Bolatimes.com - Istimewanya Israel di mata FIFA, mantan anggota AFC ini bisa lolos dari hukuman terkait intimidasi yang dilakukan terhadap Palestina.
Pelaporan Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) kepada FIFA terkait aksi intimidasi Israel hanya dianggap angin lalu.
Sebanyak 3 kali PFA mengajukan pelaporan terkait aksi intimidasi Israel dalam dunia sepak bola Palestina.
Baca Juga: Media Inggris Sebut Daniel Sturridge sedang Diminati 3 Klub Indonesia, Ada Persija Jakarta
Akan tetapi hal itu hanya dianggap angin lalu oleh FIFA tanpa ada tindak lebih lanjut, apalagi memberi sanksi atau hukuman.
Lantas tindakan apa saja yang dilakukan Israel terhadap sepak bola Palestina hingga berujung pelaporan tapi tak dianggap FIFA?
Berikut 3 momen saat Israel merusuh sepak bola Palestina tapi bisa lolos dari sanksi dan hukuman dari FIFA.
Baca Juga: Profil Alex Goncalves, Mantan Pemain Persikabo 1973 yang Bikin Bimo Wirjasoekarta Disanksi FIFA
1. Pembatasan Aktivitas
Tahun 2015 PFA melakukan protes kepada FIFA terhadap Israel karena pembatasan aktivitas pesepak bola, klub Palestina bahkan diatur Israel untuk bisa bermain.
Jibril Rajoub selaku Presiden PFA mengajukan protes ke FIFA yang kemudian berlanjut ke kongres FIFA pada 29 Mei 2015.
Baca Juga: Dipanggil ke Timnas Indonesia U-22, Ronaldo Kwateh Belum Kasih Jawaban
Di mana saat itu nasib Israel dan hukumannya ditentukan, meskipun secara mengejutkan Jibril Rajoub tiba-tiba mencabut laporan.
Tak diketahui alasan yang membuat Jibril mencabut laporannya, namun ia menegaskan tidak akan membiarkan adanya penangguhan federasi.
"Saya memutuskan membatalkan penangguhan (untuk Israel), namun bukan berarti saya menyerah," ucap Jibril Rajoub.
"Puluhan presiden federasi dari Afrika, Amerika Selatan, Amerika Utara dan Eropa mengatakan kepada saya bahwa mereka tak ingin ada penangguhan federasi." imbuhnya.
2. Sewenang-wenang
Setahun setelahnya tepatnya pada 2016, PFA kembali mengajukan protes kepada FIFA karena ada enam klub Israel yang berlatih di Tepi Barat.
Wilayah milik Palestina, namun FIFA menolak menjatuhkan hukuman untuk Israel karena sengketa wilayah bukan termasuk urusan FIFA.
Gianni Infantino lewat pernyataan resminya menyebut FIFA menahan diri menjatuhkan sanksi karena sengketa wilayah merupakan ranah hukum internasional.
"FIFA memutuskan menahan diri untuk menjatuhkan sanksi atau tindakan lain baik itu kepada FA Israel maupun FA Palestina," ucap Infantino.
"Wilayah yang disengketakan menjadi perhatian otoritas hukum publik internasional dan FIFA harus tetap netral," imbuhnya.
3. Serangan Militer Israel
Baru saja pada 30 Maret 2023, tepatnya di final Piala Liga Israel antara Balata FC melawan Jabal Al Mukaber.
Entah apa yang diinginkan, tentara Israel secara tetiba menembakkan gas air mata usai menyerbu stadion hingga lapangan pertandingan.
Banyak penonton, termasuk anak-anak dan wanita menjadi korban aksi keji tentara Israel itu, FIFA pun diam meski mengetahui hal tersebut.