Bolatimes.com - Pentas Piala Dunia 2018 baru saja usai. Meski begitu tak semua pemain beruntung bisa merasakan gegap gempita dan panasnya turnamen paling bergengsi sejagat itu.
Bahkan dengan predikat sebagai pemain terbaik pun belum tentu membuatnya bisa dengan mudah melenggang ke gelaran Piala Dunia.
Berikut 5 pemain terbaik dunia yang kurang beruntung belum merasakan Piala Dunia bahkan sepanjang karirnya di sepak bola
Baca Juga: Manchester United Tawarkan Rp1,2 Triliun untuk Harry Maguire
Gareth Bale
Berpredikat sebagai pemain termahal dan masuk deretan bintang di Real Madrid, ternyata urung membuat Gareth Bale mampu mengangkat prestasi Wales ke pentas Piala Dunia.
Pemain berusia 28 tahun itu telah mencetak empat gol dalam kualifikasi Piala Dunia 2014 tetapi Wales berada di peringkat kelima dan ketiga pada 2018.
Baca Juga: Kylian Mbappe Ajak N'Golo Kante Gabung PSG
Bale adalah pemain termuda yang pernah bermain dengan skuad senior Wales pada usia 16 dan 315 hari dan juga pemain termuda yang pernah mencetak gol untuk Wales.
Meskipun telah memenangkan liga paling bergengsi di dunia dari empat musim Liga Champions Eropa dengan Real Madrid, Bale sedikit tertinggal karena ia belum pernah bermain di Piala Dunia, apalagi memenangkan trofi yang paling didambakan.
George Best
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Agendakan Gelar Dua Uji Coba Bulan Depan
Siapa lupa dengan nama besar George Best. Pemain yang dijuluki memiliki sihir di kakinya ini tidak berdaya untuk membawa tim Irlandia Utara ke panggung Piala Dunia saat masih aktif.
George bermain untuk Manchester United, dan membuat 37 penampilan dengan tim Irlandia Utara dan mencetak sembilan gol.
Ketika Piala Dunia 1982 berlangsung di Spanyol, Irlandia Utara berhasil lolos. Sayang, George saat itu sudah berusia 36 tahun hingga membuatnya tak bisa bergabung dengan Irlandia Utara merasakan Piala Dunia.
Baca Juga: Presiden Bayern Munchen: Ozil Pantas Pensiun dari Timnas Jerman!
Eric Cantona
Salah satu legenda Manchester United ini menjadi salah satu pemain Prancis yang tak pernah merasakan serunya bermain di Piala Dunia.
Sikap tempramennya yang telah menghalangi. Sikapnya menghina pelatih kepala Henri Michel dengan mengatakan "sepotong kotoran" membuatnya didepak dari skuat Prancis selama kualifikasi Piala Dunia 1990. Cantona pun mendapat skorsing dengan larangan mengikuti pertandingan internasional.
Cantona kembali ke kualifikasi Piala Dunia 1994. Sayangnya, skuat Ayam Jantan harus tersingkir setelah kehilangan dua pertandingan saat bersua Israel dan Bulgaria.
Ryan Giggs
Ryan Giggs adalah pemain paling sukses dalam sejarah sepak bola Inggris. Karirnya menapaki sukses bersama Manchester United.
Namun sayang, karirnya di kancah internasional terutama di pentas Piala Dunia tak pernah terdengar.
Gelandang serba bisa ini melakukan penampilan pertamanya bersama Wales melawan Jerman pada 1991. Dia adalah pemain termuda saat itu yang mewakili Wales, pada usia 17 tahun 321 hari.
Pada tahun 1994, Wales hampir berhasil lolos ke Piala Dunia. Dalam pertandingan kualifikasi melawan Rumania, Wales membutuhkan kemenangan. Sayang dalam laga yang diakhiri dengan adu penalti tersebut, Wales gagal memenuhi ambisi setelah takluk 2-1 dari Rumania.
George Weah
Pesepakbola terbaik Afrika, George Weah, juga mengalami nasib yang sama yang tidak pernah memiliki kesempatan untuk bermain di Piala Dunia.
Namun hal tersebut tidak begitu mengejutkan karena Weah bermain untuk Liberia, tim yang tak pernah lolos ke Piala Dunia, dan hanya mampu berbicara sebanyak 2 kali dalam turnamen Piala Negara-Negara Afrika yaitu pada tahun 1996 dan 2002.
Weah telah memainkan 60 pertandingan bersama Liberia dengan 22 goal. Dia bukan hanya pemain hebat tetapi juga seorang pelatih yang handal.
Weah memenangkan Pemain Terbaik Dunia Tahun 1995 dan menjadikannya pemain non-Eropa pertama yang memenangkan penghargaan.
Dia juga satu-satunya pemain Afrika yang pernah memenangkan penghargaan Ballon d’Or, dan dinamakan sebagai Pemain Afrika Terbaik sebanyak 3 kali yaitu pada tahun 1989, 1994 dan 1995.
Arsene Wenger memboyong Weah ke Eropa, tepatnya ke Monaco pada 1988 setelah sebelumnya bermain untuk Tonnerre Yaounde. Dalam 14 tahun karirnya, Weah bermain untuk tim di Prancis, Italia dan Inggris.
Dia memenangkan Lique 1 dengan PSG dan membawa pulang penghargaan Sepatu Emas di Liga Champions 1994. Weah di juluki Pele dalam daftar 100 pemain hidup terhebat di dunia.
Meski tak pernah bermain di ajang Piala Dunia, George Weah justru moncer di dunia politik. Ia bahkan dipercaya sebagai Presiden Liberia yang ke-25.