Bolatimes.com - Selangkah dan PSM Makassar bakal memastikan gelar juara BRI Liga 1 2022-2023. Andai juara, ini tentu bukan gelar pertama bagi Juku Eja.
Deretan prestasi PSM Makassar tak hanya diraih di level domestik, tetapi juga di kancah internasional khususnya di daratan Asia.
Kini PSM Makassar tengah diambang meraih gelar juara Liga 1 2022, usai mengalahkan Bhayangkara FC pada pekan ke-31, Jumat (18/3/2023).
Tiga poin dari Bhayangkara FC membuat PSM hanya butuh satu kemenangan lagi guna memastikan gelar musim ini, Persija dan Persib tak lagi bisa mengejar.
Liga 1 2022 pekan ke-32 akan menjadi jawaban bisakah PSM memastikan gelar lebih dini, atau harus mundur beberapa pekan lagi.
Sebelum itu, menarik diketahui seperti apa latar belakang calon juara dengan sederet prestasi mentereng yang pernah ditorehkan.
Baca Juga: Kena Tikung Timnas Indonesia, Kenya Malah Lawan Tim Ranking 2 Asia di FIFA Matchday
Pada 2 November 2022 lalu, PSM genap berusia 107 tahun dan catatan menarik pun ditorehkan saat itu di ajang Piala AFC 2022.
PSM sukses melaju ke partai final Zona ASEAN, meski belum beruntung di partai terakhir melawan wakil Malaysia, Kuala Lumpur City FC.
Kesuksesan PSM di Piala AFC 2022 sebelumnya ditandai dengan raihan gelar juara di Piala Indonesia 2019, dengan mengalahkan Persija dalam dua leg (agg. 2-1).
Baca Juga: Bisa Hajar QPR, Ferre Murari Soroti Kekurangan yang Masih Dihadapi Garuda Select
Kembali lebih jauh lagi, tepatnya di turnamen Jusuf Cup dengan deretan trofi gelar juara pada 1965, 1967, 1975, 1978, 1980, 1984 dan 1999.
Kemudian meraih gelar Habibie Cup sebanyak 4 kali pada 1993, 1995, 1996 dan 1997, pada 1974 PSM berhasil meraih satu gelar Soeharto Cup.
Nama besar PSM pun sampai ke negeri seberang, tepatnya di Vietnam pada 2001 lalu di turnamen Ho Chi Min City dengan menyapu empat bersih laga.
Baca Juga: Piala Dunia U-20 Tinggal Menghitung Bulan, Erick Thohir Datangkan Alat Penjahit Rumput dari Inggris
Termasuk mengalahkan tuan rumah Ho Chi Minh XI di partai final, di tahun 2018 PSM sukses meraih gelar Super Cup Asia 2018.
Mengalahkan tim kuat asal Kamboja, MND FC dengan skor 3-0 di partai final yang digelar di Stadion Mattoanging, Makassar.
Era Perserikatan
Kompetisi era Perserikatan dimulai pada 1951 hingg 1994, sebanyak 5 kali gelar ditorehkan PSM masing-masing pada 1957, 1959, 1966 dan 1992.
Dua kali menjadi runner-up pada 1961 dan 1994, dua kali pula PSM mengandaskan perlawanan PSMS Medan di partai final 1957 dan 1992 di Stadion Utama Senayan.
Saat ini dikenal dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Era Liga Indonesia
Menyantunya Perserikatan dan Galatama menjadi Liga Indonesia membuat PSM menorehkan prestasi baru, sukses menjadi runner-up pada 1995 tepatnya di tahun kedua kompetisi.
Meski begitu di musim 1999-2000, PSM meraih puncak prestasi tertinggi lewat para pemain berkualitas yang mendominasi kompetisi.
Mulai dari Hendro Kartiko, Roni Ririn, Ali Baba, Syamsudin Batola, Aji Santoso, Joseph Lewono, Yeyen Tumena, Ortizan Solossa hingga Carles Lionga.
Tak sampai di situ, Carlos de Mello, Bima Sakti, Yusrifar Djafar dan Yuniarto Budi juga menambah trengginasnya lini tengah PSM.
Belum lagi sederet penyerang haus gol, Miro Baldo Bento, Rachman Usman, Kurniawan Dwi Yulianto hingga Cristiano Saraiva Tavares.
Para pemain ini sukses membawa PSM menembus Liga Champions Asia, meski harus kandas di babak perempat final.
Namun catatan itu belum lagi pernah bisa ditorehkan klub-klub lain Indonesia.
Kesuksesan PSM di Liga Indonesia saat itu hanya menjadi runner-up pada 2001, 2003 dan 2004 dengan para pemain-pemain baru.
Termasuk Oscar Aravena dan Cristian Gonzales, sempat kembali berpeluang meraih gelar juara pada 2017 sayangnya harus kalah di laga penentuan.
Satu musim berikutnya PSM kembali menjadi runner-up usai terpaut selisih satu poin dari Persija Jakarta di puncak klasemen.
Prestasi di Asia
PSM merupakan tim kedua Indonesia yang berhasil menembus babak perempat final Liga Champions Asia setelah Persib Bandung.
Prestasi itu ditorehkan pada musim 2000-2001, keluar sebagai juara Liga Indonesia 1999-2000 untuk mewakili Indonesia di Liga Champions Asia.
Diperkuat nama-nama beken seperti Bima Sakti, Kurniawan Dwi Yulianto hingga Ortizan Solossa, PSM lolos ke fase perempat final usai membekuk wakil Thailand, Royal Thai Air Force.
Sayangnya di babak tersebut, PSM harus bersaing melawan klub-klub kuat seperti Jubilo Iwata, Suwon Bluewings dan Shandong Luneng.
Tiga laga tanpa satu poin, PSM jadi juru kunci grup babak perempat final Wilayah Asia Timur.
Prestasi tersebut sempat diulang pada 2004, bersama Persik Kediri sayangnya perjuangan tim ini hanya sampai di babak penyisihan grup.
Pun demikian pada 2005, bersama Persebaya dengan nasib serupa hingga sempat hilang beberapa waktu sebelum kembali berlaga di 2019.
Nyaris bermain di final meski harus menuai kegagalan usai kalah agregat gol tandang dari Becamex Binh Duong dari Vietnam.
Hingga kali terakhir di Piala AFC 2022, PSM sukses melenggang ke partai final meski kalah dari Kuala Lumpur FC dengan skor 5-2.