Bolatimes.com - Berada dalam satu kesatuan tim sepak bola tak membuat sesama pemain akur. Faktanya, ada beberapa pemain yang justru bermusuhan.
Ada sejumlah alasan yang mendasari. Mereka yang semula berbeda tim, sempat terlibat cekcok, kemudian menjadi rekan satu tim.
Namun, ada juga yang semula berkawan baik, tiba-tiba menjadi tidak akur karena terjadi sebuah peristiwa yang membuat mereka bertengkar. Berikut Bolatimes rangkum sejumlah pemain satu tim yang tak akur.
Baca Juga: Perbandingan Gaji Wasit di ASEAN, Indonesia Paling Besar?
1. Jamie Carrageher dan El-Hadji Diouf [Liverpool]
El-Hadji Diouf datang ke Liverpool pada 2002. Namun demikian, kedatangan penyerang Senegal itu justru membuat Carragher jengkel.
Dalam sebuah wawancara, pria yang kini menjadi pundit sepak bola di Premier League ini terang-terangan bilang bahwa Diouf adalah pesepak bola yang terburuk.
Baca Juga: Tersingkir dari Copa del Rey, Barcelona Terancam Tanpa Gelar Musim Ini
"Aku cukup menikmati ketika dia menjadi lawanku. Aku bisa menendangnya. Tapi, saat dia datang, itu menjadi sulit,'' kata Carragher.
"Apakah Anda pernah membuat sebuah tim saat sekolah. Kami di Liverpool juga demikian. Dan untuk Diouf dia adalah pemain yang dipilih terakhir. Sikapnya membuatku jijik," kata mantan bek Timnas Inggris ini.
2. Ousmane Dabo- Joey Barton [Manchester City]
Baca Juga: Usai Disebut Istri, Georgina Umbar Obrolan dengan Cristiano Ronaldo
Dabo dan Barton adalah pemain Man City pada musim 2007. Namun, keduanya sempat terlibat pertengkaran di sesi latihan.
Parahnya, Barton sempat memukul Dabo beberapa kali sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Dia mengklaim bahwa sebetulnya tak ada yang membuat emosi Barton tersulut.
"Saat saya melihat wajah saya di depan cermin karena bengkak. Kemudian dia datang dan saya sedikit mendorongnya untuk menjauh. Tapi dia tiba-tiba memukul saya," kata Dabo kepada The Sun.
Baca Juga: Jelang Duel di Piala Asia Wanita, Ini Head to Head Indonesia vs Australia
"Saya tak ingat persis kejadiannya. Satu yang pasti dia memukul pelipis saya hingga terjatuh. Setelahnya, dia melompat ke atas sata dan memukul wajah saya dua kali," terangnya.
3. Lothar Matthaus dan Stefan Effenberg [Bayern Munich]
Matheus dan Effenberg merupakan bagian skuat Bayern Munich dan Timnas Jerman. Tapi, keduanya bukan berkawan karib layaknya rekan satu tim.
Usut punya usut, Effenberg sempat mengkritik Matheus dalam buku autobiografinya. Dia mengungkit kegagalan Matheus dalam mengeksekusi tendangan penalti di final Piala Dunia 1990.
Effenberg juga menyebut Matheus adalah pemain bermulut besar dan seseorang yang mudah menyerah. Bahkan dalam bukunya itu Effeberg mendedikasikan satu bab yang berjudul: Apa yang diketahui Lothar Matthaus tentang sepak bola? Dan ternyata isinya adalah halaman kosong.
4. Teddy Sheringham dan Andy Cole [Timnas Inggris dan Man United]
Pada 1995, Cole membuat debutnya untuk Timnas Inggris. Saat itu dia masuk menggantikan Sheringham saat jumpa Uruguay.
"Lazimnya pergantian pemain, saya berharap Sheringham memberikan kalimat motivasi kepada saya. Alih-alih demikian, saat saya ingin menjabat tangannya, dia kemudian berlalu tanpa alasan yang saya tak tahu," kata Cole kepada Independent.
Dua musim berselang, Sheringham pindah ke Man United. Cole, yang sudah lebih dulu berseragam Iblis Merah, akhirnya satu tim dengan Sheringham.
"Selama bertahun-tahun kami bermain bersama dan mencetak gol. Tapi saya tak pernah berbicara dengan Sheringham. Saya lebih suka berbicara dengan Neill Ruddock, yang pernah mematahkan kaki saya, daripada dengan dia," jelasnya.
5. John Terry dan Wayne Bridge [Chelsea]
Bridge dan Terry adalah rekan satu tim di Chelsea pada musim 2007/08 dan Timnas Inggris. Keduanya berposisi sebagai pemain belakang.
Namun, di luar lapangan, nyatanya keduanya malah bermusuhan. Terry yang sudah dianggap kawan oleh Bridge mengkhianatinya karena persoalan wanita.
Sejak 2005. Bridge mengencani model asal Prancis Vanessa Perroncel. Namun hubungan keduanya kandas pada 2009.
Terry yang sudah menikah dengan Toni Poole, bermaksud baik agar Bridge dan Vanessa kembali rujuk. Namun, Bridge tak menyangka bahwa keduanya malah menjalin hubungan gelap.
6. Mauro Icardi dan Maxi Lopez [Timnas Argentina]
Icardi dan Lopez adalah kawan baik di Timnas Argentina. Keduanya bahkan sama-sama di Barcelona saat memulai karier sepak bola mereka.
Namun, Lopez tak menyangka bahwa sahabatnya itu justru menusuknya dari belakang. Icardi nyatanya berselingkuh dengan Wanda Nara.
Pada akhirnya, Nara dan Icardi juga terang-terangan mengumumkan hubungan mereka ke publik. Dan yang membuat Lopez kaget adalah mereka mengumumkannya saat Lopez dan Nara baru saja bercerai.
Pada 2014, Icardi yang membela Inter berhadapan dengan Lopez yang membela Sampdoria. Saat sesi jabat tangan sebelum laga, Lopez menolak menjabat tangan Icardi.
7. Kolo Toure dan William Gallas [Arsenal]
Toure dan Gallas adalah rekan duet lini belakang Arsenal. Namun siapa yang menyangka bahwa keduanya tak saling berbicara.
Pada akhirnya, Toure menyerah dengan keadaan. Pemain Pantai Gading itu akhirnya pindah dari Arsenal.
"Sangat sulit bagi saya jika tidak saling berbicara dengan rekan satu tim ketika di lapangan. Saya dan Gallas tak saling berbicara."
"Saya menyadari itu tidak baik dan salah satu dari kami harus ada yang pergi. Kemudian saya memilih untuk pergi," kata Toure.
8. Zlatan Ibrahimovic dan Rafael Van der Vaart [Ajax Amsterdam]
Keduanya merupakan rekan satu tim di Ajax. Namun, saat pertandingan Belanda dan Swedia, keduanya kemudian mulai bermusuhan.
Dalam laga itu, Van der Vaart menuduh Ibrahimovic membuatnya cedera. Dan setali tiga uang, Ibra membantah dan menyatakan bahwa insiden itu murni ketidaksengajaan.
Tapi, dalam buku autobiografinya, Ibrahimovic berkata bahwa jika Van der Vaart masih menuduhnya lagi, dia berjanji akan mematahkan kedua kaki mantan rekan satu timnya itu.