Bolatimes.com - Mantan pelatih Timnas Indonesia mendukung penuh agar Shin Tae-yong tetap bertahan.
Salah satu pelatih yang pernah menjadi nahkoda Timnas Indonesia, Simon McMenemy memberikan tanggapan terkait ancaman Shin Tae-yong mundur dari kursi pelatih skuad Garuda.
Shin Tae-yong memilih mundur jika Ketum PSSI, Mochamad Iriawan lengser. Hal ini diungkapkan dalam unggahan akun Instagram pribadinya, @shintaeyong7777 beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Iwan Bule Hindari Wartawan Lagi, Suruh Exco PSSI untuk Sampaikan Hasil Pertemuan dengan Komnas HAM
“Seseorang yang sangat mencintai sepakbola Indonesia dengan kesungguhan hati dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola dapat berkembang adalah Ketua Umum PSSI. Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya pun harus mengundurkan diri,” ujarnya pada akun @shintaeyong7777.
Pernyataan ini membuat geger publik, terkhusus untuk para pencinta sepak bola Tanah Air. Banyak pro dan kontra usai pelatih asal Korea Selatan tersebut menyatakan ingin mundur dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
Ternyata kabar ini pun sampai ke Simon McMenemy hingga ia memberikan tanggapan di kolom komentar postingan akun Instagram @garudarevolution.ina.
Baca Juga: Bali United Pamer Potret Stadion Dahulu dan Sekarang, Perbedaannya Cukup Mencolok
"STY telah membawa kita lebih jauh lebih baik daripada semua pelatih yang pernah ada di masa-masa sebelumnya. Dia harus tetap bertahan." tulis McMenemy di akun Instagram @garudarevolution.ina.
Komentar McMenemy ini pun turut ditanggapi beberapa netizen Indonesia.
"I miss you jadi coach Timnas," tulis @dani****.
Baca Juga: Bocor di Layar Proyektor, Liga 1 2022/2023 Kembali Bergulir 25 November
"Respect Coach," beber @nauv***.
"Big respect coach," timpal @mona****.
Simon McMenemy sendiri memang pernah melatih Timnas Indonesia selama setahun mulai dari Januari hingga Desember 2019.
Pencapaian McMenemy juga terbilang tidak bagus-bagus amat. Dari tujuh laga yang dilakoni, dia hanya memenangkan dua laga dan lima kali kalah. Bahkan saat itu Indonesia gagal total di Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia.