Bolatimes.com - Mengupas kisah sukses Maroko yang menembus perempat final Piala Dunia 2022 dengan mengandalkan para pemain keturunan.
Timnas Maroko melanjutkan kejutannya di Piala Dunia 2022. Setelah menjadi juara grup F yang berisikan Belgia, Kroasia, dan Kanada, Singa Atlas kemudian berhasil menyingkirkan Spanyol.
Maroko berhasil menyingkirkan Spanyol di babak 16 besar Piala Dunia 2022, Selasa (6/12), melalui drama adu penalti setelah bermain imbang 0-0 selama 120 menit.
Baca Juga: Netizen Tanya Pacar Muhammad Ferrari, Akun Instagram PSSI Langsung Diserbu
Di drama adu penalti itu, kiper Maroko, Yassine Bounou, berhasil menepis tiga tendangan eksekutor Spanyol, yakni Pablo Sarabia, Carlos Soler, dan Sergio Busquets.
Sedangkan tiga dari empat eksekutor Maroko, berhasil menuntaskan tugasnya dan membawa Singa Atlas mencetak sejarah dengan lolos babak perempat final Piala Dunia 2022.
Sebelum mencapai perempat final Piala Dunia 2022 ini, pencapain terbaik Maroko hanyalah mencapai babak 16 besar yang terjadi pada edisi 1986 silam.
Baca Juga: Belanda vs Argentina di Piala Dunia 2022, Louis van Gaal Sesumbar Punya Cara Jegal Lionel Messi
Tak ayal pencapaian generasi emas Maroko jilid dua ini pun menjadi perbincangan. Apalagi, Singa Atlas berhasil mengalahkan dan melampaui tim-tim unggulan di Piala Dunia 2022 ini.
Siapa sangka, kisah sukses Maroko ini tak lepas dari sumbangsih para pemain keturunan yang memilih kembali ke tanah leluhurnya dan membela Singa Atlas.
Dibela Lebih dari Separuh Pemain Keturunan di Piala Dunia 2022
Baca Juga: 2 Negara Kuda Hitam yang Lolos ke Perempat Final Piala Dunia 2022
Kisah sukses Maroko di Piala Dunia 2022 ini sejatinya tak lepas dari para pemain keturunan yang kini memilih membela Singa Atlas.
Sebagai informasi, 26 pemain yang dibawa Maroko pada Piala Dunia 2022 ini di mana 16 pemain di antaranya adalah pemain keturunan.
Bahkan bintang-bintang Maroko saat ini merupakan para pemain keturunan atau para pemain naturalisasi yang telah membela negara-negara lainnya.
Baca Juga: BWF World Tour Finals 2022: Apriyani/Fadia Bongkar Kunci Kemenangan atas Wakil Malaysia
Sebagai contoh Hakim Ziyech yang lahir dan sempat membela Belanda di masa muda sebelum membela Maroko sebagai tim nasionalnya.
Selain itu para pemain pilar lainnya merupakan pemain yang lahir di negara lainnya, seperti Noussair Mazraoui yang lahir di Belanda, Roman Saiss selaku kapten yang lahir di Prancis, dan Achraf Hakimi yang lahir di Spanyol.
Bahkan, penjaga gawang sekaligus pahlawan Maroko usai menyingkirkan Spanyol, Yassine Bounou, lahir di Kanada sebelum memutuskan kembali ke tanah leluhurnya.
Di samping itu, sang pelatih yakni Walid Regarui juga bukan kelahiran Maroko. Ia sendiri lahir di Prancis, sebelum kembali pulang ke tanah leluhurnya.
Fakta mengejutkan juga tercipta di Piala Dunia 2018 lalu, di mana Maroko juga membawa 17 pemain keturunan yang lahir di negara orang dari 23 pemain yang dibawanya pada ajang tersebut.
Apa yang dilakukan Maroko pun seakan membuktikan tak ada yang salah dari mengandalkan pemain keturunan dan memprioritaskan mereka ketimbang pemain lokal.
Selama masih memiliki pertalian darah dengan Maroko, setiap pemain yang lahir di negara orang pun berhak membela Singa Atlas di pentas dunia.
Hal ini pun berbuah manis dengan kesuksesan Maroko menciptakan sejarah di Piala Dunia 2022 meski didominasi pemain keturunan yang lebih kaya pengalaman ketimbang pemain lokal.