Bolatimes.com - Setelah 11 tahun, PSS Sleman akhirnya naik level ke kasta teratas sepak bola Indonesia usai menjadi kampiun Liga 2 2018. Tampil pada laga final, pasukan Super Elang Jawa meraih kemenangan 2-0 atas Semen Padang di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (04/12/2018).
Keberhasilan itu diraih dengan cara yang tidak mudah. Sepanjang kompetisi, ada sinegi kuat yang terjalin antara pemain, pelatih, ofisial, manajemen, hingga suporter yang tidak kenal lelah untuk memberikan dukungan. Apalagi PSS Sleman memang jor-joran dengan mendatangkan para pemain jebolan Liga 1 seperti Cristian Gonzales dan Amarzukih.
Selain karena kualitas pemain serta kelihaian pelatih dalam menyusun strategi, keberhasilan PSS Sleman tentu tidak bisa lepas dari peran manajemen yang selalu bekerja di balik layar. Salah satu sosok ketika itu adalah Sismantoro. Ia rela meluangkan banyak waktu serta tenaga untuk mendongkrak prestasi PSS Sleman.
Baca Juga: Terhenti di Babak Pertama, Debby Susanto Tutup Kariernya dengan Sad Ending
Setelah PSS Sleman promosi ke Liga 1 2019, posisi dirinya justru digantikan oleh Retno Sukmawati, istri dari almarhum Supardjiono. Namun meski sudah lengser, Sismantoro ternyata tidak bisa bersantai karena masih harus mengurusi skuat Super Elang Jawa yang diterpa isu terlibat dalam kasus dugaan pengaturan skor.
Lantas, bagaimana kabar Sismantoro kini setelah tak lagi menjabat manajer PSS Sleman? Simak wawancara eksklusif dari Bolatimes.com berikut:
1. Halo Pak Sis, disayangkan sekali tiba-tiba Anda mundur dari manajer PSS Sleman setelah promosi. Ada apa?
Baca Juga: Empat Ganda Campuran Indonesia Tembus Babak Kedua Indonesia Masters 2019
Saya fokus anak dulu. Anak saya kan maju sebagai caleg (calon legislatif) Sleman.
2. Hanya demi anak? bukan karena isu pengaturan skor?
Sebenarnya begini, saya mau diangkat menjadi direksi. Tapi saya tidak mau. Jadi, mundurnya saya tidak ada hubungannya dengan pemberitaan media baru-baru ini soal pengaturan skor.
Baca Juga: Arsenal Dikabarkan Incar Kiper Kelahiran Indonesia Gantikan Petr Cech
Saya sudah dipanggil Komdis, saya juga sudah bilang. Boleh lah saya diperiksa IT, apakah saya kenal dengan Hidayat (mantan Exco), komunikasi, dan sebagainya.
Kita enggak terlibat. Saya sudah menjamin. Apa pemain saya tidak pantas? betul tidak. Pemain kami di atas rata-rata klub lain.
3. Iya pak. Jadi, apa saja yang bapak jelaskan ketika ketika dipanggil Komdis PSSI?
Baca Juga: Terbukti Gelapkan Pajak, Ronaldo Tebus Hingga Rp 300 Miliar
Komdis menyampaikan, Vigit Waluyo itu orang pejudi gini-gini dari 2015. Tapi kenapa tidak dihukum dulu-dulu? Saya tanya begitu. Komdis PSSI bilang, susah Pak Sis karena tidak masuk sistem. Dia tidak orang klub.
Saya tanya, memang sepak bola itu bisa diatur po? Kalau iya, mending saya pakai pemain kampung yang dua jutaan, irit.
Karena saya orang buta yang baru masuk di dunia sepak bola. Saya butuh pemain yang bener-bener. Makanya saya putaran pertama banyak pemain yang saya buang karena sudah tidak sesuai dengan karakter.
Saya tidak mau pemain karena sudah dikontrak terus seenaknya sendiri.
4. Aman berarti ya, pak? PSS Sleman tidak akan batal promosi?
Katanya Hidayat sudah dipanggil, hla jawabnya gimana. Kalau ada orang Sleman tunjuk namanya. Siapa? tidak apa-apa.
Tapi kata Asep (Ketua Komdis PSSI) itu hanya mengaku orang Sleman.
