Bolatimes.com - Witan Sulaeman dipaksa main meski tak dibayar saat membela FK Senica. Ia membagikan kisahnya dalam wawancara media Slovakia, Tvnoviny.
Perjalanan pemain Timnas Indonesia tersebut memang tak semulus yang dibayangkan. Ia ternyata memiliki pengalaman pahit ketika di luar negeri tepatnya saat membela klub FK Senica.
Pria 20 tahun tersebut dipaksa bermain tanpa dibayar sepersen pun. Hal ini lantaran klubnya mengalami krisis keuangan.
Baca Juga: Hacker Bjorka Lagi Viral, Terbaru Singgung Ketum PSSI
Klub asal Slovakia itu tak mampu membayar para pemainnya selama tujuh bulan. Hal ini pun membuat para pemain FK Senica mundur, termasuk Witan Sulaeman dan Egy Maulana.
Witan pun cukup marah di posisi tersebut. Namun, ia justru bersyukur meski bermain tanpa dibayar sepersen pun.
"Seseorang mempelajari sesuatu yang baru setiap hari. Sejak tidak dibayar, tentu saja kami melakukan diskusi itu di dalam tim. Manajemen (FK Senica) menekankan bahwa kami harus melanjutkan di liga dan di Piala Slovakia dan bermain 100 persen," ujar Witan.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-19 Wajib Waspada, Hong Kong Diperkuat Gelandang Naturalisasi asal Jepang
"Bagaimanapun kamu marah, tetapi kondisi harus tetap bermain. Ini menjadi perjuangan besar untuk memberikan segalanya setiap hari meski tanpa dibayar," tambah mantan pemain Timnas Indonesia U-19 tersebut.
Witan tetap berusaha profesional meski tanpa dibayar. Emosi pun berkobar dalam dirinya. Tetapi kondisi yang tak terduga ini membuat ia harus menerima situasi yang cukup genting ini.
"Saya akui, terkadang saya marah, tetapi saya mencoba untuk menerima itu dengan tenang. Pertama-tama, ini adalah pengalaman yang berharga. Ini adalah kehidupan," kata Witan.
Walaupun tidak berujung indah, Witan tetap bersyukur mendapatkan kesempatan bermain di FK Senica dan memiliki pengalaman luar biasa dalam kariernya.
"Saya cukup bersyukur bahwa petinggi klub beserta jajaran di sana memberi saya kesempatan untuk bermain. Saya tidak suka berbicara tentang uang, tetapi tentang pengalaman," pungkas pemain asal Palu itu.