Peta Kekuatan Pelatih di Grup B Piala AFF 2018, Debut Bima Sakti!

Bima Sakti akan berhadapan dengan dua pelatih alumni Piala Dunia.

Stephanus Aranditio | BolaTimes.com
Rabu, 31 Oktober 2018 | 06:00 WIB
Bima Sakti

Bima Sakti

Bolatimes.com - Pelatih Timnas Indonesia, Bima Sakti akan menjadi pelatih termuda di grup B dan termuda kedua di Piala AFF 2018 setelah pelatih Kamboja, Keitsuke Honda. Bima akan bersaing dengan senior-senior yang memiliki jam terbang tinggi dari Thailand, Filipina, Singapura, dan Timor Leste.

Bima Sakti yang berusia 42 tahun akan menjalani debut pertamanya menjadi pelatih kepala timnas Indonesia setelah Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia memutuskan tidak melanjutkan kerja sama dengan pelatih asal Spanyol Luis Milla Aspas.

Bima yang sebelumnya menjadi asisten pelatih Luis Milla memiliki tanggung jawab besar untuk membawa Indonesia berjaya di Piala AFF 2018 meski masa persiapan hanya satu bulan. Namun, bisa jadi semangat nasionalisme berlebih kala ia mencatatkan diri sebagai pelatih asli Indonesia pertama yang menangani timnas Indonesia sepanjang sejarah Piala AFF.

Baca Juga: Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2018, Kick Off 9 November!

Bukan tidak mungkin, justru di tangan pelatih asal Pekanbaru, Riau, timnas Indonesia bisa meraih trofi Piala AFF untuk pertama kalinya setelah selama ini hanya lima kali menjadi runner-up.

Di grup B, Bima akan adu strategi dengan mantan pelatih Ghana di Piala Dunia 2010 yang kini menangani Thailand, Milovan Rajevac. Selain Milovan Rajevac, Bima juga akan menghadapi senior-senior lainnya yang akan bolatimes bahas di bawah ini:

1. Milovan Rajevac (Thailand)

Baca Juga: 23 Pemain Dipanggil Timnas Indonesia Jelang Piala AFF 2018

Milovan Rajevac (AFP)
Milovan Rajevac (AFP)

Milovan Rajevac adalah pelatih timnas Ghana di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Di tangannya, Sulley Muntari cs sukses menjadi satu-satunya tim Afrika yang lolos dari fase grup hingga ditumbangkan dengan susah payah lewat adu penalti dengan Uruguay di babak perempat final.

Rajevac juga mencatatkan Ghana menjadi tim Afrika ketiga yang mampu lolos ke babak perempat final setelah Kamerun pada 1990 dan Senegal pada 2002.

Kini pelatih berusia 64 tahun itu diangkat sebagai pelatih timnas Thailand sejak April 2017 dan diikat kontrak hingga 2020, ia sudah menjalani 11 pertandingan dengan hasil lima menang, satu imbang, dan lima kalah di semua kompetisi.

Baca Juga: Persiapan UNY, UINSA, Uninus, & Perbanas di Grand Final MUFT 2018

Tiga pertandingan diantaranya bermain di Kualifikasi Piala Dunia zona Asia, namun hanya meraih satu poin dari hasil imbang 1-1 melawan Uni Emirat Arab. Dua pertandingan lainnya kalah dari Australia dan Irak, keduanya hanya kalah tipis 1-2.

Sejauh ini, pelatih asal Serbia itu sudah memanggil 48 pemain Thailand untuk menjalani pertandingan bersama tim nasional. Pemain senior, Teerasil Dangda menjadi pemain andalannya di skuat Gajah Perang.

Soal Strategi Rajevac lebih senang menggunakan formasi 4-2-3-1, tercatat Rajevac sudah menggunakan formasi ini dalam delapan pertandingan, sisanya ia menggunakan formasi 4-3-3 bertahan, 4-3-3 menyerang, dan 3-4-1-2.

Baca Juga: Manchester City, Liverpool, & Chelsea Cetak Rekor Liga Primer

2. Fandi Ahmad (Singapura)

Fandi Ahmad
Fandi Ahmad

Sama seperti Bima, Fandi Ahmad juga baru akan menjalani debutnya sebagai pelatih kepala timnas Singapura pada ajang Piala AFF 2018.

Nama Fandi Ahmad bukan nama asing bagi sepak bola Singapura, ia adalah top skor sepanjang masa timnas Singapura dengan torehan 55 gol, rekor yang belum terpecahkan.

Sebelumnya ia juga menjadi asisten pelatih bersama pelatih Vincent Subramaniam dan sukses membawa Singapura menjuarai Piala Tiger 2015. Kini, Pelatih berusia 56 tahun ini juga merupakan pelatih ketujuh dari Singapura yang sudah mengantongi lisensi pelatih pro AFC.

Fandi sempat melatih tim Indonesia, Pelita Jaya, namun kariernya di klub yang bermain di Liga Primer Indonesia itu tidak bertahan lama akibat kasus dualisme kompetisi di Indonesia.

