Kata Liliyana Natsir Tentang Performa Ganda Campuran Indonesia Sekarang

Kehadiran Liliyana Natsir ke ajang Indonesia Open 2019 ternyata sebagai wujud dukungan pada pebulutangkis Indonesia.

Galih Priatmojo | BolaTimes.com
Selasa, 23 Juli 2019 | 16:00 WIB
Pebulutangkis putri spesialis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. [Dok. PBSI]

Pebulutangkis putri spesialis ganda campuran Indonesia, Liliyana Natsir. [Dok. PBSI]

Bolatimes.com - Walau sudah gantung raket, nyatanya Liliyana Natsir urung lepas dari lingkungan bulutangkis Indonesia. Ia bahkan masih memantau progres para pemain di Pelatnas PBSI.

Khususnya sektor ganda campuran yang telah membesarkan namanya. Buktinya ia hadir langsung di Istora Senayan, Jakarta, untuk menyaksikan penampilan Tontowi Ahmad cs di Indonesia Open 2019.

Kehadirannya di Indonesia Open 2019 tak hanya sekadar untuk nostalgia ataupun memberikan dukungan moral.

Baca Juga: Ivan Rakitic Terbuka dengan Tawaran Klub Lain, Tapi...

Namun, ia juga memberi masukan kepada para juniornya. Diantaranya seperti Praveen Jordan, Melati Daeva Oktavianti, dan Winny Oktavina Kandow.

Lantas apa sajakah masukan-masukan yang diberikan perempuan 33 tahun yang akrab disapa Butet ini kepada 'adik-adiknya' di Pelatnas PBSI? Berikut petikan wawancaranya:

Baca Juga: Pelatih PSS Sleman Akui Kalah Kelas dari Bali United

1. Pendapat Anda soal Indonesia Open tahun lalu dengan sekarang?

Bedanya tahun ini hadiahnya lebih besar. Kedua feel-nya juga lain, kemarin jadi pemain sekarang jadi penonton.

Saya juga bilang dari kemarin-kemarin kalau mereka main saya datang untuk mensuport teman-teman. Bukan cuma ganda campuran saja, tapi teman-teman lainnya.

Baca Juga: Pamer Foto Nyaris Bugil, Irina Shayk Dilike Bek Milan Hingga Akun Ronaldo

Saya berharap ya lahir juara-juara baru di Indonesia Open ini. Untuk menambah kepercayaan diri ke Olimpiade 2020.

2. Bagaimana Anda melihat performa ganda campuran Indonesia di Indonesia Open tahun ini?

Memang agak surprise ya. Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja seharusnya punya kans untuk menang. Cuma itulah permainan ada kalah ada menang.

Baca Juga: Hajar PSS, Bali United Kini Berjarak Satu Poin dari Pemuncak Klasemen Liga

Yang paling penting adalah evaluasi kenapa bisa kalah, apa yang harus dilakukan kedepannya, dan saya rasa belum terlambat karena goal-nya di Olimpiade.

Saya harap pertandingan-pertandingan sekarang ini bisa jadi pengalaman buat mereka walaupun ekspektasinya ganda campuran bisa kasih gelar juara. Cuma ya saya harap mereka jangan down, jangan kecil hati.

Karena saya sering bilang, waktu sebelum Olimpiade 2016 Rio (de Janeiro), setahun sebelumnya itu saya juga merasakan hal yang sama.

Saya agak down karena sering kalah. Tapi yang penting di Olimpiade bagaimana persiapannya, karena puncaknya itu di Olimpiade.

Jadi saya sempat bilang juga ke Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, bahwa tidak apa-apa kamu kalah karena apa yang kalian lakukan dapat pelajaran dari situ.

Kalian kalah kenapa? Apa yang salah? Persiapan kurang? Atau komunikasi kurang itu harus dipelajari.

Jangan setelah dipertandingan kalian tidak dapat apa-apa, harus belajar evaluasi. Biar makin lama makin maju.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, melaju ke babak kedua Indonesia Open 2019 usai mengalahkan juniornya, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (17/7). [Humas PBSI]
Pasangan ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, melaju ke babak kedua Indonesia Open 2019 usai mengalahkan juniornya, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (17/7). [Humas PBSI]

3. Bagaimana menurut Anda penampilan Praveen/Melati di Indonesia Open 2019?

Ya itu, kemarin saya juga nonton Praveen/Melati, biasanya waktu ada saya dan Tontowi, penonton pasti terfokus pada saya dan Owi—sapaan akrab Tontowi.

