Bolatimes.com - Untuk berbicara saja Marcelo Bielsa masih harus menggunakan penerjemah--karena tak fasih berbahasa Inggris. Ada tembok antara dirinya dengan orang-orang yang hidupnya telah ia sentuh, namun semuanya tak memandang itu sebagai masalah karena satu hal: sepak bola.
Bukan cuma para pemain yang menaruh respek dan mengikuti Bielsa tanpa banyak bertanya, para pelatih-pelatih top dunia pun tak sedikit yang memandang tinggi kepada sosok berkebangsaan Argentina itu.
Dalam berbagai artikel dan pendapat banyak orang, Bielsa dilabeli macam-macam oleh berbagai macam orang. Dari keras, gila, militan, hingga sinting.
Keseriusan, kecintaan, dan sikap obsesifnya pada sepak bola sering kali menghadirkan batas yang tipis antara jenius dan gila pada sosok Bielsa. Dia bisa menjadi sosok yang menyebalkan, sekaligus dikagumi karena kejeniusan dan kerja kerasnya.
Tentu masih segar di ingatan sebuah kasus yang terjadi di 2019. Saat itu salah satu staf kepelatihan Bielsa di diciduk di pemukiman dekat markas latihan Derby County. Pria itu sengaja dikirim Bielsa untuk memata-matai aktivitas latihan Derby.
Lahir di Rosario, Argentina, pada 1995 membuat sepak bola lekat dengan hidup Bielsa sejak kecil. Meski begitu, kariernya sebagai pemain tak banyak meninggalkan jejak catatan.
Catatan yang tertinggal hanya menyebutkan bahwa Bielsa pensiun sebagai pemain di tahun 1980. Di tahun itu Bielsa memutuskan terjun ke dunia kepelatihan.
Marcelo Bielsa memulai dari bawah. Tim junior Newell's Old Boys, tim dari Argentina, jadi kesebelasan yang ia latih pertama kali. Baru di 1990 Bielsa menanangi tim utama klub ini.
Setelahnya Bielsa bertualang ke berbagai klub seperti Atlas dan America dari Meksiko, dan Velez Sarsfield di Argentina.
Bielsa sempat mendapat kesempatan melebarkan sayap ke Eropa dengan melatih Espanyol pada 1998, namun panggilan melatih Timnas Argentina membuat waktunya di Spanyol cuma berusia 4 bulan.
Masa bakti sebagai pelatih Argentina berlangsung selama kurang lebih enam tahun. Bielsa lantas berlanjut melatih Chile dari kurun 2007 hingga 2011. Cuma beberapa bulan menganggur, Bielsa kembali ke Spanyol untuk melatih Athletic Bilbao.
Eks pemain Bielsa di Atheltic, Ander Herrera, menjadi sosok yang merasakan betul kerasnya latihan di bawah arahan Bielsa. Pressing total di tiap jengkal lapangan melengkapi progresi direct ala tim-tim Bielsa. Banyak yang melabeli gaya main tim-tim Bielsa itu sebagai 'Murderball'.
Bagi pemain Leeds United, Liam Cooper, murderball adalah sesuatu yang brutal. Sesi latihan di bawah arahan Marcelo Bielsa ibarat neraka atau di kamp militer, jika perlu diperhalus.
Gaya melatih Bielsa membuat satu hal sulit didapatkan: sangat jarang sebuah tim yang bisa menerimanya. Oleh karena itu dia jarang betul bisa berlama-lama di sebuah tim. Di Atheltic Bielsa menjabat 23 bulan, setelahnya dua tahun di Marseille, cuma 2 hari di Lazio, dan 8 bulan di Lille.
Leeds United berbeda. Datang pada Juni 2018, Bielsa membawa The Whites kembali mentas di Premier League setelah 16 tahun. Hal ini membuat Bielsa disanjung.
Pelatih-pelatih top dunia saat ini macam Pep Guardiola bahkan menyebut Marcelo Bielsa sebagai gurunya dan mengakuinya sebagai salah satu pelatih terbaik di dunia. Gaya khas Bielsa dalam melatih juga banyak memberi pengaruh kepada pelatih-pelatih yang dulu menjadi mantan pemainnya seperti Diego Simeone, Mauricio Pochettino, Diego Simeone, Matías Almeyda, Eduardo Berizzo, Mauricio Pellegrino, hingga Santiago Solari.