Bolatimes.com - Ada yang menarik di balik kemenangan besar Belanda atas Gibraltar dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa di mana seorang guru bernama Bradley Banda berhasil menggagalkan penalti Memphis Depay.
Belanda yang berjuang untuk lolos ke putaran final Piala Dunia 2022 menjalani pertandingan ke-8 grup G dengan menjamu Gibraltar di Feyenoord Stadium.
Seperti yang telah diduga, Belanda yang turun dengan mayoritas pemain terbaiknya, berhasil menang besar atas Gibraltar dengan skor 6-0.
Baca Juga: Voli Putri Jabar Menang, Bagus Kahfi dan Shella Bernadetha Pamer Kemesraan
Adapun enam gol Belanda dicetak oleh lima pemain yakni Virgil van Dijk, Denzel Dumfries, Arnaut Danjuma, Donyell Malen dan dua gol Memphis Depay.
Sejatinya, Depay bisa saja mencetak Hattrick di laga ini setelah pada menit ke-18 Belanda mendapat hadiah penalti seiring pelanggaran Handball yang dibuat Graeme Torilla.
Depay yang menjadi eksekutor malah gagal menceploskan bola setelah sepakannya mampu ditepis oleh kiper Gibraltar, Bradley Banda.
Baca Juga: Profil Gary van Egmond, Pelatih Timnas Australia U-23
Meski kebobolan enam gol, keberhasilan Bradley Banda menepis penalti itu menuai pujian dari penikmat sepak bola di seluruh dunia dan khususnya Depay.
Depay langsung mendekatinya pasca laga usai dan nampak merangkul bahu Bradley Banda yang diyakini sebagai ucapan selamat atau pujian untuknya.
Pujian yang mengalir ke Bradley Banda ini sendiri tak lepas dari fakta bahwa dirinya bukanlah kiper profesional yang malang melintang di jagat sepak bola.
Baca Juga: Video Hujan Botol Warnai Pertandingan Albania Vs Polandia
Bradley Banda sendiri diketahui merupakan seorang guru yang bekerja paruh waktu sebagai kiper baik untuk Timnas Gibraltar dan klubnya, Europa FC.
Bradley Banda, Guru Sekolah Berkebutuhan Khusus yang Gegerkan Dunia
Bradley Banda lahir dan tumbuh di Gibraltar pada 20 Januari 1998. Dalam perjalanan hidupnya, pemain berusia 23 tahun ini pernah membela tim Inggris.
Baca Juga: Profil Timnas Australia U-23: Daftar Pemain, Pelatih, hingga Prestasi
Tim yang pernah dibela Bradley Banda di Inggris merupakan tim kampus di wilayah Southampton yang bernama Team Solent. Meski membela tim kampus, ia yang saat itu berusia 20 tahun berhasil mendapat panggilan membela timnas senior Gibraltar.
Setelah menimba ilmu di Inggris, Banda kembali ke Gibraltar dan bergabung dengan tim bernama Glacis United sejak 2018 hingga 2019.
Pada 2019, ia hijrah ke Lynx FC. Dari sini namanya pun kian melejit di Gibraltar dan membuat tim papan atas, Europa FC, merekrutnya pada musim panas 2021 lalu.
Karena statusnya yang membela tim papan atas itu, Banda pun mendapat kesempatan tampil untuk pertama kalinya bagi Timnas Gibraltar, di mana Belanda yang menjadi lawannya.
Meski debutnya ini terkesan tak baik karena kebobolan setengah lusin gol dari Belanda, Banda tetap menorehkan tinta emas berkat penampilan apiknya yang menggagalkan eksekusi penalti pemain sekelas Memphis Depay.
Bila dibandingkan Depay, Banda masih kalah jauh. Apalagi, sepak bola hanyalah pekerjaan sampingan baginya yang memiliki profesi utama sebagai guru.
Ya, Banda merupakan seorang guru di sekolah berkebutuhan khusus bernama St Martin’s di Gibraltar. Setiap hari Senin hingga Jumat, ia menjadi guru dan pada akhir pekan lah ia baru menjalani karier sebagai pesepak bola.
Bahkan saat hendak debut bagi Gibraltar saat melawan Belanda di Feyenoord Stadium (12/10/21), Banda harus izin dari pekerjaannya sebagai guru karena pertandingan digelar pada Senin malam waktu setempat.
Bradley Banda pun mengaku dirinya bangga menjalani dua karier yang berseberangan ini. Ia bangga bisa menjadi guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus dan juga tak segan menyebut dirinya sebagai pemain sepak bola.