Bolatimes.com - Kapten Liverpool, Jordan Henderson, menyisakan kisah menarik setelah mempersembahkan trofi Liga Champions musim 2018/2019. Ia kedapatan menangis di pelukan sang ayah usai berselebrasi bersama timnya di atas panggung.
Henderson memimpin rekan-rekannya saat mengalahkan Tottenham Hotspur pada laga final di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. The Reds menang dengan skor 2-0 lewat gol yang dicetak oleh Mohamed Salah dan Divock Origi.
Momen mengharukan tersebut tersaji saat Henderson berjalan menuju sudut tribune stadion. Ia nampak menghampiri pria paruh baya, yang tak lain adalah ayahnya, Brian Henderson.
Baca Juga: Dikaitkan Jadi Peraih Ballon d'Or, Van Dijk: Messi Pemain Terbaik Dunia
Gelandang berusia 28 tahun itu sontak membentangkan tangannya untuk memeluk sang ayah. Seketika, pelukan tersebut membawa Henderson larut dalam suasana haru di bahu kanan ayahnya.
"Saya senang bisa membawa pulang medali ini untuk Ayah," ujar Henderson, seperti dilansir dari Optus Sport.
Bukan tanpa alasan momen tersebut begitu sangat mengharukan. Sejak 2013, ayah Henderson sudah divonis mengidap kanker tenggorokan sehingga sejak saat itu keduanya jarang bertemu.
Baca Juga: Tuai Hasil Negatif, Ivan Kolev Pilih Mundur dari Kursi Kepelatihan Persija
"Ia (ayah) adalah pria yang amat membanggakan. Ia tak ingin saya menjenguknya ketika masa penyembuhan kanker, melihat kondisi yang tak memungkinkan," tutur Jordan Henderson setahun lalu.
"Karena itu, saya ingin bermain dengan baik demi membantu ayah kembali sehat," sambungnya.
Baca Juga: Kocak, Begini Ulah Mohamed Salah yang Bikin Geger Netizen
Sementara itu, di saat yang bersamaan, Brian Henderson yang sudah dari penyakit kanker itu turut terharu lantaran sang anak berhasil mewujudkan mimpi masa kecilnya berlaga di partai puncak Liga Champions.
''Saya adalah lelaki paling bangga sedunia. Momen ini sangat emosional karena air mata saya bercucuran,'' kata Brian Benderson.
''Saat dia masih 12 tahun,saya membawanya ke final Liga Champions di Old Trafford (AC Milan vs Juventus pada 2003). Ia bilang kepada saya, 'Ayah, saya akan bermain di sana suatu hari nanti'. Ternyata ia tak hanya bermain di final sekali, melainkan dua kali dan kini memenanginya,'' tandasnya.