Terus saya tanya Pak Asep, kalau sekarang itu pejudi. Pertanyaan saya Pak Asep, kalau tim saya tidak tahu menahu ada orang judi, disalahkan enggak? Terus dia jawab, ya tidak karena memang tidak tahu menahu.
Insya Allah aman, kalau ada yang terlibat mungkin sudah terbongkar lah.
5. Emm, Danilo Fernando, pak? katanya kan dia menantu dari Vigit Waluyo. Bagaimana?
Saya tidak tahu, saya kan di lapangan. Saya baru tahu kalau Dalino itu menantunya Vigit malah baru tahu akhir-akhir ini dari media.
Saya profesional tidak mau di ranah itu. Saya baru tahu kalau Danilo punya istri **** juga baru-baru. Demi Allah.
6. Baik, Pak Sis, PSS Sleman dulu tiba-tiba bisa mendatangkan pemain sekelas Cristian Gonzales. Gimana caranya, pak?
Jadi gini, waktu dulu setelah kita pertandingan dengan Madura FC, kita evaluasi di rumah makan Epilog. Kebetulan ada jajaran petinggi PSS Sleman dan suporter, disampaikan kalau ada lamaran dari Danilo Fernando.
Mas Jinggo (perwakilan suporter) itu hadir bilang, kalau bisa suruh narik Gonzales. Begitu asal mulanya.
Mungkin kan kalau pandangan dari suporter seperti Mas Jinggo kan lebih paham sepak bola. Bahwa dulu Gonzales pernah sama Danilo (Fernando).
7. Pasti mahal ya, pak?
Ya standar lah, sesuai dengan prestasinya. Seperti Gonzales itu Rp1,25 miliar. Ada yang Rp600 juta. Gaji pemain paling rendah mungkin sekitar Rp200 juta-an.
8. Sekarang masih memantau PSS Sleman, pak?
Iya, walaupun sudah tidak menangani Sleman, saya tetap memantau. Ya segara lah, para pemain yang mau kita bidik.
Kita hanya memberi masukan, termasuk pemain-pemain, termasuk K. H Yudo waktu meeting (Minggu, 15 Januari 2019) itu. Kita memberi masukan saja, tapi semua tergantung Seto Nurdiantoro (pelatih PSS Sleman) sama manajer.
9. Pemain PSS Sleman era Pak Sis beberapa sudah keluar, ada tanggapan?
Saya sayangkan banyak pemain yang lepas, saya sayangkan saja. Terutama para pemain inti. Sebetulnya bisa diantisipasi, aslinya, tapi karena telat sama enggak cepetnya lah.
Kalau soal nego sih enggak. Sebelum final saya sudah meeting dengan teman-teman semua, jajaran komplit, termasuk Bejo (Listianto Raharjo, pelatih kiper PSS), psikolog juga hadir. Rapot-rapot pemain itu sudah ada, siapa-siapa pemain yang harus dipertahankan.
Kalau nama-nama masih yang dulu, tetapi ada yang hilang, termasuk (Aditya Putra) Dewa, Ichsan (Pratama), (Rifal) Lastori.
Lastori sebenarnya bisa, komunikasi saja. Saya kan sering komunikasi dengan Nabil, dulu saya ketemu Nabil di Jakarta untuk minjam Lastori sama Munyeng (Bagus Nirwanto).
Intinya tidak apa-apa kalau mau dipakai Sleman. Tapi ini karena bukan ranah saya, ya... tidak tahu.
10. Ada harapan untuk PSS Sleman ke depan?
Harapan saya, PSS Sleman bertahan di Liga 1. Saya hanya bisa mendoakan, semoga perjalanan PSS lancar, tetap bertahan di Liga 1.
Insya Allah, Bu Retno (manajer PSS Sleman) akan mampu lebih baik daripada saya, saya percaya, saya orangnya positif. Saya yakin Bu Retno mampu lah.
Kebetulan kalau saya lihat dari Bu Retno sendiri, kalau loyalitas jangan ditanyakan lagi. Apalagi dia istri almarhum, di mana dedikasinya tidak diragukan.
Liputan khusus ini ditulis oleh reporter Bolatimes.com, Irwan Febri Rialdi