Bolatimes.com - Babak perempat final Liga Champions musim 2018 tengah banyak diperbincangkan. Berbagai hasil seperti gagal lolosnya Manchester City, Barcelona dan terbaru Juventus yang baru saja tersingkir secara dramatis dari Real Madrid masih menjadi sorotan para pecinta sepak bola dunia.
Namun, Sobat Bolatimes tak lupa kan? tepat hari ini, pada 13 tahun yang lalu, 12 April 2005, tercipta pula sebuah laga perempatan final Liga Champions yang tak kalah mengesankan.
Sebuah fase perempat final yang mempertemukan laga derby dua raksasa satu kota antara Inter Milan kontra AC Milan yang berakhir dengan bara api yang menghiasi lapangan pertandingan.
Baca Juga: Tiga Calon Raja Liga Domestik Ini Gagal Melaju ke Liga Champions
Tepatnya, saat Inter Milan bertindak sebagai tuan rumah. Mereka butuh menang tiga gol ke gawang Milan untuk lolos ke babak selanjutnya. Sebelumnya di leg pertama, Inter harus mengakui keunggulan dari Milan 2-0 melalui gol Andriy Shevchenko dan Jaap Stam.
Namun, pada laga itu pertandingan berjalan tak sesuai keinginan tuan rumah. Milan justru mencetak gol lebih dulu melalui Shevchenko dan membuat agregat semakin melebar menjadi 3-0.
Semakin memanas ketika gol penyeimbang Inter yang dicetak oleh Esteban Cambiasso dianulir oleh wasit yang memimpin pertandingan, Markus Merk.
Baca Juga: Spekulasi Nasib Buffon Usai Gagal di Liga Champions
Keputusan wasit asal Jerman itu pun memantik amarah para suporter Inter yang akhirnya melempar flare ke lapangan. Salah satunya mengenai kiper Milan, Nelson Dida.
Pertandingan dihentikan pada menit ke-74 dan dilakukan penundaan selama 30 menit. Petugas pemadam kebakaran dipanggil untuk menghilangkan flare yang terbakar dari lapangan, pertandingan dimulai kembali. Namun, kurang dari satu menit kemudian, Merk akhirnya menyelesaikan pertandingan setelah lebih banyak flare dan puing menghujani.
Baca Juga: Netizen Anggap Biang Kekalahan Juventus Gegara Oliver
Atas insiden tersebut, Milan dianugerahi kemenangan WO dengan skor 3-0, dengan total agregat 5-0. Sedangkan Inter, didenda 200.000 euro dan dihukum empat laga pada awal Liga Champions musim berikutnya tanpa dukungan suporter.
Dilansir Bolatimes.com dari copa90.com, kegeraman para pendukung Inter Milan dinilai wajar lantaran minornya prestasi pada beberapa musim terakhir.
Tercatat, saat itu Inter hanya berhasil merengkuh satu trofi Coppa Italia dan dua Piala UEFA sejak 1989. Sebaliknya, pada periode yang sama AC Milan telah memenangkan 4 Liga Champions dan bermain di enam final dan enam gelar liga.
Baca Juga: Oliver Ternyata Punya Reputasi Hobi Keluarkan Kartu
Bolatimes.com/Irwan Febri Rialdi