karena itu, Egy Maulana Vikri sebetulnya sangat layak untuk mempertimbangkan Liga Jepang sebagai pelabuhan barunya.
Bermain bersama klub kasta kedua di Jepang asalkan mendapat menit bermain yang regular pun jauh lebih baik ketimbang berkarier di Eropa tapi hanya menjadi penghangat bangku cadangan.
3. Tak Perlu Adu Fisik
Selanjutnya, Egy Maulana Vikri juga dinilai bisa beradaptasi dengan gaya permainan di kompetisi Negeri Sakura ketimbang Eropa.
Pasalnya, Liga Jepang sangat berbeda dengan kompetisi negara Eropa Timur yang lebih banyak mengandalkan adu fisik dan keunggulan postur.
Pemain bertipe cepat dan punya skill olah bola seperti Egy tentunya bakal bisa lebih bersaing ketika berkarier di Liga Jepang.
Oleh karena itu, kompetisi J2 atau J1 League bisa menjadi opsi terbaru bagi Egy Maulana Vikri alih-alih memilih melanjutkan di Eropa.