Bolatimes.com - Kisah perjuangan tak kenal lelah dibagikan oleh pemain muda Persebaya Surabaya, Zulfikar Akhmad Medianar Arifin. Dari yang hanya seorang penonton, kini ia resmi menjadi bagian skuat Bajul Ijo untuk Liga 1 2020.
Zulfikar, demikian nama akrabnya, sejak kecil memang sudah menjadi suporter setia Persebaya. Pemain 19 tahun itu bahkan kerap menyaksikan sesi latihan tim.
Bermula dari ajakan sang ayah, Moch. Gentur Mukti Arifin yang berprofesi sebagai jurnalis, Zulfikar sering diajak liputan kegiatan Persebaya. Karena saking seringnya, rasa cinta itu muncul dan ia pun bercita-cita suatu saat menjadi pemain Bajul Ijo.
Baca Juga: Agen Lautaro Martinez Benarkan Ketertarikan Barcelona dan Real Madrid
''Dari pengalaman itu saya jadi tahu pemain Persebaya, seperti Anang Ma'ruf, Halil, serta Korinus Fingkrew. Lalu saya pun ingin mengikuti jejaknya,'' ujar Zulfikar, dilansir dari laman resmi klub.
Berawal dari sering nonton latihan Persebaya, Zulfikar lalu minta dimasukkan sekolah sepak bola. Kemudian pilihan jatuh pada Indonesia Muda (IM), salah satu klub internal Persebaya.
''Ayah sendiri yang dulu mengantarkan saya latihan di IM,'' kenang pemain yang berposisi sebagai gelandang itu.
Baca Juga: Wander Luiz Positif Virus Corona, Ini Doa Si Kembar Bagas Bagus
Dan kini mimpi Zulfikar perlahan menuju kenyataan. Namanya pun mencuat kala membawa tim Bajul Ijo juara Elite Pro Academy U-20 2019.
Kala itu, Young Green Force menang 3-0 dalam babak adu penalti atas Barito Putera setelah kedua tim bermain imbang 3-3 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali.
Sukses itu menjadi tiket bagi Zulfikar untuk masuk ke tim utama Persebaya pada musim 2020. Tiket yang sudah di depan mata sejak 2019 lantaran sudah diikutkan dalam latihan tim senior oleh pelatih Aji Santoso.
Baca Juga: Seluruh Penggawa Bhayangkara FC Dites Corona, Ini Hasilnya
Lebih lanjut, Zulfikar bukan satu-satunya pemain U-20 yang musim ini promosi ke tim senior. Ada Koko Ari Araya, Muhammad Kemaluddin, Rizky Ridho, dan M. Supriadi.
Namun jika dibandingkan empat pemain tersebut, Zulfikar termasuk kurang beruntung. Sebab pemain asli Surabaya itu belum sekali pun mendapat kesempatan bermain di Liga 1.
'''Belum dapat kesempatan bermain, perasaan saya biasa saja. Itu tidak lepas dari izin dan dukungan orang tua yang luar biasa, agar saya bisa mencapai cita-cita saya,'' kata Zulfikar.
''Artinya saya harus lebih semangat lagi dalam latihan, harus lebih baik agar bisa mendapatkan kesempatan bermain,” imbuhnya.
Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, Zulfikar telah dididik untuk tidak menjadi pribadi yang gampang menyerah. Saat dia memilih sepak bola sebagai pilihan karier, kedua orang tuanya juga memberikan dukungan maksimal.
Perjuangan Zulfikar sendiri memang tak mudah. Sebab di posisinya sebagai gelandang sudah diisi oleh pemain-pemain top, salah satunya Makan Konate.