Bolatimes.com - Miris dan mengejutkan, mungkin ungkapan tersebut pantas untuk menggambarkan tersingkirnya tim nasional Jerman dari fase grup F Piala Dunia 2018 di Rusia.
Terlebih, Der Panzer harus pulang setelah mengalami 2 kekalahan, tapi tentunya yang paling menyakitkan dikandaskan timnas Korea Selatan dengan skor 0-2 di Kazan Arena.
Apalagi, Jerman kebobolan 2 gol dari Korea Selatan di menit-menit terakhir pertandingn.
Baca Juga: Sempat Tertinggal Satu Gol, Tunisia Tumbangkan Panama
Kepulangan Jerman juga menegaskan adanya kutukan yakni juara bertahan mustahil untuk lolos dari fase grup.
Meski Jerman mengangkat trofi jaura Piala Dunia di Brasil empat tahun silam, mereka mengikuti jejak Prancis, Italia dan Spanyol dalam daftar tim yang tersingkir di fase grup setelah menjadi kampiun di edisi sebelumnya.
Ini sekaligus menjadi hasil terburuk bagi Jerman dalam sejarah mengikuti Piala Dunia.
Baca Juga: Inggris Takluk, Belgia Jawara Grup G
Maklum, baru kali ini Jerman tersingkir pada fase grup dalam 19 keikutsertaannya di Piala Dunia.
Bukan cuma kecaman dari suporter yang kecewa, reaksi keras juga datang dari 2 legenda sepak bola Jerman untuk hasil buruk tersebut.
Berikut kicauan dua legenda Jerman menanggapi kepulangan Tim Panzer di Piala Dunia 2018:
Baca Juga: Kocak! Jepang Malas-Malasan, Pemain Polandia Selonjoran
1. Lothar Matthaus
Melalui akun jejaring sosial Twitter @LMatthaeus10, legenda Jerman di Piala Dunia 1990 tersebut mengungkapkan kekesalannya dengan tim Panzer di Piala Dunia 2018.
Menurut Lothar Matthaus, Jerman pantas untuk pulang. Sebab, mereka tidak memiliki pemimpin, hasrat, semangat dan skuat yang salah.
Baca Juga: Sejarah Baru Lolosnya Jepang Karena Aturan Fair Play
"Lothar Matthaus: Germany deserve World Cup exit because they had no leaders, no passion, no spirit and the wrong squad," kicau Lothar Matthaus.
2. Michael Ballack
Setali tiga uang. Kekecewaan mendalam atas tersingkirnya Jerman dilampiaskan Michael Ballack melalui akun Twitter miliknya, @Ballack.
Bekas gelanda timnas Jerman ini mempertanyakan 3 hal mendasar terkait kepemimpinan, kepribadian dan mentalitas skuat Der Panzer.
"Kamu selalu bisa keluar lebih awal dengan tim yang buruk, tetapi tidak dengan tim seperti ini! @DFB_Team. Penilaian yang jujur harus dimulai! Kepemimpinan? Kepribadian? Mentalitas?" kicau Ballack.
Dosa-dosa Joachim Low
Joachim Low gagal mempertahankan gelar juara timnas Jerman di Piala Dunia 2018. Der Panser harus pulang lebih awal setelah menelan dua kekalahan di fase grup F.
Legenda timnas Jerman, Lothar Mattheus mengungkapkan beberapa kesalahan Joachim Low yang gagal mempertahankan gelar juara.
Menurut legenda yang pernah membela timnas Jerman era 80-an ini sampai saat ini masih heran mengapa bintang Manchester City, Leroy Sane tidak masuk dalam rombongan timnas Jerman ke Rusia.
"Saya masih tidak mengerti mengapa tidak ada Leroy Sane yang memiliki kecepatan dan kemampuannya untuk mencetak gol," kata Mattheus dilansir dari The Sun.
Penyerang Jerman, Timo Werner (Sumber: dfb.de)
Ia juga menyoroti peran penyerang Jerman pilihan Joachim Low, Timo Werner.
Menurutnya, Timo Werner tidak memiliki tipe permainan seperti Miroslav Klose dan beberapa legenda Jerman lainnya seperti Jurgen Klinsmann, Rudi Voller, Horst Hrubesch dan Gerd Muller sebagai predator di dalam kotak penalti.
"Werner bukan tipe striker seperti itu. Dia bergerak ke kanan dan ke kiri, itu berarti tidak ada orang di tengah, di dalam kotak penalti," jelas Mattheus.
Kapten Timnas Jerman, Lothar Matthaus (kiri) mengangkat trofi Piala Dunia 1990.
Matthaus menyayangkan pilihan Low yang tidak memainkan Mario Gomez yang dianggap lebih tajam di dalam kotak penalti.
Satu penyerang lain yang tidak dipilih Low juga menjadi kekecewaan tersendiri bagi Matthaus. Dia adalah penyerang Bayern Muenchen, Sandro Wagner.
"Low memiliki Mario Gomez tetapi dia hampir tidak menggunakannya. Sepertinya pelatih itu (Low -red) tidak punya keyakinan. Dan dia juga meninggalkan Sandro Wagner di rumah," tegas Matthaus.
Penyerang Bayern Muenchen, Sandro Wagner (Sumber: Bayern Munich).
Pemain yang pernah mengangkat trofi Piala Dunia 1990 ini menyayangkan strategi Joachim Low yang lebih memikirkan pengusaan bola daripada menciptakan peluang.
"Taktik sudah salah. Tim terbaik adalah tentang kecepatan. sejauh ini hanya tentang penguasaan, penguasaan, dan penguasaan, tidak mencetak gol. Menekan lawan juga tidak," ujar Matthaus.
"Saya masih tidak bisa mengerti keputusan Joachim saat pertandingan melawan Korea Selatan. Dia salah paham!" ungkap Matthaus kecewa.
Tersingkirnya Jerman menegaskan kutukan juara bertahan Piala Dunia semakin berlanjut sejak dimulai oleh Prancis pada 2002 hingga Italy, Spanyol dan Jerman kini menjadi korbannya.