Bolatimes.com - Olimpiade selalu digembar-gemborkan sebagai pesta olahraga dunia yang dinantikan para atlet demi membela negara. Nyatanya ajang olahraga terbesar itu tak lepas dari praktik seks bebas.
Kenyataan pesta seks di olimpiade itu dibeberkan langsung oleh mantan peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 asal Britania Raya, Denise Lewis.
Pernyataan mengejutkan Denise Lewis yang meraih medali emas di hepthathlon putri Sydney 2000 saat menjadi bintang tamu di acara A League of Their Own.
Baca Juga: 5 Potret Body Goals Wulan Guritno saat Liburan, Bikin Pangling!
Denise Lewis blak-blakan mengaku dengan sengaja menguping rekan-rekan atletnya sedang pesta seks di kamar di perkampungan olimpiade.
Kepada pembawa acara, Romesh Ranganathan, Denise awalnya mendapat telefon yang menyebut orang-orang sedang melakukan hubungan seks di kamar sebelah.
"Saya ingat dalam satu kesempatan, ada seseorang yang benar-benar melakukan hubungan seks," ucap Denise dikutip dari Insider.
Baca Juga: Ukuran Lapangan Futsal Sesuai Standar FIFA
"Dan saya mendapat telefon, seperti 'secara harfiah, ini dan itu'," imbuhnya.
Terheran dengan pernyataan Denise, Ranganathan kembali menggali lebih dalam terkait informasi yang diungkapkan mantan atlet Inggris itu.
"Jadi, Anda mendapat telepon yang mengatakan,'Seseorang sedang berhubungan seks, siapa yang mau mendengarkan' begitu?" ucap Ranganathan.
Baca Juga: 5 Pesepak Bola Dunia yang Jauh Lebih Sukses daripada Ayahnya
"Ya, siapa yang mau mendengarkan. Kami bosan, bosan," jawab Lewis dengan ekspresi yang cukup serius.
"Jadi kalian semua masuk ke ruangan dan mendengarkan?" tanya Ranganathan lagi.
"Ya, dan secara harfiah.." jawab Denis Lewis sambil membuat gerakan menguping dengan telinganya.
Baca Juga: Eks Real Madrid Dicerai usai Tepergok Tidur dengan Pemilik Sekolah Dansa
Meski membenarkan adanya pesta seks di perkampungan olimpiade, Denise Lewis menolak untuk membeberkan identitas atlet yang bersangkutan.
Pesta seks di ajang Olimpiade bukanlah sesuatu yang baru dan mengejutkan, meskipun banyak pihak yang menyangkal ketika pertama kali mencuat.
Menurut laporan New York Post, Olimpiade Rio 2016 bahkan menyediakan sebanyak 450 ribu kondom dan 175 ribu paket pelumas.
Di Olimpiade Tokyo 2020, sebanyak 160 ribu kondom dibagikan namun penyelenggara mengimbau kepada para atlet untuk tidak melakukan kegiatan seks.
Hal itu dilakukan sebagai langkah pencegahan penularan Covid-19, sementara kondom yang dibagikan dijadikan sebagai cindera mata untuk dibawa pulang.
Namun nyatanya, kebijakan dan imbauan dari penyelenggara tidak digubris oleh para atlet, seperti pengakuan Susen Tiedtke.
Mantan atlet Olimpiade Barcelona 1992 dan Sydney 2000 itu mengklaim, aturan larangan berhubungan seks di kampung Olimpiade gagal total.
"Ini jadi bahan tertawaan besar untuk saya, itu sama sekali tidak berhasil. Seks selalu menjadi isu di perkampungan atlet," ucap Susen.
"Para atlet sedang berada di puncak fisik mereka ketika berlaga di Olimpiade, setelah kompetisi usai mereka ingin melepaskan energi tersebut.''
"Ada pesta demi pesta,kemudian alkohol juga ikut di dalamnya. Kebetulan orang berhubungan seks dan ada cukup banyak orang yang berjuang untuk itu," tandas Susen Tiedtke.