Bolatimes.com - Ricky Kambuaya jadi perbincangan penikmat sepak bola Tanah Air menyusul apiknya performanya bersama Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia. Namun di balik penampilan apiknya ini, ada kisah pilu saat dirinya berseragam PSS Sleman yang membuatnya hampir jadi pemabuk.
Ricky Kambuaya menjadi sorotan sepanjang gelaran Liga 1 2021-2022 bersama Persebaya Surabaya. Pemain berusia 25 tahun ini tampil konsisten bersama Bajul Ijo hingga mampu menarik perhatian pecinta sepak bola Tanah Air.
Pemain kelahiran Sorong ini menjadi ruh permainan Persebaya hingga akhirnya menembus papan atas setelah sempat terseok-seok di awal Liga 1 2021.
Baca Juga: Ketum PSSI Bongkar Gaji Shin Tae-yong: Ada Harga, Ada Barang
Karena apiknya penampilanya, Ricky Kambuaya mendapat berkah dengan dipanggil Shin Tae-yong ke Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2020.
Tak hanya dipanggil ke dalam skuat, Ricky Kambuaya juga menjadi andalan Shin Tae-yong di Piala AFF, di mana ia selalu bermain sebagai starter sejak fase grup hingga laga fina.
Karenanya Ricky Kambuaya kian mendapat pengakuan dari para pecinta sepak bola Tanah Air, termasuk penampilan apiknya yang berbuah Man of the Match di final leg kedua Piala AFF 2020 kontra Thailand.
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Masuk 3 Besar Pemain Termahal Ansan Greeners
Perjuangan Ricky Kambuaya hingga titik tersebut nyatanya tak mudah. Pasalnya, karier sepak bolanya hampir saja musnah dan membuatnya menjadi pemabuk.
Lantas, bagaimana kisah Ricky Kambuaya tersebut?
Frustrasi di PSS Sleman
Baca Juga: Persib Menang Tipis, Robert Alberts Klaim Semestinya Bisa Cetak Gol Lebih
Ricky Kambuaya mengalami rasa frustrasi kala membela PSS Sleman di tahun 2019 lalu. Saat itu, ia bergabung tim berjuluk Super Elang Jawa tersebut setelah tampil moncer bersama PSMP Mojokerto.
Namun, kemoncerannya bersama PSMP Mojokerto di Liga 2 tak membuatnya mendapat jaminan bermain di PSS Sleman. Ia harus bersaing dengan deretan bintang lainnya untuk mengisi Starting Line Up.
Hal tersebut secara tak langsung mempengaruhi kondisi psikisnya, sehingga ia pun frustrasi akan karier sepak bolanya.
Baca Juga: Pesona Sam Kerr, Stiker Australia & Chelsea Lawan Timnas Wanita Indonesia
“Sebelumnya di Mojokerto kan hampir setiap pertandingan saya Line Up, main tuh. Bahkan dalam dua musim itu ada belasan gol yang saya buat. Jadi itu buat saya percaya diri dan semangat,” buka Ricky Kambuaya saat acara Q&A bersama PSSI di kanal YouTube resmi mereka.
“Tapi saat saya ke Sleman, bermain memang baru di Liga 1, jadi persaingan kita bersaing di Starting Line Up harus bermain dan itu membuat waktu bermain saya di Sleman tidak terlalu banyak.”
“Paling babak kedua main-main di menit-menit ke berapa, dapat bermain sedikit saja. Nah di situ mental terganggu,” lanjutnya.
Karena mentalnya jatuh akibat minimnya waktu bermain di PSS Sleman, Ricky Kambuaya berujar bahwa saat itu ia hampir menjadi pemabuk.
“Saya bilang kalau tidak kuat mungkin saya bisa menjadi pemabuk. Hampir tujuan (menjadi) seperti itu, karena mental terganggu. Langsung drop. Apalagi ada beberapa pertandingan saya main kurang bagus,” lanjutnya.
Beruntung bagi Ricky Kambuaya saat itu ia tak jatuh terlalu dalam setelah mendekatkan diri kepada Tuhan agar semakin kuat menghadapi tekanan yang melanda batinnya.
“Coach Danilo saat itu kasih Support terus agar tak berputus asa dan tak menyerah agar tak jatuh terus dan terus berusaha. Sampai akhirnya saya semangat lagi di putaran kedua.”
“Sampai akhirnya mereka (PSS Sleman) kaget kalau Coach Aji (Santoso) panggil saya ke Persebaya,” pungkasnya.
Kepindahan ini pun lantas membuka jalan Ricky Kambuaya untuk bermain di Timnas Indonesia hingga kini namanya melejit dan menjadi salah satu bintang sepak bola Tanah Air.