Bolatimes.com - Kiper AC Milan, Asmir Begovic mengaku tersiksa dengan kondisi kota Milan saat ini. Sebagaimana diketahui, Milan kini diisolasi akibat penyebaran virus corona.
Begovic, yang dipinjam Milan dari Bournemouth sebagai pelatih Gianluigi Donnarumma, menjelaskan jika kehidupan di Milan saat ini sangat berbeda. Segala sesuatu yang sebelumnya indah di Milan, dirasa penjaga gawang 32 tahun itu berubah menjadi mengerikan.
"Lockdown, total. Jalan-jalan ditinggalkan. Hanya satu tempat yang bisa dikunjungi, supermarket," ujar Begovic, seperti dikutip Football Italia.
Baca Juga: Tak Ada Pesta, Pogba Malah Galang Dana untuk Lawan Corona di Ulang Tahunnya
"Anda hanya bisa mendapatkan sedikit makanan, setelah itu langsung harus pulang ke rumah. Benar-benar mengerikan," sambungnya.
"(Milan) ini adalah kota besar. Saya hidup di sini dan sekarang rasanya seperti film. Banyak orang mengatakan situasi saat ini seperti film, dan itu benar. Saya belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya. Saya ragu orang akan memahami buruknya situasi di sini."
"COVID-19 benar-benar menghantam Italia. Banyak korban jiwa dan lebih banyak lagi yang terinfeksi. Menyaksikan semua ini sangat menyayat hati."
Baca Juga: PSS Sleman Akan Jalani Tes Virus Corona dan Latihan Tertutup
Hingga saat ini, tercatat tujuh pemain sepak bola profesional di Italia terjangkit virus corona atau COVID-19. Di antaranya pemain Juventus Daniele Rugini dan sejumlah pemain Sampdoria.
Di Italia sendiri virus corona, hingga saat ini, sudah menewaskan 1.809 orang. Dilansir AFP, Senin (16/3/2020), angka tersebut menjadikan Italia sebagai negara tertinggi kedua kasus kematian akibat virus corona selain China.
Sementara jumlah warga Italia yang terjangkit corona mencapai 24.747 orang.
Baca Juga: Dirjen WHO Ucapkan Terima Kasih kepada Jurgen Klopp, Ada Apa?
Wilayah Lombardy di sekitar Milan tetap menjadi pusat pandemi virus corona di Eropa, dan dilaporkan terdapat 1.218 kematian atau 67 persen dari total kasus di Italia.
Sedangkan di wilayah Puglia jumlah kematian dilaporkan naik dua kali lipat dari delapan orang menjadi 16 orang. Sementara wilayah Lazio yang mencakup ibu kota Italia, Roma, juga secara resmi mencatat 16 kematian secara keseluruhan dari 436 kasus.