Bolatimes.com - Kabar miris datang dari Liga 3, di mana ada seorang pemain yang hanya dibayar Rp250 ribu per tahun dan gajinya dengan nominal tersebut masih ditunggak.
Kabar miris ini datang dari Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) lewat sang Deputy Chief Executive-nya, Gotcha Mitchel.
“Di Liga 3, ada pemain yang gajinya Rp 250 ribu setahun. Saat ini kami masih mencoba karena ada prosesnya yakni bicara baik-baik. Jadi, mudah-mudahan yang berutang sadar," ujar Michel dilansir dari Suara.com.
Baca Juga: Hasil Korea Masters 2022: Bagas/Fikri Lolos ke Perempat Final, Rinov/Pitha Tersingkir
Gotcha sendiri enggan memberikan nama klub serta pemain yang dimaksud. Hanya saja, ia menyebut bahwa pemilik klub tersebut mapan.
“Kalau tidak diselesaikan, akan menjadi berita besar. Tidak etis kalau kami sebut karena kami masih menunggu itikad baik. Kami masih dalam tahap mengumpulkan data. Clue-nya pemilik klub ada cukup mapan," lanjutnya.
Gotcha pun menyebutkan bahwa upah Rp 250 ribu per tahun sangat tidak layak untuk seorang pemain profesional, apalagi sampai pembayarannya ditunggak.
Baca Juga: Ikut Berpartisipasi, Timnas Indonesia U-19 Dapat Sambutan Hangat dari Turnamen Toulon
Apa yang disampaikan Gotcha itu pun menjadi cerminan bahwa Liga 3 memang harus mulai diperhatikan, terutama dalam pengoperasiannya.
Pasalnya, Liga 3 rata-rata menggunakan pemain amatir atau pemain muda yang butuh jam terbang untuk unjuk gigi. Para pemain ini biasanya tak paham dengan perjanjian kontrak pemain.
Gotcha juga menambahkan, bahwa pemain yang mendapat upah Rp 250 ribu itu tak mengetahui besaran upahnya tersebut ternyata per tahun, bukan per bulan.
Liga 3 Penuh Kontroversi
Selain perkara upah, penyelenggaraan Liga 3 sepanjang 2021-2022 menuai banyak kontroversi di kalangan masyarakat.
Kontroversi yang hadir pun bermacam-macam, yakni perkelahian antar pemain, pengeroyokan wasit, bahkan indikasi pengaturan skor.
Banyaknya kontroversi di dalam penyelenggaraan Liga 3 pun membuat banyak penikmat sepak bola Tanah Air berharap agar PSSI bergerak untuk membenahi kualitasnya.
Dengan adanya kabar pemain dibayar Rp250 ribu per tahun dan masih ditunggak, tentu tekanan besar akan diterima PSSI agar membenahi dan mengawasi proses pengoperasian klub-klub Liga 3.