Bolatimes.com - Tekad Timnas Spanyol untuk mengulangi pencapaian di tahun 2008 dan 2012 di Euro 2020 kali ini akan terasa sulit. Pasalnya, La Furia Roja akan bertemu Timnas Kroasia di babak 16 besar, Senin (28/6/2021) malam WIB.
Di Euro 2020 kali ini, Spanyol memiliki harapan bisa mengulang kejayaan kala menjuarai ajang empat tahunan tersebut secara Back to Back pada 2008 dan 2012. Sayangnya, laju tim Matador hingga akan berhadapan dengan Kroasia di babak 16 besar cukup memprihatinkan.
Spanyol yang tergabung dalam grup mudah bersama Polandia, Swedia dan Slovakia, dipaksa harus bermain hingga laga terakhir babak grup untuk memastikan diri lolos ke babak 16 besar.
Baca Juga: Wika Salim Pose Bareng 'Kembaran', Netizen: Cantiknya Gak Ada Lawan
Hal tersebut lantaran di dua laga awal melawan Swedia dan Polandia, Spanyol hanya bermain imbang dengan skor 0-0 dan 1-1.
Beruntung bagi Spanyol. Di laga terakhir melawan Slovakia anak asuh Luis Enrique mampu menang dengan skor telak 5-0 dan lolos sebagai Runner Up grup E di belakang Swedia.
Hasil ini membuat langkah Spanyol di babak 16 besar terbilang sulit. Pasalnya, di babak ini, La Furia Roja akan menghadapi runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia.
Baca Juga: 3 Alasan Kroasia Bisa Depak Spanyol dari Euro 2020
Kroasia bukanlah lawan enteng mengingat gaya bermain pragmatis yang dipraktekan anak asuh Zlatko Dalic. Bagi Spanyol yang menerapkan gaya penguasaan bola, lawan seperti ini adalah lawan yang harus dihindari.
Namun arang telah menjadi abu. Mau tak mau Spanyol harus melewati Kroasia jika ingin merealisasikan tekad yang mereka bawa di Euro 2020 ini.
Kendati diyakini sulit, Spanyol tetap saja bisa mengalahkan Kroasia dan menjaga asa meraih gelar juara Euro 2020. Berikut alasannya.
Baca Juga: Tim-tim yang Lolos ke Perempatfinal Copa America 2021
1. Kembali Hadirnya Sergio Busquets
Di balik kesulitan Spanyol di dua laga awal fase grup Euro 2020 sendiri tak lepas dari absennya jenderal lapangan tengah, Sergio Busquets.
Kembalinya sang jenderal pasca absen akibat terpapar Covid-19 tersebut membuat Spanyol bermain cukup lumer di laga terakhir melawan Slovakia.
Baca Juga: Profil Kurnia Meiga, Eks Kiper Timnas yang Kena Penyakit Misterius
Di laga melawan Slovakia tersebut, Spanyol bermain sangat dominan. Bahkan lima gol mampu dicetak oleh La Furia Roja.
Kembalinya Busquets ke Starting Line Up tentu akan memberi suntikan moral saat Spanyol menghadapi Kroasia yang dikenal memiliki lini tengah yang solid.
2. Statistik Buruk Kroasia
Dalam dua laga awal fase grup Euro 2020, pertahanan Spanyol mampu dieksploitasi berkali-kali oleh Swedia dan Polandia kendati hanya satu gol yang bersarang di gawang Unai Simon sejauh ini.
Ketakutan akan kembali diobrak-abriknya pertahanan Spanyol di babak 16 besar pun diyakini akan mereda jika mengingat fakta bahwa Kroasia terbilang mandul.
Melansir dari laman Sportinglife, Kroasia bukanlah lawan yang harus ditakuti oleh Spanyol. Sebab, Vatreni sangat melempem dalam urusan menyerang dan bertahan.
Hal ini terlihat dari Expected Goals Difference-nya (xGD) yang minus -2,18. Nilai Expected Goals Difference ini didapat dari nilai xG (Expected Goals) atau nilai peluang berbuah golnya dikurangi dari Expected Goals Against (xGA) atau nilai peluang berbuah gol dari lawan.
Dengan kata lain, nilai Expected Goals Difference yang minus dari Kroasia tersebut menjadi gambaran bagaimana Vatreni tak sedikitpun bisa menjadi ancaman bagi setiap lawan yang mereka hadapi saat ini, termasuk Spanyol.
3. Bekal Rekor Pertemuan
Sejak pertama kali bertemu pada 1994, Spanyol terbilang dominan atas Kroasia. Dalam delapan pertemuan di segala ajang, La Furia Roja memenangkan empat laga, sekali imbang dan hanya sekali kalah.
Memang catatan ini tak baik. Namun, Spanyol bisa menjadikan ini modal penting nantinya di pertemuan ke-9 nya dengan Kroasia di babak 16 besar Euro 2020.
Apalagi, pada tiga tahun silam atau September 2018, Spanyol di bawah arahan Luis Enrique mampu menggasak Kroasia dengan skor 6-0. Hebatnya, skor ini didapat saat kedua tim tampil dengan kekuatan terbaiknya.
Rekor pertemuan tersebut akan menjadi modal berharga berupa suntikan moril terutama untuk Luis Enrique dalam menyusun taktik dan komposisi pemainnya. Tentu hasil di masa lampau akan coba ia ulang di babak 16 besar Euro 2020.