Bolatimes.com - Winger Manchester United, Antony, resmi dicoret dari Timnas Brasil usai diisukan melakukan KDRT dan ancaman pembunuhan kepada mantan kekasihnya.
CBF sebagai PSSI-nya Brasil sudah mendiskusikan situasi Antony setelah mantan kekasihnya, Gabriela Cavallin, menuduhnya melakukan tindakan KDRT.
CBF menyimpulkan bahwa Antony tidak akan mengikuti agenda Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan September ini, dan mengonfirmasinya lewwat sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut berbunyi: "Mengingat fakta yang terungkap pada Senin (4/9) mengenai pemain #mufc Antony, yang harus diselidiki, dan demi melindungi terduga korban, sang pemain, Timnas Brasil, dan CBF, pihak organisasi menginformasikan bahwa sang atlet terkait telah dikeluarkan dari Timnas Brasil."
Cavallin mengungkap bahwa ia telah mengajukan laporan kepada kepolisian Sao Paulo dan Kepolosian Greater Manchester saat ia memberikan rincian serangan yang ia terima kepada UOL.
Korban berkata Antony menyerangnya beberapa kali antara Juni 2022 dan Mei 2023. Dalam salah satu insiden, pemain berusia 23 tahun itu melempar kaca ke arahnya, membuatnya terluka sampai-sampai tulang di jarinya terlihat.
Ia juga merinci serangan yang Antony lakukan saat ia tengah mengandung. Ia mengklaim bahwa pemain kidal itu menyerangnya saat mereka sedang di dalam mobil, mengancamnya akan melemparnya keluar dari mobil yang sedang berjalan, dan mengisyaratkan ancaman akan membunuhnya, bayi dalam kandungan, dan dirinya sendiri.
"Dia berkata kalau saya tidak bersama dirinya, maka saya tidak akan boleh bersama siapa pun," katanya kepada UOL.
"Bahwa saya sedang mengandung anaknya. Saya harus bertahan bersamanya, jika tidak ia, saya, dan anak kami akan mati. Saya bilang padanya bahwa saya sedang hamil, bahwa ia membuat saya takut, membuat jantung saya berdegup. Saya gemetar ketakutan."
Antony menepis tuduhan ini Juni lalu, dengan berkata via Instagram: "Setelah mengajukan pernyataan saya ke kantor polisi di mana penyelidikan terkait nama saya sedang berjalan, saya ingin berbicara untuk pertama kalinya semenjak saya dituduh secara palsu telah melakukan penyerangan."
"Saya bungkam sampai saat ini supaya tak mengganggu proses penyelidikan, tetapi selama itu saya dan keluarga menderita dalam diam. Meski dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan yang teramat kurang mampu, saya tak pernah melalui situasi yang seperti ini, di mana tuduhan palsu menghasilkan penghakiman publik yang tidak adil dan terburu-buru."
"Setelah penyelidikan selesai, saya akan terbukti tidak bersalah. (Saya) yakin keadalian akan ditegakkan dan kerusakan terhadap citra saya akan berlalu. Terima kasih atas segala pesan dukungan di masa-masa yang sangat sulit ini."