Bolatimes.com - Salah satu pemilik saham mayoritas Bali United, Pieter Tanuri, memiliki rekam jejak yang cukup panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk berkecimpung di dunia sepak bola.
Sebelum namanya menancap sebagai pemilik Bali United, Pieter Tanuri memang menjadi salah satu sosok baru di dunia sepak bola Indonesia.
Sebab, lelaki yang kini menjabat sebagai Komisaris PT Bali Bintang Sejahtera, perusahaan yang menaungi klub Bali United, itu lebih banyak terjun di dunia bisnis.
Baca Juga: Persipura Bungkam Bhayangkara FC, Berikut Klasemen Terbaru Liga 1
Dia merupakan pendiri salah satu perusahaan sekuritas, Tri Megah Securities Tbk. Selain itu, ia juga menjadi komisaris di PT Philadel Terra Lestari, PT Buana Capital Sekuritas, dan PT Multistrada Arah Sarana TBK.
Awali Perjalanan Bersama Persib Bandung
Perjalanan Pieter Tanuri mengarungi dunia kulit bundar tak terlepas dari Persib Bandung. Tim yang bermarkas di Kota Kembang inilah yang memunculkan namanya di kancah sepak bola nasional.
Baca Juga: PSS Sleman Kalah 0-1 dari PSIS, Berikut Klasemen Terbaru Liga 1 2021/2022
Pieter Tanuri awalnya menjadi bagian dari manajemen Persib Bandung ketika pengusaha besar, Glenn Sugita, muncul sebagai pemilik baru pada 2009.
Ketika itu, Glenn membentuk sebuah konsorsium yang mendanai Persib Bandung karena munculnya regulasi yang mengatur larangan pendanaan klub dari ABPD.
Salah satu bukti keterlibatan Pieter Tanuri di Persib Bandung ialah munculnya Achilles, perusahaan ban bertapa yang menjadi sponsor tim Pangeran Biru pada 2009.
Baca Juga: Batal Dinaturalisasi Timnas Indonesia, Mees Hilgers Ingin Bela Timnas Belanda
Sebagai informasi, Achilles merupakan merek ban mobil yang berada di bawah naungan PT Multistrada Arah Sarana Tbk yang dimiliki oleh Pieter Tanuri.
Akuisisi Pusamania Borneo FC, Cikal Bakal Bali United
Setelah bertahun-tahun ikut mengelola Persib Bandung, Pieter Tanuri akhirnya memutuskan untuk memiliki klub sepak bola sendiri pada tahun 2014.
Baca Juga: Dua Klub Indonesia Dikabarkan Tertarik Boyong 'Messi Vietnam' Nguyen Quang Hai
Awalnya, ada sejumlah klub yang menjadi sasaran Pieter Tanuri. Salah satunya yakni klub besar di DIY, PSIM Yogyakarta.
Namun, pilihan Pieter Tanuri akhirnya jatuh kepada Pusamania Borneo FC yang saat itu dimiliki oleh Harbiansyah Hanafiah. Ketika itu, Harbiansyah kesulitan menjalankan roda ekonomi.
Pieter akhirnya mengajak adik kandungnya, Yabes Tanuri, untuk menjalin negosiasi dengan Harbiansyah. Bagi Yabes, ini menjadi kiprah pertamanya mengurus klub sepak bola.
Setelah proses akuisisi rampung, Pieter Tanuri menduduki jabatan sebagai Komisaris PT Bali Bintang Sejahtera. Harbiansyah juga mendapat posisi serupa. Namun hanya berlangsung selama satu tahun.
Sementara itu, pengelolaan Bali United dieksekusi langsung oleh Yabes Tanuri yang menjabat sebagai Chief Executive Officer (CEO).
Setelah proses akuisisi, Pusamania Borneo FC akhirnya berganti nama menjadi Bali United pada tahun 2015.
Tak butuh waktu lama bagi Bali United untuk bersinar sejak diambil alih Pieter Tanuri dan diboyong ke Gianyar, Bali.
Sebab, pada tahun 2019, tim yang berbasis di Stadion Kapten I Wayan Dipta itu sudah mampu menjadi juara Liga 1 2019.
Kontributor: Muh Adif Setiawan