Bolatimes.com - Mengenal lebih jauh sosok Aleksander Ceferin, Presiden UEFA yang belum lama ini menolak wacana klub-klub Arab Saudi tampil di kompetisi antarklub ter-elite di Eropa, yakni Liga Champions.
Dalam beberapa waktu terakhir, muncul wacana bahwa otoritas Arab Saudi ingin meminta ke UEFA agar salah satu klubnya bisa berpartisipasi di ajang Liga Champions.
Dilansir dari Corriere dello Sport, otoritas Arab Saudi menginginkan salah satu juara liga-nya bisa mendapat ‘Wild Card’ untuk tampil di ajang itu.
Baca Juga: Sempat Pensiun, Andre Onana Balik Bela Timnas Kamerun di Kualifikasi Piala Afrika
Bahkan dilaporkan pihak Arab Saudi ingin agar UEFA mengubah format Liga Champions saat ini dan memungkinkan salah satu timnya bisa berpartisipasi.
Tak ayal wacana itu kemudian ditepis oleh Aleksander Ceferin selaku Presiden UEFA yang menegaskan bahwa Liga Champions hanya untuk klub Eropa saja.
“Sebuah media membicarakan hal ini bahkan tanpa bertanya kepada kami. Hanya klub-klub Eropa yang dapat berpartisipasi di Liga Champions, Liga Europa, dan Conference League,” tegas Ceferin dikutip dari Marca.
Baca Juga: Pupus, Presiden UEFA Tolak Mentah-mentah Wacana Klub Arab Saudi Main di Liga Champions
Bahkan, Ceferin menegaskan bahwa Liga Champions tak akan mengekspansi wilayah lain, termasuk penyelenggaraan finalnya yang selalu menarik atensi seluruh dunia.
“Hanya Federasi Eropa yang berhak mengajukan diri menjadi tuan rumah final, bahkan klub pun tidak memiliki hak itu,” lanjutnya.
Penolakan yang diberikan itu membuat nama Aleksander Ceferin menjadi perbincangan. Berikut Bolatimes.com sajikan profil dari Presiden UEFA tersebut.
Baca Juga: Borneo FC Bangga Tujuh Pemainnya Dipanggil Timnas Indonesia, Bukti Kualitas Terbaik
Pengacara Asal Slovenia
Aleksander Ceferin merupakan Presiden UEFA terpilih yang menjabat sejak tahun 2016. Ia sendiri tercatat sebagai Presiden ketujuh asosiasi sepak bola uni Eropa tersebut.
Pria yang lahir pada 13 Oktober 19567 ini awalnya adalah seorang pengacara di Slovenia yang bergelut di dunia atlet dan klub-klub olahraga.
Pada 2005 lalu, Ceferin baru terjun di dunia olahraga dengan menjadi Dewan Eksekutif di sebuah klub Futsal di Slovenia bernama FC Litija.
Di tahun yang sama, Ceferin menjadi Komite Eksekutif di klub amatir FC Ljubljana dan berlanjut menja anggota klub NK Olimpija Ljubljana pada 2006 hingga 2011.
Kiprahnya di klub itu membuat Ceferin kemudian terpilih sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Slovenia atau NZS hingga tahun 2016.
Pada tahun 2016, atau setelah mangkat dari jabatannya di NZS, Ceferin kemudian terpilih sebagai Presiden UEFA menggantikan Michel Platini.
Pada pemilih Presiden baru di UEFA Congress di Athena pada 2016, Ceferin mampu mengumpulkan 42 suara, mengalahkan lawannya dari Belanda, yakni Michael van Praag yang hanya meraih 13 suara.
Sejak terpilih sebagai Presiden, Ceferin melakukan reformasi di UEFA dan memperkuat aturan Financial Fair Play (FFP) guna mengatasi ketimpangan di sepak bola.
Tindakan Ceferin itu kemudian berdampak baik pada keuntungan yang didapatkan klub-klub Eropa tepat setahun setelah dirinya menjabat sebagai Presiden UEFA.
Selain itu, Ceferin juga fokus terhadap pengembangan sepak bola dengan meningkatkan pendanaan untuk investasi di akar rumput (Grassroot).
Pada 2019, UEFA mengadakan pemilu untuk jabatan Presiden pada UEFA Congress di Roma. Siapa sangka, Ceferin kembali terpilih secara aklamasi.
Kiprah apiknya di masa jabatan pertama pun dilanjutkan di periode keduanya, yang kemudian membuat Ceferin kembali terpilih sebagai Presiden UEFA periode 2023-2027 pada UEFA Congress di Lisbon.
Selain punya keterikatan dengan sepak bola, Ceferin ternyata juga menggeluti dunia Motosport, di mana ia pernah melewati Gurun Sahara sebanyak lima kali dengan mobil dan motor.
Bahkan, Ceferin punya ketertarikan di dunia bela diri, di mana pria berusia 55 tahun itu memegang sabuk hitam pada olahraga Karate.