Bolatimes.com - Sosok Livy Renata masih menarik untuk dibahas. Selain perkara uang SPP dan jajanya hingga jutaan rupiah, juga perihat kehidupan pribadinya hingga kini memutuskan bekerja di Sydney, Australia.
Livy merupakan ssalah satu selebgram yang terkenal di dunia e-Sport. Keseringannya bermain game on line cukup membuat namanya dikenal oleh para pemain Mobile Legend (ML), Valorant, juga Players Unknown Battle Ground (PUBG).
Livy Renata memang bukan pro player dan hanya bermain game online sebagai hobi. Namun karena kecantikan, keseksian, hingga konten menarik lewat TikTok-nya namanya semakin dikenal bahkan ditunjuk sebagai brand ambassador tim e-Sport bernama Alter Ego.
Baca Juga: Manchester City Jadi Klub Pertama yang Bangun Stadion Virtual di Metaverse
Yup, gamer yang satu ini sekarang meneruskan pendidikannya di Sydney. Setelah lulus dari sekolah internasional di Jakarta, ia kuliah di Sydney.
Menjalani peran sebagai mahasiswa yang jauh dari kenyamanan rumah orang tua, Livy Renata pun tertantang untuk bekerja paruh waktu. Sudah merupakan hal biasa jika mahasiswa bekerja paruh waktu, biasanya untuk menambah uang saku.
Nah, kebayang nggak seorang crazy rich bekerja paruh waktu? Yuk, langsung intip potret Livy Renata kerja di Sydney berikut ini.
Baca Juga: Semifinal Piala AFF U-23 2022 Hari Ini: Timor Leste Klaim Kantongi Kelemahan Vietnam
Livy Renata bekerja di sebuah gerai minuman. Tugasnya menerima order, membuat minuman, dan menyajikannya seperti juga di gerai minuman pada umumnya.
Livy terlihat tetap menawan meski cuma pakai kaus hitam dan apron karyawan. Apron ini sangat berguna untuk melindungi pakaian dari cipratan minuman yang dibuat.
Sebelum mulai bekerja, Livy juga sempat bikin sneak peek video nih.
Baca Juga: Shayne Pattynama Datang, Berikut 5 Pemain Timnas yang Kemungkinan Posisinya Tergusur
Livy sempat menceritakan pengalaman barunya ini di akun Twitter miliknya @livyrenata. Baru kali ini ia pernah bekerja. Bahkan, belum satu minggu saja Livy Renata sudah merasa capek.
Ia baru masuk tanggal 20 Februari 2021 dan di hari pertama mengungkapkan kelelahannya bekerja. "Sumpah ternyata kerja cape banget, I think I'm quitting Friday (kayaknya mau resign aja hari Jumat)," tulis Livy di Twitter.
Sebagai pekerja paruh waktu di gerai minuman, salah satu tugas Livy adalah mengepel. Nah, ternyata Livy nggak bisa ngepel.
Baca Juga: Kabar Buruk Jelang Kontra Timor Leste, Vietnam Sisakan 9 Pemain
Satu rekan kerjanya sudah mencontohkan cara mengepel, tapi Livy masih tetap nggak bisa. Livy bahkan mengepel ke arah depan. Alhasil, lantai yang sudah dipel kotor lagi karena terinjak kakinya sendiri.
Selain mengepel, Livy juga diminta untuk membuang sampah, menurut cuitannya di laman Twitter pribadinya. Livy pun merasa keberatan.
Pertama, menurut Livy sampahnya berat banget. Kedua, menurut Livy hal itu bukan termasuk tugasnya.
"IT IS NOT PART OF MY JOB DESCRIPTION BUAT BUANG SAMPAH WOY BERAT BANGET SUMPA," tulisnya.
Per 23 Februari 2022, Livy akhirnya keluar dari pekerjaan paruh waktunya itu. Yup, cuma kerja tiga hari. Ia pun mendapatkan upah sebanyak 10 dolar Australia per jamnya.
Selain kerja paruh waktu, hal baru yang harus dilakukannya di Sydney adalah beres-beres kasur sendiri. Ternyata, Livy juga nggak biasa beresin kasur sendiri.
(Suara.com/Farah Nabilla)