Bolatimes.com - Melihat kiper mencetak gol mungkin adalah hal biasa di sepak bola. Lantas, bagaimana jika seorang penjaga gawang malah bisa jadi top skor untuk klubnya?
Tugas utama kiper dalam sepak bola adalah menghindarkan gawang dari kebobolan. Namun, tetap saja ada penjaga gawang yang memiliki insting mencetak gol tinggi.
Sejatinya, mencetak gol dan menjaga gawang adalah tugas yang berseberangan. Sehingga sulit menemukan kiper yang rutin mencetak gol untuk timnya.
Baca Juga: Bikin Salut, Cara Nagita Slavina Ladeni Tukang Ngutang
Jika pun ada, maka hanya 1 atau 2 gol saja. Apalagi sepak bola saat ini jauh lebih kompetitif dan kiper tak bisa sembarangan merangsek ke area lawan untuk membantu serangan.
Meski demikian, ada beberapa kiper yang rutin mencetak gol di setiap laga. Saking rutinnya, para kiper ini malah mengalahkan para penyerang dan menjadi top skor klub.
Siapa sajakah kiper yang bisa menjadi pencetak gol terbanyak untuk klubnya dalam satu musim? Berikut daftarnya.
Baca Juga: Profil Luuk de Jong, Striker Barcelona yang Diklaim Lebih Baik dari Neymar
1. Rogerio Ceni (Sao Paulo 2005)
Tak ada yang meragukan kemampuan Rogerio Ceni dalam mencetak gol. Kiper asal Brasil ini memang dikenal sebagai penjaga gawang dengan jumlah gol terbanyak sepanjang masa.
gol Ceni umumnya dicetak lewat situasi bola mati seperti penalti dan tendangan bebas. Karena ketajamannya inilah, ia pernah menjadi top skor klub dalam satu musim.
Baca Juga: 5 Pemain Top yang Tak Pernah Perkuat Timnas, Ada Pelatih Arsenal
Hal tersebut terjadi pada 2005 bersama Sao Paulo. Ceni mencetak 21 gol di berbagai ajang di mana 10 di antaranya di cetak di kancah liga.
Tak cukup sampai situ, Ceni berhasil membawa Sao Paulo menjuarai Copa Libertadores, Piala Dunia Antarklub, dan Campeonato Paulista.
2. Tony Read (Luton Town 1965-1966)
Baca Juga: Profil Emma Raducanu, Petenis Muda Mempesona Tembus Final US Open 2021
Beralih ke Inggris, ada nama Tony Read yang pernah menjadi top skor Luton Town di musim 1965-1966 dengan torehan 12 gol.
Banyaknya gol yang dicetak Read sendiri tak lepas dari kemampuannya bermain di dua posisi yakni kiper dan striker.
Jadi saat itu, Luton Town membutuhkan penyerang dan Read didapuk sebagai penyerang dalam 20 pertandingan di mana ia melesakkan 12 gol.
Setelahnya, ia kembali bermain sebagai kiper. Alhasil catatan itu membuatnya menjadi top skor klub dengan status penjaga gawang.
Hebatnya, 12 gol tersebut ia cetak di musim perdananya bersama Luton Town.
3. Jose Luis Chilavert (Velez Sarsfield 1997-1998)
Rasanya aneh jika tak memasukkan nama Jose Luis Chilavert dalam daftar ini. sama seperti Ceni, Chilavert masuk dalam daftar kiper dengan torehan gol terbanyak sepanjang masa.
Saking banyaknya gol yang ia buat, Chilavert pernah menjadi top skor klub dalam satu musim kompetisi di mana saat itu ia membela tim asal Argentina, Velez Sarsfield pada musim 1997-1998.
Kala itu, Chilavert mencetak 10 gol dan menjadi pencetak gol terbanyak untuk tim yang berbasis di Buenos Aires tersebut.
4. Hans-Jorg Butt (Hamburg SV 1999-2000)
Hans-Jorg Butt dikenal sebagai eksekutor penalti andal untuk ukuran kiper dari Jerman. Bahkan karena kehebatannya mengeksekusi penalti, ia pernah menjadi top skor klubnya.
Pencapaian ini terjadi di musim 1999-2000 kala Butt membela Hamburg. Di musim tersebut, eks kiper Bayern Munchen ini mencetak 9 gol melalui titik putih.
9 gol itu menempatkannya sebagai top skor klub bersama dua penyerang Hamburg lainnya, Roy Praeger dan Anthony Yeboah.
Hebatnya lagi, kontribusi Butt membuat Hamburg mampu finis di posisi 3 besar Bundesliga Jerman 1999-2000.
5. Carlos Fenoy (Celta Vigo 1976-1977)
Pria yang bernama lengkap Carlos Alberto Fenoy Muguerza ini merupakan seorang kiper dan juga bisa berposisi sebagai gelandang kala bermain.
Karena kemampuannya menempati dua posisi, Carlos Fenoy pernah menjadi top skor Celta Vigo di musim 1976-1978.
Total 5 gol dicetak oleh Fenoy di mana 4 gol di antaranya dari titik putih dan 1 gol lainnya ia cetak lewat Rebound kala menghadapi Real Madrid.
Namun, jumlah gol Fenoy tak mampu membawa Celta Vigo bertahan di kasta teratas sehingga harus terdegradasi ke Segunda Division.