Bolatimes.com - Piala Sudirman 2023 akan digelar pada 14-21 Mei, drawing turnamen sudah digelar pada Sabtu (25/4/2023) di Suzhao, China.
Hasil drawing Piala Sudirman menempatkan Indonesia di Grup B, tergabung bersama Jerman, Kanada dan Thailand.
Indonesia tentu akan meneurunkan skuad terbaik, mengingat turnamen ini termasuk salah satu ajang bergengsi.
Baca Juga: Daftar Peraih Medali Emas Terbanyak SEA Games Cabor Sepak Bola, Indonesia Cuma Dua Kali
Lantas seperti apa sejarah dari Piala Sudirman itu? turnamen ini pertama kali digelar pada 1989 di Jakarta.
Indonesia keluar sebagai juara setelah mengalahkan Korea Selatan di partai final, memakai format beregu.
Dengan mempertandingkan lima nomor, tunggal putra dan putri, ganda putra dan putri dan ganda campuran.
Melansir dari laman resmi BWF, nama Piala Sudirman diambil dari tokoh bulu tangkis Indonesia, Dick Sudirman.
Mantan pebulu tangkis Tanah Air kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara pada 19 April 1922 sosok sangat penting.
Khususnya dalam kesuksesan Indonesia menorehkan prestasi di ajang internasional, sempat menjabat sebagai Ketum PSSI selama 22 tahun.
Baca Juga: 5 Klub Terboros dalam Satu Musim, Salah Satunya Chelsea
Perioede 1952-1963 dan 1967-1981, meskipun gelar juara ajang ini lebih banyak diraih China sebanyak 12 kali edisi.
Masing-masing diraih pada tahun 1995, 1997, 1999, 2001, 2009, 2011, 2013, 2015, 2019 dan 2021, disusul Korea Selatan dengan 4 gelar.
Pada 1991, 1993, 2003 dan 2017, khusus edisi 2021 Korea Selatan harus kalah dari China di babak semifinal.
Baca Juga: Momen Lionel Messi Nyaris Pensiun di Usia 18 Tahun Gara-gara Tekel Brutal dari Pemain Chelsea
Sementara itu Indonesia tercatat baru sekali meraih gelar juara di ajang ini, tepatnya pada 1989 di mana kali pertama turnamen digelar.
Hingga saat ini Indonesia belum lagi bisa menorehkan gelar juara, meskipun deretan wakil mendominasi di setiap nomornya.
Trofi Piala Sudirman dirancang oleh salah satu seniman lulusan Fakultas Seni Rupa ITB (Institut Teknik Bandung) bernama Rusnadi.
Bagian atas trofi tersebut menyerupai Candi Borobudur, kemudian bagian badan menyerupai shuttlecock dengan tinggi mencapai 80 cm.
Trofi Piala Sudirman dilapisi emas 22 karat dengan berat 600 gram, menarik dinantikan bagaimana Indonesia akan kembali mencoba membawa pulang trofi tersebut.