3. Sven Goran Eriksson (Filipina)

Svan Goran Eriksson (AFP)
Svan Goran Eriksson (AFP)

Filipina secara mengejutkan mendatangkan pelatih kelas dunia asal Swedia, Sven Goran Eriksson pada 27 Oktober 2018, secara waktu persiapan, Bima Sakti mungkin saja lebih unggul dari Eriksson, tapi jika adu pengalaman jangan ditanya.

Filipina menjadi tim ke-19 yang dilatih Eriksson sepanjang 41 tahun kariernya sebagai pelatih. Dari awal melatih klub kecil Swedia, Degerfors IF sampai Benfica, Manchester City, AS Roma, Lazio, Fiorentina, Sampdoria, hingga timnas Meksiko dan Inggris sudah pernah ia tempa. Lazio, Benfica, dan IFK Goteborg sudah pernah ia bawa merajai kompetisi lokal (Serie A, Liga Portugal, dan Liga Swedia).

Namun, racikan Eriksson belum terbukti di level tim nasional. Inggris hanya bisa ia bawa ke babak perempat final pada Piala Dunia 2002 dan 2006. Di Meksiko ia hanya bertahan satu musim 2008-2009 dan pada Piala Dunia 2010, Pantai Gading gagal ia bawa lolos dari fase grup.

Formasi andalannya ketika melatih adalah 4-2-3-1, namun belum diketahui apakah formasi ini akan digunakan juga dengan skuat yang dimiliki Filipina saat ini.

Piala AFF 2018 juga akan menjadi reuni tiga pelatih timnas Indonesia, Bima Sakti, Kurnia Sandy, dan Kurniawan Dwi Yulianto, alumni tim PSSI Primavera 1993 yang bekerja sama dengan Sampdoria yang pernah ditangani Eriksson.

4. Norio Tsukitate (Timor Leste)

Norio Tsukitate (AFP)
Norio Tsukitate (AFP)

Norio Tsukitate memang pelatih yang baru direkrut Timor Leste pada Asian Games 2018 lalu, namun ia bukan orang asing karena sudah pernah melatih tim nasional usia muda Timor Leste pada 2011-2012.

Di Asian Games 2018, pelatih berusia 58 tahun ini tak mampu berbuat banyak, Timor Leste hanya menjadi lumbung gol bagi lawan-lawannya di grup C, Cina, Uni Emirat Arab dan Suriah. Total Timor Leste kebobolan 15 gol dan hanya mampu mencetak tiga gol. 

Namun, Norio Tsukitate adalah pelatih yang pernah melatih tiga tim nasional, yakni timnas Guam, Bhutan, dan Timor Leste. Menyingkirkan Brunei Darusallam sehingga lolos ke fase grup Piala AFF 2018 menjadi prestasi bagi Norio Tsukitate.

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

Ultras Garuda peringatkan Patrick Kluivert

bolaindonesia | 18:25 WIB

Shin Tae-yong menitip pesan untuk Nova Arianto

bolaindonesia | 11:03 WIB

Inilah deretan komentar legendaris Shin Tae-yong selama lima tahun melatih Timnas Indonesia

bolaindonesia | 16:56 WIB

Mitchel Bakker bermain di Lille yang berkompetisi di Liga Champions

bolaindonesia | 11:22 WIB

Impian terbesar seluruh pecinta sepak bola Indonesia

bolaindonesia | 12:35 WIB

Marselino Ferdinan meminta maaf dan tidak ingin menyalahkan siapapun

bolaindonesia | 22:24 WIB

Malaysia resmi menunjuk Peter Cklamovski sebagai pelatih baru

bolaindonesia | 20:44 WIB

Jika menang, maka Timnas Indonesia akan lolos ke semifinal Piala AFF 2024

bolaindonesia | 23:30 WIB

Kelakuan pemain Myanmar bikin petinggi PSSI geram

bolaindonesia | 14:15 WIB

Timnas Indonesia memainkan delapan pemain debutan saat mengalahkan Myanmar

bolaindonesia | 16:02 WIB

"Sold out! Alhamdulillah tiket untuk pertandingan kandang Indonesia melawan Laos dan Filipina di ASEAN Championships 2024 sudah terjual habis,"

bolaindonesia | 16:02 WIB

Apakah skuat muda Timnas Indonesia mampu mengalahkan Myanmar?

bolaindonesia | 15:58 WIB

Satoru Mochizuki ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya

bolaindonesia | 18:39 WIB

Menurut Mochizuki, final Piala AFF Putri 2024 bukan pertandingan mudah.

bolaindonesia | 12:13 WIB

Skuad asuhan Bojan Hodak mengakhiri turnamen sebagai juru kunci dan hanya meraih lima poin dari enam laga.

bolaindonesia | 23:23 WIB

Di Kejuaraan ASEAN 2024, Indonesia tergabung di Grup B bersama Laos, Myanmar, Filipina, dan Vietnam.

bolaindonesia | 17:57 WIB

Arkhan Kaka membalas cibiran netizen dengan kontribusi gol

bolaindonesia | 15:02 WIB

Menurut Hilgers, ada perbedaan besar yang ia rasakan saat bermain di Liga Europa bersama dengan FC Twente dibanding membela Timnas Indonesia

bolaindonesia | 16:50 WIB
Tampilkan lebih banyak