Jadi kalau mereka gagal tak apa-apa yang penting Owi/Butet bisa dapat hasil maksimal.

Saya bilang pada mereka bahwa ini yang harus mereka persiapkan. Karena setelah Owi/Butet tidak ada otomatis yang terbaik ranking-nya adalah Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria.

Seperti kemarin saya lihat Praveen/Melati memang tekanannya besar sekali ke mereka. Kalau mereka mainnya sedang bagus, mungkin enggak kalah.

Tapi kemarin terlihat banget saat tersusul, mungkin pemikiran mereka bagaimana nih. Di game kedua mereka sudah tak bisa berkembang lagi.

Wajar ekspektasi pendukung dan pencinta bulutangkis Indonesia inginnya Praveen/Melati dapat hasil yang terbaik.

Saya rasa mereka juga tidak mau kalah, tapi dari segi mentalnya itu saya rasa belum siap. Saya juga pernah mengalami hal itu.

Saya bisa hattrick juara All England, tapi di Indonesia Open awalnya saya dua kali final tak pernah menang.

Saya sempat berpikir kok aneh ya, All England yang katanya angker saya bisa mendapat hattrick gelar, kok di Indonesia Open tak bisa juara.

Setelah kita evaluasi, dari segi mental atau non teknisnya yang kita kurang. Karena kita tuan rumah kita ingin main maksimal, menggebu-gebu, dan kurang kontrol. Mungkin non teknisnya terlalu banyak yang kami pikirkan saat itu.

Contoh main di tuan rumah ada saudara, keluarga, teman, minta tiket jadi fokus kita tidak cuma ada dipertandingan. Saya evaluasi itu.

Mungkin karena dekat ke mana-mana kita gampang keluyuran. Kalau di luar negeri kan kita cuma di hall dan hotel, begitu saja. Kalau di Indonesia kita kemana-mana kan tahu.

Jadi itu maksudnya untuk teman-teman atlet harus introspeksi karena main di Indonesia ini tidak mudah, penonton begitu banyak. Positifnya kita dapat dukungan, negatifnya beban berat.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, terhenti di babak awal Indonesia Open 2019 setelah takluk dari Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (16/7). [Humas PBSI]
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, terhenti di babak awal Indonesia Open 2019 setelah takluk dari Mark Lamsfuss/Isabel Herttrich (Jerman) di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (16/7). [Humas PBSI]

4. Saat Praveen/Melati kalah di babak pertama Indonesia Open 2019, Anda sempat berbicara dengan mereka. Apa yang dibicarakan?

Terutama Praveen Jordan ya, dia harus bisa jadi pemimpin. Karena Melati kan lebih junior. Praveen sudah juara All England, lebih pengalaman, dia tahu bagaimana mempersiapkan mental, latihan seperti apa.

Dia harus bisa bimbing Melati, jangan Melati bingung kamu juga ikutan bingung.

Praveen bilang ke saya, iya Cik saya habis ini latihan lebih keras lagi. Mudah-mudahan saya berharap ya.

Ya saya paham semua orang, netizen ingin setelah Tontowi/Liliyana langsung ada lagi ganda campuran penerus.

Namun, semua butuh proses, waktu, sabar, untuk mereka bisa menggantikan posisi Owi/Butet. Karena posisi saya dulu dengan Owi juga tak gampang.

Beban selalu di kita. Kalau kita kalah ya habis lah ganda campuran. Kalau kita menang mah biasa. Jadi mereka harus siap dalam kondisi seperti itu. Itu tak gampang, butuh waktu.

5. Apa nasihat untuk Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria?

Untuk Praveen/Melati dan Hafiz/Gloria, bagusnya di Indonesia Open 2019 ini mereka mendapat pengalaman.

Saya harapkan semoga mereka mau belajar, evaluasi, berubah, saya yakin masih ada waktu ke Olimpiade nanti.

