Bolatimes.com - Namanya mungkin asing bagi fan Chelsea saat ini, namun Ken Monkou merupakan sosok andalan The Blues di lini belakang sebelum rezim Roman Abramovich.
Ken Monkou sudah membela Chelsea sejak 1989, hidupnya sempat sulit usai memutuskan pensiun hingga akhirnya berjualan kue pancake.
Lahir pada November 1964 di Nickerie, Suriname, Ken Monkou justru dibesarkan di Belanda oleh kedua orang tuanya dan sepak bola sudah dikenalnya sejak kecil.
Baca Juga: Conte Raih Kemenangan Perdana bareng Tottenham
Ken Monkou memulai karier sepak bola bersama RK-VVP, ia juga merupakan mantan pemain Feyenoord sekaligus menjadi batu loncatan kariernya di klub top Eropa.
Kariernya menanjak sejak saat itu dan memutuskan pergi ke Inggris. Ia langsung direkrut Chelsea pada 1989 dan bertahan hingga 1992.
Setelah itu, Ken Monkou hijrah ke Southampton pada 1992 hingga 1999. Ia kemudian gabung Huddersfield Town selama dua musim dari 1999 hingga 2001.
Baca Juga: Persis Solo Lepas 3 Pemain usai Datangkan Irfan Bachdim
Ken Monkou pun sempat kembali berseragam Chelsea hingga memutuskan pensiun pada musim 2002/2003 di usia 28 tahun. Saat itu Ken bermain untuk The Blues di bawah komando Claudio Ranieri sebelum cedera membuat kariernya benar-benar habis.
"Saya tak berpikir banyak orang menyadari bahwa saya mengakhiri karier saya di Chelsea," ucap Ken Monkou kepada Four Four Two.
"Saya kembali sebagai pemain cadangan di bawah asuhan Claudio Ranieri pada 2003. Saya melakukan debut kedua saya pada usia 38 tahun melawan Aston Villa.''
Baca Juga: Resmi, Irfan Bachdim Gabung Persis Solo
"Akan tetapi betis saya cedera dan sebagai gantinya Robert Huth muda melakukan debutnya. Itu menjadi pertandingan terakhir saya," imbuhnya.
Sejak pensiun, Ken kembali ke kampung halamannya di Belanda dan memulai bisnis kue dengan membeli rumah pancake.
Dinamai Old Town Pancake House, mengusung bangunan yang sudah ada di tahun 1682 di Delft, kawasan Rotterdam dengan melakukan renovasi di beberapa bagian.
Baca Juga: Hasil Liga Europa Semalam: Hajar Sparta Praha, Lyon Lolos ke 16 Besar
Ken menjelaskan bagaimana perbedaan besar menjalankan bisnis kue dengan bermain sepak bola, menurutnya jarang ada pesepak bola yang melakukan hal ini.
"Pulang ke Belanda, orang tua saya menjalankan bar dan saya selalu ingin memulai sesuatu seperti itu ketika saya pensiun, kedai kopi atau teh," ujar Ken.
"Saya pergi ke pemilik rumah pancake tua yang biasa saya kunjungi saat berusia 16 tahun. Saya bertanya apakah bisa berkeliling dan mendapatkan pengalaman baru. Dia bilang, 'Kapan saja, Ken, tapi apa kau tahu tempat ini dijual?'.''
"Delapan bulan kemudian saya jadi pemiliknya. Cukup jauh perbedaannya, dari bermain bola hingga berdiri di belakang kompor sambil membalik pancake.''
"Itu bagus dan bagi saya itu olahraga. Karena hanya ada Anda berdua di dapur ketika mencoba membuat 150 pancake dalam satu hari. Saya pikir tidak akan ada pemain saat ini yang akan melakukannya," pungkas Ken Monkou.