Bolatimes.com - Perhelatan Ballon d’Or 2021, nama France Football menjadi pihak yang paling disorot. Mengapa sebuah produk majalah sangat penting dalam penyelenggaraan penghargaan pemain terbaik di dunia itu?
Saat penghargaan Ballon d’Or 2021 dilaksanakan di Prancis, jagat media sosial diributkan dengan kritik Cristiano Ronaldo yang diarahkan kepada France Football.
Kritik tersebut ia layangkan kepada pihak redaksi France Football, Pascal Ferre yang menyebut Ronaldo berambisi mengalahkan raihan trofi Ballon d’Or Lionel Messi sebelum pensiun.
Baca Juga: Sejarah Rivalitas Suporter PSIM Yogyakarta dengan PSS Sleman
Pengakuan itu kemudian dibantah oleh Ronaldo lewat akun Instagram-nya. Pemain berusia 36 tahun ini melabeli pihak France Football sebagai pembohong.
Bahkan Ronaldo menyebut Pascal Ferre menggunakan namanya untuk mempromosikan dirinya dan tempatnya bekerja, yakni France Football.
Kisruh-kisruh ini pun mewarnai penyelenggaraan Ballon d’Or yang digelar pada Senin (29/11/21) waktu setempat. Tentunya, kisruh ini juga membuat penikmat sepak bola mengarahkan matanya ke France Football.
Baca Juga: Diproyeksikan Bela Timnas, Mees Hilgers Mengaku Punya Marga Indonesia
Pertanyaan pun lantas mengemuka, mengapa France Football menjadi pihak penyelenggara ajang Ballon d’Or? Mengapa bukan UEFA atau bahkan FIFA?
Hal ini nyatanya berkaitan dengan lisensi Ballon d’Or sendiri yang dimiliki oleh France Football. Bagaimana kisahnya?
Pencetus Ballon d’Or
Baca Juga: Greysia/Apriyani Kalah Dua Set Lawan Kim/Kong di BWF World Tour Finals 2021
France Football bisa dikatakan sebagai pencetus lahirnya Ballon d’Or. Pencetus penghargaan pemain terbaik sejagat ini digagas oleh jurnalisnya yakni Gabriel Harnot.
Harnot yang dulunya merupakan pemain sebelum banting setir ke dunia jurnalistik, mendorong adanya penghargaan individu untuk pesepak bola yang di mana penghargaan ini diberikan berdasarkan voting jurnalis sepak bola lainnya.
Dari sanalah lahir penghargaan Ballon d’Or pada 1956, di mana Harnot dan para jurnalis sepak bola lainnya sepakat memberikan gelar pertama itu ke Stanley Matthews, winger milik Blackpool yang menang jumlah voting.
Baca Juga: Profil Flavio Beck Junior, Pemain Asal Brasil yang Balik ke PSIS Semarang
Sejak saat itu, France Football secara rutin terus menggelar penghargaan ini di setiap tahunnya. Perubahan-perubahan pun sempat terjadi dalam penghargaan ini.
Sebelumnya, penghargaan ini diberikan kepada pemain Eropa yang berkarier di Eropa saja. Oleh karenanya nama Pele dan Diego Maradona tak pernah tercatat meraih Ballon d’Or.
Namun semua berubah sejak 1995 di mana kini peraih Ballon d’Or bisa didapatkan oleh pemain non Eropa yang berkarier di Eropa. Pemain non Eropa pertama yang mendapatkannya adalah George Weah di tahun 1995.
Aturan ini kembali berubah di 2007 di mana Ballon d’Or tak hanya bisa dimenangkan oleh pemain yang bermain di Eropa saja, melainkan juga di berbagai benua lainnya.
Hingga akhirnya, pada 2010 France Football bekerjasama dengan FIFA dalam penghargaan Ballon d’Or ini. Bahkan presiden FIFA kalan itu, Joseph Blatter rela menggelontorkan dana 15 juta euro untuk hak kepemilikan trofi itu.
Saat France Football dan FIFA bekerjasama, pemilihan pemenangan Ballon d’Or tak hanya ditentukan jurnalis, melainkan juga pemain dan pelatih sepak bola.
Kontrak kerjasama antara France Football dan Ballon d’Or sendiri berjalan selama lima tahun. Hingga pada 2015, kontrak ini tak diperpanjang di bawah tangan Gianni Infantino.
Putusnya hubungan kerjasama inipun membuat France Football kembali mengembalikan hak voting ke jurnalis. Sedangkan FIFA punya penghargaan tersendiri dengan nama ‘FIFA The Best’ yang sistem votingnya didapat dari pemain, pelatih, jurnalis dan publik.
Meski FIFA punya penghargaan tersendiri, namun tetap saja Ballon d’Or lebih mengena di penikmat sepak bola kendati banyak pro kontra di dalamnya, mengingat pemenang hanya ditentukan dari satu pihak saja.