Olimpiade itu misteri, belum tentu seeded satu, dua, dan tiga dapat medali, kadang-kadang bisa ada kejutan.

Itu yang saya harapkan untuk ganda campuran kita yang lolos ke olimpiade.

6. Bagaimana dengan penampilan Tontowi/Winny di Indonesia Open?

Memang saya ikuti ya dua kali mereka main di Indonesia Open 2019. Saya nonton, saya lihat penampilan Owi sudah cukup bagus, dan dia bisa menjadi pemimpin di pertandingan.

Tadi saya lihat dia bisa bawa Winny sehingga winny juga lebih tenang mainnya, karena memang kemarin saya sempat ngobrol sedikit sama Owi.

Ya dia bilang, "Cik kasih masukan ke Winny, tolong kasih tahu".

Saya bilang kalau mau pertandingan itu yang dipersiapkan mental. Kalau saya terlalu banyak ngomong ke Winny nanti takutnya tegang atau bagaimana kan.

Saya bilang ke Owi juga jangan terlalu galak-galak sama Winny. Jangan balas dendam, mentang-mentang dulu Owi sering saya tekan, sekarang dia mau menekan Winny.

Kan beda, Owi kan laki, sedangkan Winny perempuan. Pastikan perasaanya lebih sensitif. Yang ada Owi harus support dia, percayain dia, biar dia jadi diri dia sendiri, biar dia enjoy.

Kalau sudah begitu mungkin permainannya bakal keluar semua. Kalau terlalu tekan dan banyak nuntut dengan usia dia yang segini, pengalaman minim, takutnya malah Winny keganggu.

Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, tersingkir di Indonesia Open 2019 usai kalah dari Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) di babak perempat final di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (19/7). [Humas PBSI]
Pasangan ganda campuran Indonesia, Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow, tersingkir di Indonesia Open 2019 usai kalah dari Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia) di babak perempat final di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (19/7). [Humas PBSI]

7. Setelah melihat performa ganda campuran di Indonesia Open 2019, bagaimana dengan peluang mereka di Olimpiade 2020?

Harus optimis ya. Sekarang ranking Praveen/Melati kan masuk enam besar, Hafiz/Gloria juga cukup tinggi. Ya saya berharapnya sih mereka bisa konsisten.

Tak harus juara, tapi mereka bisa konsisten ke semifinal dan final. Kalau bisa seperti itu saya rasa aman untuk lolos ke Olimpiade.

Namun, yang harus diwasapadai adalah kemarin saya lihat pemain Korea Selatan sudah main juga. Ini sudah mulai persaingan, Malaysia juga target ke sana jadi persaingan nambah.

Makanya makin dekat Olimpiade persaingannya itu makin susah. Makanya saya bilang yang penting Hafiz/Gloria, Praveen/Melati bisa terus belajar, evaluasi.

Saya selalu tekankan tak ada yang terlambat. Olimpiade masih tahun depan, memang tak lama, tapi yang penting masih ada waktu.

8. Sudah sekitar enam bulan Anda pensiun. Apakah sudah punya hasrat jadi pelatih?

Kemarin saya berbicara dengan Cik Susy Susanti—kepala bidang pembinaan dan prestasi PBSI. Dia bilang apakah saya kangen? Saya bilang tidak ya. Karena mungkin saya sudah mual dan sampai bosan kali ya.

Jadi setelah selesai sampai titik mentok dan saya berhenti. Ya mungkin saya hanya kangen suasananya saja.

Tapi kalau persiapan dan latihannya tidak lah, karena sangat melelahkan. Jujur kalau pertandingan itu kita stres.

Kita jadi atlet itu bukannya enjoy jelang laga, tapi stres persiapannya, lawan bagaimana, kondisi fisik, makan, dan lain-lain itu buat stres.

Sekarang bisa dibilang agak plong ya. Karena kalau saya sakit minum obat apa saja boleh. Jadi ya ada plus minus lah.

Tapi setelah saya berhenti saya bisa menikmati hasil saya. Waktu-waktu terikat seperti jam malam sudah tidak ada. Saya bisa lebih rileks dan enjoy.

