Bolatimes.com - Fakta miris terungkap sebelum tragedi tewasnya ratusan suporter di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Ketua Panpel Arema, Abdul Haris sempat mengajukan perubahan jadwal dari malam ke sore namun ditolak PT LIB selaku operator.
Abdul Haris mengatakan sudah mengajukan perubahan jadwal sesuai surat yang dikirimkan Polres Malang. Semula kick-off pukul 20.00 WIB dan pihaknya minta diajukan menjadi pukul 15.30 WIB.
“Berdasarkan surat dari PT LIB, jawaban mereka ternyata kick-off laga Arema vs Persebaya tetap pukul 20.00 WIB,” kata Abdul Haris, dilansir dari Wearemania.net.
Akibat insiden ini, dalam rilis yang dinyatakan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengatakan ada 127 orang yang meninggal dunia. Korban tersebut berasal dari Aremania dan dua anggota polisi.
"Dalam kejadian itu, telah meninggal 127 orang, dua adalah anggota Polri," kata Nico, dilansir dari Antara.
Nico menjelaskan sebanyak 34 orang dilaporkan meninggal dunia di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, sementara sisanya meninggal saat mendapatkan pertolongan di sejumlah rumah sakit setempat.
Menurutnya, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut. Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 merupakan kendaraan Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.
Sementara itu, Menkopolhukam, Mahfud MD menyebut bahwa panpel mencetak tiket yang melampaui kapasitas. Sebelum laga, aparat sudah mengusulkan agar tiket dicetak sesuai kapasitas, sebanyak 42 ribu tiket dicetak dari harusnya 38 ribu.
"Akan tetapi usul itu tidak dilakukan oleh Panitia Pelaksana yang tampak sangat bersemangat. Tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," kata Mahfud MD di unggahan instagramnya.
Selain jumlah tiket yang dicetak, dia juga menyoroti laga yang digelar pada malam hari. Padahal, banyak usulan seharusnya laga yang berpotensi panas ini digelar pada sore hari.
"Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan tiket yang dicetak jumlahnya 42.000," kata dia.
Lebih lanjut, Mahfud MD menegaskan tragedi ini bukan bentrok antarsuporter karena suporter Persebaya tidak boleh ikut menonton.
"Oleh sebab itu, para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak nafas. Tak ada korban pemukulan atau penganiayaan antar suporter," pungkasnya.