Bolatimes.com - Mengenang kisah loyalitas seorang Georgi Kinkladze, pemain yang enggan pindah atau berganti klub meski Manchester City terdegradasi pada musim 1995/1996 silam.
Saat ini, dunia sepak bola tengah menaruh perhatian pada Manchester City yang didakwa melanggar aturan keuangan oleh otoritas Liga Inggris.
Tak tanggung-tanggung, ada lebih dari 100 pelanggaran aturan keuangan yang dilakukan klub berjuluk The Citizens tersebut.
Baca Juga: Luis Milla Buka-bukaan soal 'Dapur ' Persib Bandung, Akui Pemahaman Taktik Pemain Kurang
Akibat banyaknya jumlah pelanggaran yang dilakukan, Man City pun terancam dikenai sanksi berat dari operator Liga Inggris.
Sanksi itu pun bisa berupa pengurangan poin, ditendang dari liga, dicopotnya gelar juara, hingga paling parah adalah degradasi.
Andai Man City mendapat sanksi berupa degradasi, banyak yang mempertanyakan bagaimana reaksi para pemain bintang di dalamnya.
Baca Juga: Link Live Streaming Dewa United vs Borneo FC, Egy Maulana akan Cetak Gol Lagi?
Pasalnya, para pemain bintang di kubu Man City ini diyakini akan menyelamatkan kariernya ketimbang ikut turun kasta bersama klubnya tersebut.
Jika para pemain bintang di Man City saat ini memilih hijrah dan hengkang demi kariernya, maka semua pemain bintang tersebut tak lebih baik dari mantan pemain The Citizens, Georgi Kinkladze.
Pemain berkebangsaan Georgia ini memilih setia saat Man City merasakan degradasi pada musim 1995/1996 silam. Bagaimana kisahnya?
Setia meski Turun Kasta
Pada dekade 90 an, Manchester City bukanlah tim papan atas seperti saat ini dan hanya menjadi tim papan tengah ataupun tim papan bawah.
Karena belum menjadi tim kaya seperti saat ini, Man City pun kesulitan bersaing dengan para Big Boys yang punya sumber daya lebih.
Baca Juga: Dampak Marselino Ferdinan Gabung KMSK Deinze, Akun Resmi Instagram Tembus 100 Ribu Followers
Puncaknya pada Liga Inggris atau Premier League 1995/1996, Man City harus merasakan degradasi karena finis di peringkat ke-18.
Saat itu, Man City finis di peringkat ke-18 dengan 38 poin. Meski poin itu sama dengan Coventry City dan Southampton di peringkat 16 dan 17, The Citizens saat itu kalah selisih gol dari lawan-lawannya.
Tak ayal Man City pun harus menerima turun kasta ke kasta kedua yang saat itu bernama Football League First Division.
Karena harus terdegradasi, para pemain yang bermain untuk Man City di musim itu pun satu per satu mulai hengkang untuk menyelematkan kariernya.
Dari sekian banyak pemain yang pergi, ada beberapa pemain yang tak hengkang. Salah satunya adalah Georgi Kinkladze.
Pemain asal Georgia memutuskan bertahan di Man City meski harus merasakan degradasi di musim pertamanya bersama klub yang dulunya berlogo elang emas tersebut.
Kesetiaan Kinkladze diuji saat Man City degradasi, di mana ia mendapat tawaran dari klub-klub besar seperti Liverpool, Barcelona, dan Inter Milan.
Akan tetapi, Kinkladze menolak tawaran menggiurkan itu dan memilih bertahan serta berusaha membawa Man City kembali ke kasta teratas.
Usai tampil apik di musim pertamanya dengan mencetak 4 gol dari 37 laga, Kinkladze yang berposisi sebagai gelandang serang, mampu mencetak 12 gol dari 39 laga di kasta kedua bersama Man City.
Meski tampil gacor, Kinkladze gagal membawa Man City promosi di musim keduanya. Ia pun kemudian bertahan hingga tahun 1998.
Kinkladze memutuskan bertahan hingga musim ketiganya atau musim 1997/1998. Di musim ketiganya ini, Man City malah degradasi ke kasta ketiga.
Usai turun ke kasta ketiga, Kinkladze kemudian memilih hengkang seiring adanya tawaran dari Ajax Amsterdam sebesar 8 juta euro, yang berguna bagi keberlangsungan klub dalam mengarungi kompetisi.
Meski gagal membawa Man City promosi dan kembali ke kasta teratas, kesetiaan Kinkladze pun terus dikenang pendukung The Citizens hingga saat ini. Tak ayal, status legenda pun menancap di dirinya.