Berita Rekomendasi
Berita Terkait
TERKINI

"Laba kotor Perseroan juga meningkat 30 persen yang mencapai Rp 22,22 miliar dibandingkan tahun lalu yang sebesar Rp 17,8 miliar."

arena | 10:56 WIB

Pebalap MotoGP dari tim Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo tak ingin mengendurkan semangatnya untuk balapan di MotoGP Spanyol akhir pekan ini.

arena | 18:49 WIB

Fabio Di Giannantonio dan Marco Bezzecchi mengaku optimistis, karena keduanya berhasil finis di daftar delapan besar pada balapan utama MotoGP Amerika dua pekan lalu.

arena | 15:15 WIB

Pebalap Monster Energy Yamaha, Alex Rins bertekad untuk mengulangi kemenangan pada MotoGP Amerika Serikat 2024.

arena | 13:25 WIB

Pebalap Gresini Racing tersebut mengatakan, ingin meraih podium pertamanya di balapan yang berlangsung di Circuit of The Americas (COTA) Austin, Texas, pada akhir pekan ini.

arena | 12:30 WIB

Liberty Media membeli 86 persen saham MotoGP, dengan Dorna Sports mempertahankan 14 persen saham. Nilai perusahaan MotoGP ditaksir bernilai 4,2 miliar euro atau setara dengan Rp72 triliun.

arena | 20:51 WIB

Uji coba privat tim Monster Energy Yamaha bersama Fabio Quartararo dan Alex Rins itu dilakukan sebelum balapan seri ketiga MotoGP Amerika Serikat di Austin.

arena | 14:18 WIB

Pemilik kejuaraan balap mobil Formula 1, Liberty Media disebut siap untuk melakukan finalisasi pembelian, dan mengambil alih kejuaraan balap motor MotoGP, yang diprediksi mencapai angka 4 miliar dolar AS.

arena | 12:56 WIB

Dani Pedrosa merupakan juara dunia tiga kali, yang sebelumnya juga sempat turun sebagai wildcard untuk tim Red Bull KTM, dan finis di posisi keenam pada balapan Sprint, serta posisi ketujuh pada balapan utama GP Spanyol 2023.

arena | 12:37 WIB

Marco Bezzecchi dan Fabio Di Giannantonio tak segera berpuas diri usai sama-sama mencapai daftar 10 besar pada MotoGP Portugal di Sirkuit Algarve, Portimao akhir pekan lalu.

arena | 15:34 WIB

Duo pebalap Gresini Racing, Marc Marquez dan Alex menyatakan, siap mengalihkan fokus dan menatap balapan seri berikut di Sirkuit Austin, MotoGP Amerika Serikat pada 12-15 April 2024.

arena | 15:04 WIB

Pebalap Maverick Vinales mengakui, bahwa dirinya tidak terlalu mempersoalkan kegagalannya finis di MotoGP 2024 seri Portugal di Sirkuit Algarve, Portimao, pada Minggu (24/3/2024).

arena | 20:51 WIB

Pebalap Ducati Lenovo, Francesco Bagnaia langsung menatap balapan MotoGP 2024 seri selanjutnya di Sirkuit Amerika pada 12-14 April mendatang.

arena | 19:37 WIB

Meskipun tidak meraih kemenangan dalam sprint MotoGP Portugal 2024, Francesco Bagnaia dari tim Ducati tetap kokoh di puncak klasemen sementara. Di hari kedua di Sirkuit Internasional Algarve, Portimao, dia bersaing dalam latihan bebas 2, kualifikasi

arena | 06:22 WIB

Marc Marquez mengakui, jika pebalap muda tim Red Bull GASGAS Tech3, Pedro Acosta menjadi satu di antara pesaing yang harus diwaspadai di MotoGP 2024.

arena | 13:01 WIB

Adapun jadwal siaran langsung MotoGP Portugal 2024, pada Sabtu (23/3/2024) akan memulai ajang Sprint Race pukul 22.00 WIB.

arena | 09:29 WIB

Pebalap Marco Bezzecchi berhasil menumbuhkan kepercayaan dirinya menjelang babak kualifikasi, balapan Sprint, dan balapan utama MotoGP Portugal, yang berlangsung di Sirkuit Algarve Portimao, akhir pekan ini.

arena | 09:04 WIB
Tampilkan lebih banyak