Bolatimes.com - Kisruh antara pendukung dengan manajemen PSS Sleman terus berlanjut di mana para suporter kini menjadikan Direktur Super Elang Jawab, Marco Gracia Paulo sebagai kambing hitam.
Kisruh ini bermula dari buruknya penampilan PSS Sleman di sesi pertama BRI Liga 1 2021-2022 di mana Super Elang Jawa saat ini terdampar di papan bawah atau peringkat ke-15.
Dalam 5 laga yang telah dijalani, PSS baru mengoleksi 4 poin. Poin tersebut sama dengan Persik Kediri dan Barito Putera yang berada di zona merah.
Baca Juga: Profil Dejan Antonic, Pelatih yang Sedang Dituntut Mundur Suporter PSS
Bedanya, PSS unggul dalam jumlah selisih gol dengan minus 3, kalah satu gol dari Persipura Jayapura yang ada 1 tingkat di atasnya dengan poin sama.
Karena hasil minor tersebut, pendukung PSS Sleman pun melancarkan aksi protes lewat media sosial kepada setiap elemen Super Elang Jawa seperti pemain, pelatih dan manajemen.
Gelombang protes ini mengalir deras hingga menjadi tagar yang selalu populer di media sosial Twitter dalam beberapa hari ke belakang.
Baca Juga: Puasa Gelar, 6 Klub Top Eropa Menanti Puluhan Tahun untuk Kembali Juara
Dejan Antonic dan Arthur Irawan menjadi sasaran protes para pendukung PSS. Selain itu, ada pula nama Marco Gracia Paulo pula yang juga menjadi sasaran.
Lantas, siapakah sosok Marco Gracia Paulo ini dan bagaimana sepak terjangnya?
Profil Marco Gracia Paulo dan Rekam Jejaknya
Baca Juga: Profil Arthur Irawan, Eks Pemain Espanyol B yang Sedang Jadi Buah Bibir
Nama Marco Gracia Paulo cukup familier di kalangan pengurus tim sepak bola Indonesia. Sepak terjangnya pun cukup mentereng.
Marco Gracia memulai sepak terjangnya di sepak bola Tanah Air saat menanggalkan pekerjaannya di dunia pendidikan dan bergabung dengan SSB SSI Arsenal yang dibuka di Ciputat, Tangerang pada 2009.
Setahun berselang, Marco Gracia masuk ke dalam proyek Indonesia Football Academy (IFA) yang mengirimkan pemain berbakat Tanah Air ke dalam tim SAD Uruguay.
Baca Juga: Jelang Hadapi Persebaya, PSIS Fokus Pulihkan Kondisi
Setelahnya, Marco Gracia pernah menjabat sebagai Deputi Sekjen PSSI. Selain itu, ia juga sempat masuk jajaran direksi PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Di level klub, Marco Gracia juga pernah menjabat sebagai CEO Pelita Bandung Raya (PBR) pada paruh musim Indonesia Super League (ISL) 2013 dan mundur dari klub tersebut pada 2015.
Mundurnya Marco Gracia dari PBR tersebut sempat mengejutkan publik. Namun ia menyebutkan bahwa kemundurannya dikarenakan masalah finansial yang melilit klub milik Ari Sutedi tersebut.
Sepak terjang Marco Gracia juga berlanjut saat dirinya menjadi salah satu dalang di balik akuisisi Perseru Serui menjadi Perseru badak Lampung FC di mana ia menjadi CEO atau Direktur Utama Laskar Saburai tersebut.
Hingga akhirnya, pada 2020 Marco Gracia ditunjuk sebagai Direktur Utama PSS Sleman. Ia ditunjuk melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PSS pada Maret 2020 lalu.