Bolatimes.com - Gelaran Piala Dunia tak dimungkiri telah memberi warna pada perjalanan sejarah dunia sepak bola.
Sejak kali pertama dihelat pada 1930, evolusi sepak bola terus berjalan seiring bergulirnya turnamen empat tahunan tersebut.
Tak hanya soal taktik dan cara bermain saja yang terus mengalami perkembangan, tetapi juga bola yang memang merupakan elemen hakiki dari permainan itu sendiri.
Sejalan dengan penyelenggaraannya, bola yang digunakan di Piala Dunia terus menerus mengalami perubahan dan inovasi seiring kebutuhan dan tradisi yang hidup di dalam sepak bola.
Berikut transformasi bola di ajang Piala Dunia sejak pertama kali digunakan di tahun 1930 silam hingga munculnya Telstar pada 1970 yang menjadi titik paling dramatis dalam kemajuan teknologi pembuatan bola.
Bola Tiento dan T-Model (1930)
Uruguay merupakan tempat pertama kali Piala Dunia digelar. Ada dua bola yang dipakai saat Piala Dunia kala itu yakni Tiento dan T-Model.
Tiento merupakan bola buatan Argentina yang dibuat tanpa menggunakan tali. Sedangkan bola buatan Uruguay diberi nama T-Model yang mengenakan tali.
Yang unik dari kedua bola ini yakni cara pembuatannya. Bola ini menggunakan bahan dasar kulit hewan yang dijahit dan digelembungkan dengan tangan. Kedua bola ini terasa berat ketika turun hujan.
Federdale 102 (1934)
Piala Dunia edisi kedua ini digelar di Italia. Saat itu Italia menggunakan bola yang diberi nama Federdale 102. Meskipun itu juga bukan bola resmi karena Italia mengimpor sebagian bola lainnya dari Inggris.
Inovasi bola ini yakni menggantikan jahitan kulit dengan kapas. Kapas dipilih lantaran membuat tekstur bola lebih lembut dan ringan ketika disundul.
Namun proses pembuatannya sangatlah rumit. Bola dibuat menggunakan tangan dengan ketrampilan inflater untuk menentukan seberapa bulat bola itu.
Allen (1938)
Bola ini mirip dengan Federale 102. Bola ini dibuat oleh perusahaan yang berbasis di Paris.
Perbedaan dari Federale 102 yakni Allen memiliki tepi panel ke-13. Selain itu di tepi panelnya lebih bulat ketimbang Federale. Desain ini kemudian menjadi tren setelah Piala Dunia dihelat kembali pasca-Perang Dunia Kedua.
Duplo T (1950)
Bola ini dibuat di Argentina mengikuti desain dasar bola Tiento pada 1930. Yang berbeda di Duplo T yakni tidak lagi memerlukan skill inflater dengan menciptakan lingkup kulit yang tertutup sepenuhnya tanpa ada lagi jahitan.
Bola ini digelembungkan dengan pompa dan jarum melalui katup kecil persis seperti bola yang ada sekarang.
Swiss World Champion (1954)
Sesuai namanya, bola ini digunakan di Piala Dunia Swiss. Inovasi bola ini mengadopsi struktur 18 panel dengan setiap panel saling terkait dalam pola zig-zag. Bentuk bola ini menjadi rintisan beberapa dekade kemudian.
Bola ini dibuat oleh perusahaan bernama Kost Sport.
Top Star (1958)
Bola ini digunakan di Piala Dunia Swedia.
Bola ini merupakan buatan perusahaan Angelholm. Ini merupakan bola resmi Piala Dunia 1958. Bola yang dilabeli nama Top Star ini memiliki 24 panel.
Crack (1962)
Ini merupakan bola yang digunakan di Piala Dunia Cile. Crack dibuat oleh perusahaan asal Cile Custodio Zamora.
Bola ini memiliki 18 panel tetapi fitur yang melekat tersebar tidak beraturan. Beberapa heksagonal tetapi lainnya persegi panjang. Bola ini dijahit secara manual.
Namun Crack tidak bertahan lama setelah tim-tim Eropa menolak menggunakannya karena tidak memenuhi syarat. Akhirnya Top Star kembali digunakan.
Challenge 4-Star (1966)
Bola ini dibuat oleh perusahaan Slazenger yang merupakan penyedia peralatan raket olahraga.
Bentuk bola ini mirip dengan desain Top Star tetapi memiliki 25 panel.
Proses percobaan dan pengembangan untuk turnamen 1966 merupakan yang paling maju dalam sejarah Piala Dunia. 400 bola dalam tiga warna berbeda telah diminta untuk partai final, sementara setiap asosiasi nasional yang bersaing dikirimi bola enam bulan sebelum turnamen agar punya kesempatan agar akrab dengan si kulit bundar itu.
Telstar (1970)
Memasuki era 70an, desain bola untuk Piala Dunia mengalami perubahan yang drastis.
Perusahaan asal Jerman Adidas mendapat mandat dari FIFA untuk mendesain bola guna Piala Dunia Meksiko. Adidas pun menciptakan Telstar yang di kemudian hari menjadi ikonik di pentas sepak bola dunia.
Telstar memakai warna hitam putih di setiap panelnya dengan tujuan meningkatkan visibilitas di televisi kala itu yang untuk pertama kalinya disiarkan ke seluruh dunia.
Sejak kehadiran Telstar, Adidas terus melakukan inovasi pada bola yang dipakai untuk gelaran Piala Dunia. Mulai dari Telstar Durlast (1974), Tango (1978), hingga Tricolore (1998).
Di era 2000an, Adidas mulai benar-benar bereksperimen. Mereka menghilangkan tampilan tradisional ala Tango untuk bola yang dipakai di Piala Dunia 2002 Korea Selatan dan Jepang.
Generasi terbaru ini melahirkan Fevernova (2002), Teamgeist (2006), Jabulani (2010), Brazuca (2014) serta yang terkini Telstar 18.