Bolatimes.com - Direktur Utama Arema FC, Iwan Budianto, yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum PSSI saat ini tengah menjadi sorotan publik karena dianggap bertanggung jawab terhadap Tragedi Kanjuruhan.
Munculnya nama Iwan Budianto ini tak terlepas dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana, sebagai saksi dari manajemen Arema FC terkait Tragedi Kanjuruhan.
Menurut Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, pihak yang seharusnya bertanggung jawab sebagai perwakilan manajemen Arema FC ialah Iwan Budianto yang berstatus sebagai Direktur Utama.
“Yang harusnya kena ya Iwan Budianto. Kalau korporasi yang bertanggung jawab, Direktur Utama seperti halnya PT LIB,” kata Akmal Marhali, Jumat (28/10/2022).
“Ini ada di Peraturan Mahkamah Agung Nomor 13 Tahun 2016 soal Tata Cara Pidana Korporasi,” ia melanjutkan.
Sebagai informasi, Iwan Budianto merupakan pihak yang menguasai saham mayoritas PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi (AABI), perusahaan yang menaungi klub Arema FC.
IB, sapaan akrabnya, mengantongi 3,750 saham senilai Rp 3.750.000.000. Sementara itu, Gilang Widya melalui PT Juragan Sembilan Sembilan Corp, memiliki 750 lembar saham, alias senilai Rp. 750.000.000.
Adapun pemilik saham lainnya ialah PT Rans Entertainment Indonesia milik selebritas Raffi Ahmad yang menguasai 500 lembar saham senilai Rp 500.000.000.
Iwan Budianto merupakan salah satu tokoh penting di dunia sepak bola Indonesia, khususnya Jawa Timur, yang lahir di Malang, 24 Januari 1974.
Kecintaannya dengan dunia sepak bola turut mendekatkannya dengan mantan Wali Kota Kediri, HA Maschut. Sebab, IB akhirnya menikah dengan salah satu putri HA Maschut, Ni Putu Evi Shinta Dewi.
Dari pernikahannya tersebut, IB dan Evi Shinta dikaruniai dua orang anak. Mereka bernama Laksmi Arista Vyanda dan Laras Carissa Devinta.
Sebagai informasi, nama yang disebut terakhir, yakni Laras Carissa Devinta, juga telah menikah dengan salah satu pemain Arema FC, Muhammad Rafli, pada 21 Januari 2022 lalu.
Pada usianya yang baru menginjak 21 tahun, IB sudah mendapat kepercayaan untuk menjadi manajer PS Arema pada ajang Ligina V musim 1998-1999.
IB juga sempat menjabat sebagai manajer Persik Kediri dan mengantarkan tim legendaris asal Jawa Timur itu meraih dua gelar juara mentereng.
Sebagai informasi, Iwan Budianto mendapat jabatan sebagai Wakil Ketua Umum PSSI saat Edy Rahmayadi memutuskan mundur dari Ketua Umum PSSI.
Ketika itu, kursi Ketum PSSI diisi oleh Joko Driyono yang menjabat sebagai Waketum PSSI. Lalu, karena kursi ini kosong, Iwan Budianto ditunjuk untuk menjadi Waketum PSSI.
Sebelumnya, dia menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Ketua Umum PSSI yang membantu Edy Rahmayadi. Karena hal itu, IB lalu memutuskan untuk meninggalkan jabatannya sebagai CEO Arema FC.
Sebab, IB tak ingin rangkap jabatannya itu menyebabkan fitnah dan tudingan negatif karena dikhawatirkan terjadi konflik kepentingan. Meskipun demikian, dia tetaplah orang berkuasa di Arema FC karena berstatus sebagai pemilik saham mayoritas.